MAKALAH BIOLOGI KELAS 10 : KINGDOM FUNGI
Senin, Oktober 23, 2017
Tambah Komentar
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kurangnya pengetahuan tentang hal hal kecil disekitar kita , mendorong kami untuk terus menggali ilmu bahkan sampai ke makhluk hidup kecil termasuk Fungi dan diharapkan saudara/i yang membaca makalah ini dapat lebih menghargai kehidupan kecil disekitar kita.
Dan kami membuka diri jika ada kritik dan saran untuk pengembangan diri kami selanjutnya.
Dan kami membuka diri jika ada kritik dan saran untuk pengembangan diri kami selanjutnya.
I.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan mencakup :
· Ciri - Ciri Umum Fungi
· Klasifikasi Fungi
· Peranan Fungi Dalam Kehidupan
I.3 Tujuan dan manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Membantu lebih menghargai kehidupan kecil di lingkungan alam
2. Memahami cara pola pikir ilmiah lingkungan
3. Agar mengenal lebih jauh tentang Kingdom Fungi
Manfaat makalah :
1. Memberikan siswa pengetahuan baru
2. Menambah wawasan pentingnya Fungi dalam kehidupan
BAB II
ISI MAKALAH
II.1 Ciri - Ciri Umum jamur
Umumnya, jamur merupakan organisme multiseluler, dan beberapa ada yang uniseluler . Jamur memiliki perbedaan yang terlihat dari struktur tubuh, memperoleh nutrisi, dan cara reproduksi.
II.1.1 Struktur Tubuh
Meskipun bersifat heterotrof, fungi tidak mencerna makanannya di dalam tubuh.Sel-sel penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang yang disebut hifa. Hifa bercabang cabang membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan membentuk tubuh buah. Hifa merupakan struktur menyerupai benang yang terdiri atas satu atau banyak sel yang dikelilingi dinding berbentuk pipa.
Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antar sel yang disebut septa. Septa memiliki celah atau pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat mengalir dan suatu sel ke sel lainnya. Sel jamur mengandung organel eukariotik, antara lain mitokondria, ribosom, dan inti sel (nukleus). Pada beberapa jenis jamur lainnya, hifa tidak memiliki sekat sehingga disebut asepta. Oleh karena tidak memiliki sekat, hifa jamur asepta merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan nukleus; disebut hifa senositik. Jumlah inti sel yang banyak merupakan hasil pembelahan inti sel yang berulang ulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
Hifa yang bercabang-cabang membentuk miselium memungkinkan terjadinya perluasan permukaan bidang absorpsi (penyerapan) sehingga sangat cocok sebagai alat penyerap nutrisi. Diperkirakan, 10 cm3 tanah organik yang subur dapat ditumbuhi hifa jamur berdiameter 10 µm sepanjang 1 km. Jamur yang hidup parasit pada organisme lain memiliki hifa yang termodifikasi menjadi haustorium. Haustorium adalah ujung hifa yang menembus jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap sari makanan. Hifa pada sebagian miselium ada yang berdiferensiasi dan termodifikasi membentuk alat reproduksi untuk menghasilkan spora. Miselium yang menghasilkan spora disebut miselium generatif.
II.1.2 Cara Memperoleh Nutrisi
Sel-sel penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang membentuk benang yang disebut hifa. Hifa bercabang cabang membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan membentuk tubuh buah.
Hifa merupakan struktur menyerupai benang yang terdiri atas satu atau banyak sel yang dikelilingi dinding berbentuk pipa. Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antar sel yang disebut septa. Septa memiliki celah atau pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat mengalir dan suatu sel ke sel lainnya. Sel jamur mengandung organel eukariotik, antara lain mitokondria, ribosom, dan inti sel (nukleus). Pada beberapa jenis jamur lainnya, hifa tidak memiliki sekat sehingga disebut asepta. Oleh karena tidak memiliki sekat, hifa jamur asepta merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan nukleus; disebut hifa senositik. Jumlah inti sel yang banyak merupakan hasil pembelahan inti sel yang berulang ulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
Hifa yang bercabang-cabang membentuk miselium memungkinkan terjadinya perluasan permukaan bidang absorpsi (penyerapan) sehingga sangat cocok sebagai alat penyerap nutrisi. Diperkirakan, 10 cm3 tanah organik yang subur dapat ditumbuhi hifa jamur berdiameter 10 µm sepanjang 1 km. Jamur yang hidup parasit pada organisme lain memiliki hifa yang termodifikasi menjadi haustorium. Haustorium adalah ujung hifa yang menembus jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap sari makanan. Hifa pada sebagian miselium ada yang berdiferensiasi dan termodifikasi membentuk alat reproduksi untuk menghasilkan spora. Miselium yang menghasilkan spora disebut miselium generatif. Jamur juga disebut dekomposer karena jamur berperan mengurai zat organik kompleks menjadi senyawa sederhana
II.1.3 Cara Reproduksi
Jamur dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual jamur bereproduksi dengan menghasilkan spora aseksual.Adapun secara seksual dengan konjugasi, selanjutnya membentuk spora seksual. Reproduksi aseksual terjadi jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan. Jika kondisi lingkungan kembali membaik, jamur bereproduksi secara seksual.
