Liga Spanyol membosankan
Meski membosankan dengan menghasilkan juara yang itu-itu saja, La Liga dan Serie-A tetap memiliki penggemar setia. Pamor dua liga ini memang ada di bawah Liga Inggris, tetapi dalam soal uang yang berputar jumlah nominalnya tak kalah besar.
Sampai 2018 nanti ,rerata uang dari hak siar yang bisa didapat Serie-A berkisar $1,8 miliar, sedang La Liga mencapai $978 juta. Jumlah pelanggan TV pada dua liga ini berkisar 10 - 12 juta pelanggan.
Data Forbes mencatat pada musim lalu seluruh tim La Liga bisa meraup uang sekitar $1,7 miliar dan Serie-A mencapai $1,4 miliar – pendapatan ini mencakup hak siar TV, hadiah kompetisi lokal dan non-domestik dan pemasukan tiket. Keunggulan keuntungan La Liga ketimbang Serie-A disebabkan prestasi tim-tim Spanyol yang berjaya di kompetisi Eropa dalam lima tahun terakhir.
Satu kesamaan antara La Liga dan Serie-A adalah dua kompetisi ini sarat dengan dominasi. Juventus di Italia dan Barcelona, Real Madrid serta Atletico Madrid di Spanyol. Poros kekuatan ini juga yang menentukakan arah pergerakan uang.
Ketidakadilan di Spanyol
Spanyol mesti berterima kasih kepada Real Madrid dan Barcelona. Dua tim inilah yang membuat La Liga ditonton orang. Ya, memang benar (meski Atletico sempat jadi juara 2013/2014 lalu) dominasi dua tim ini tetap membuat La Liga jadi membosankan.
Secara pamor, La Liga tentu kalah jauh ketimbang Liga Inggris. Namun, Barcelona dan Real Madrid tiap tahunnya selalu didapuk sebagai tim terkaya dengan pendapatan terbanyak tiap musim. Dalam tabel Football Money League yang dirilis rutin oleh Delloite tahun lalu total dua tim itu membukukan keuntungan mencapai US$1,29 miliar atau 70 persen dari keuntungan seluruh klub La Liga. WOW!
Madrid ada di peringkat satu dengan keuntungan $653 juta dan Barcelona di belakangnya dengan $ 634 juta. Hampir 43 persen pendapatan dua tim ini berasal dari sponsorship. Pemasukan terbesar kedua didapat dari pembagian uang hak siar La Liga. Di sinilah ketidakadilan itu muncul.
Dari $934 juta uang hak siar La Liga yang dibagikan musim lalu, sebanyak $328 juta atau 35 persen lari ke tangan Barcelona dan Real Madrid. Di Spanyol, kontrak hak siar memang tak dilakukan secara kolektif. Pemegang hak siar bisa bernegosiasi langsung dengan klub. Wajar jika industri selalu lebih mendahulukan Barca atau Real yang memang punya pasar begitu besar.
Hal ini berbeda dengan di Inggris, semua tim mendapatkan pembagian sama yakni $62 juta, dengan penambahan bonus disesuaikan dengan peringkat di akhir musim. Di Spanyol, pembagian sama itu nyaris tidak ada. Modal uang semua ditentukan oleh rating. Tak peduli jeblok prestasi Barca dan Real, mereka akan tetap dapat modal awal berkisar $160 juta, jumlah ini tentu timpang dengan Las Palmas, Sporting Gijon, Eibar yang hanya dapat $20 juta. Kondisi inilah yang membuat La Liga tak kompetitif, karena tim diluar Barca dan Real tak bisa mempunyai amunisi lebih untuk membeli pemain berkualitas.
Total valuasi harga pemain terbesar di La Liga adalah Real Madrid dengan $870 juta, di paling bawah ada Osasuna yang hanya $21 juta. Itu artinya ada gap sekitar 41 kali lipat antara yang terendah dan tertinggi. Di Liga Inggris, gap itu hanya 9 kali lipat, $589 juta yang dimiliki Manchester City dengan $59 juta milik tim promosi, Hull City.
Kondisi ini ketimpangan ini membuat Pemerintah Spanyol (Royal Decree) ikut intervensi. Pada 30 April 2015 lalu disepakati sebuah Undang-undang terkait pembagian pendapatan hak siar. Dalam aturannya hak siar akan dijual secara kolektif kepada penawar tertinggi. Sebanyak 93 persen diperuntukkan bagi klub La Liga dan Liga Segunda.
Dari 93 persen tersebut, 50 persen di antaranya akan dibagikan secara merata dan 50 sisanya didistribusikan berdasarkan kriteria seperti hasil selama lima musim terakhir dan dampak sosial tim itu seperti jumlah keanggotaan klub, penjualan tiket, dan rating televisi. Aturan ini akan menyebabkan tidak ada klub yang bisa menguasai hak siar hingga 20 persen seperti sekarang.
Namun jika dikaji lebih dalam, aturan ini tetap bisa membuat mereka untung dengan US$150 juta per musim. Tapi sudah tabiat manusia bersikap tamak. Real menggugat aturan ini ke meja hijau karena tahu bahwa dominasi uang itu tak bisa lagi leluasa dilakukan. Regulasi ini bukan jaminan La Liga akan sekompetitif Liga Inggris. Yang pasti, perubahan itu memang harus dimulai segera, karena La Liga itu bukan hanya Real Madrid dan Barcelona semata.
Belum ada Komentar untuk "Liga Spanyol membosankan"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...