Spora dapat disebar dengan perantara angin, air, atau terbawa karena kontak dengan makhuk hidup lain. Penyebaran spora dengan air dapat mencapai jarak 100 mil (1 mil = 1,6093 kilometer).
Reproduksi seksual pada jamur bervariasi bergantung pada jenis jamur, tetapi pada setiap jamur selalu terjadi dengan konjugasi. Konjugasi ini diikuti oleh singami. Singami melibatkan plasmogami dan kariogami. Tahap pertama (plasmogami) merupakan tahap peleburan sitoplasma. Sedangkan tahap ke dua (kariogami) merupakan tahap peleburan inti
II.2 Klasifikasi Jamur
Saat ini terdapat lebih dari 100.000 spesies jamur yang telah diketahui. Jamur dibagi menjadi lima divisi, yakni divisi Chytridiomycota, Zygomicota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota (Campbell, 2008). Akan tetapi, yang akan dipelajari saat ini hanya empat divisi, yakni Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.
II.2.1 Divisi Zygomycota
Ciri- ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:
a. Tubuh multiseluler.
b. Habitat umumnya di darat sebagai saprofit.
c. Hifa tidak bersekat.
d. Reproduksi
- Vegetatif: dengan spora.
- Generatif: dengan konjugasi hifa (+) dengan hlifa (-) akan menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Habitat umumnya di darat sebagai saprofit. Jamur zygomycota ada yang hidup sebagai parasit pada manusia dan tumbuhan sehingga menyebabkan penyakit. Jenis jamur zygomycota lainnya hidup bersimbiosis saling menguntungkan dengan organisme lain. Misalnya dengan ganggang hijau- biru atau ganggang hijau membentuk lumut kerak (lichen), dan dengan akar tumbuh tinggi sebagai mikoriza.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya membentuk sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur inilah yang akan tumbuh menjadi miselium baru.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa betina adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan hifa betina) yang mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.
Contoh beberapa jenis jamur yang tergolong dalam Divisi Zygomycota:
1. Jamur Roti (Rhizopus Nigricans)
2. Jamur Tempe (Rhizopus Stolonifer)
3. Pilobolus
II.2.2 Divisi Ascomycota
Ciri- ciri jamur yang termasuk dalam divisi Ascomycotina adalah:
a. Tubuh ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler
b. Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak.
c. Hidupnya: ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (Lumut Kerak)
d. Reproduksi:
- Vegetatif: pada jamur uniseluler membentuk tunas – tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia.
- Generatif: membentuk askus yang menghasilkan askospora.
Ascomycota merupakan divisi terbesar dalam kingdom fungi. Jumlah anggota mencapai dari 60.000 spesies. Ciri utama dari divisi ascomycota adalah membentuk spora seksual yang disebut akospora. Akospora terbentuk kedalam kaksus, yaitu suatu tubuh buah khusus yang bentuknya menyerupai mangkuk atau botol. Tidak seperti Zygomycota, Ascomycota memiliki hifa bersekat. Anggota Ascomycota cukup beragam, ada yang bersel satu, misalnya yeast atau ragi (S.cerevase); ada pula yang bersel banyak, contohnya Penicillium dan ada pula yang membentuk tubuh buah, seperti Netrica dan peziza.
Pada umumnya anggota Ascomycotina adalah jamur bersel banyak. Seperti halnya Zygomycota, Ascomycota bersel banyak, reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk konidiospora atau sering disebut konidia (tunggal;konidium) saja. Konidia terbentuk pada ujung hifa khusus yang tumbuh tegak, yang disebut konidofor. Warna dari konidia bermacam-macam, ada yang hitam, merah, biru, dan hijau, bergantung pada jenis jamurnya. Konidia yang telah masak, apabila jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Sementara itu, reproduksi aseksual pada Ascomycota bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas (budding). Tunas yang telah masak akan terlepas dari sel induknya dan tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi seksual pada Ascomycota terjadi dengan cara membentuk askospora. Akospora dalah spora seksual yang terbentuk di dalam aksus. Aksus terdapat didalam badan buah yang disebut askokarp.
Pada Ascomycota ada dua jenis hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Hifa (+) membentuk alat kelamin jantan (anteredium) dan hifa(-) membentuk alat kelamin betina (askogonium). Kedua jenis alat kelamin tersebut bertemu dan terjadi plasmogami (penyatuan sitoplasma) tanpa disertai penyatuan inti. .Jadi,dalam peristiwa tersebut akan terbentuk sel dengan dua inti Askogonium yang telah meiliki dua inti tersebut akan menghasilkan hifa-hifa askogonium yang dikariotika (berinti dua). Hifa dikariotika itu bercabang-cabang membentuk tubuh buah yang disebut askokarp. Semetara itu, ujung hifa dikariotika akan membentuk sel khusus yang akan menjadi askus. Didalam aksus akan terjadi perleburan dua inti (diploid/2n). Selanjutnya, inti askus membelah dua kali.
Pembelahan pertama terjadi secara meiosis dan menghasilkan empat sel. Pembelahan kedua terjadi secara mitosis sehingga akhirnya terbentuk delapan akspora didalam aksus tersebut. Tubuh buah (askokarp) yang terbentuk memiliki bentuk bermacam-macam dan merupakan dasar klasifikasi dari ascomycota.bentuk-bentuk badan buah tersebut,antara lain kleistotesium,peritesium,apotesium,dan aksus telanjang.
a. Kleistotesium : berbentuk bulat tertutup,merupakan ciri dari kelas Plectomycetes.
b. Peritesium : berbentuk botol ,merupakan cirri dari kelas Pyrenomycetes.
c. Apotesium : berbentuk cawan,merupakan ciri dari kelas Discomycetes.
d. Akus telanjang : tidak membentuk badan buah,merupakan cirri dari kelas Protoascomycetes.
Spesies yang tergolong Ascomycota di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Penicillum
2. Ragi (Saccharomyces)
3. Neurospora
4. Hygrophorus coccineal dan Morchella deliciosa
II.2.3 Divisi Basidiomycota
Ciri- ciri jamur yang termasuk dalam divisi Basidiomycotina adalah:
a. Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora.
b. Kebanyalcan anggota spesies berukuran makroskopik
c. Spora seksualnya terbentuk pada basidium yang berbentuk ganda.
d. Berdaging, saproba, tubuh buah seperti payung, tetapi pada beberapa spesies tangkainya asimetris, pendek bahkan tidak bertangkai.
f. Basidiospora terdapat di permukaan lamela atau bilah yang terbentuk di bagian bawah tudungnya. Contoh terkenal dari Agaricaceae ini adalah Vovariella volvacea (jamur padi, jamur damai).
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya di daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia.
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Basidiomycota bereproduksi secara aseksual dengan permulaan pembentukan spora aseksual. Budding terjadi ketika suatu perkembangan sel induk dipisahkan menjadi sel baru. Setiap sel dalam organisme dapat kuncup. Pembentukan spora aseksual yang paling sering terjadi di ujung struktur khusus yang disebut conidiophores.
Daur hidup Basidiomycotina dimulai dari pertumbuhan spora basidium (konidium). Konidium akan tumbuh menjadi benang hifa yang bersekat dengan satu inti, kemudian hifa membentuk miselium. Hifa dari dua strain yang berbeda (+ dan -) ujungnya bersinggungan dan dinding selnya larut. Inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lain, terjadilah sel dikariotik. Dari sel dikariotuh akan tumbuh hifa dikariotik dan miselium dikariotik, miselium akan tumbuh menjadi tubuh buah dengan bentuk tertentu misalnya seperti payung.
Berikut beberapa contoh spesies dari Divisi Bacidiomycota:
1. Puccina Graminis
2. Jamur Merang (Volvariella Volvacea)
3. Ustilago Maydis
4. Jamur Kuping (Auricularia Auricula)
5. Amanita Muscaria
II.2.4 Divisi Deuteromycota
Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif. Contoh Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya: Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit,Microsporum sp. Dan Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.
Ada sekitar 25.000 spesies jamur yang dimasukkan dalam divisi Deuteromycota. Jamur Deuteromycota sering disebut juga fungi imperfecti Karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini dilakukan secara aseksual dengan membentuk konidia seperti pada jamur Ascomycota.
Ada sekitar 25.000 spesies jamur yang dimasukkan dalam divisi Deuteromycota. Jamur Deuteromycota sering disebut juga fungi imperfecti Karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini dilakukan secara aseksual dengan membentuk konidia seperti pada jamur Ascomycota.
Jika anggota jamur Deuteromycota sudah ditemukan secara reproduksi seksualnya, ia dimasukkan kedalam divisi yang berbeda. Sebagai contoh adalah jamur oncom (Monilia sitophila). Dahulu, jamur tersebut termasuk dalam divisi Deuteromycota.Namun setelah diketahui bahwa jamur ini dapat membentuk askospora, sekarang jamur tersebut termasuk divisi Ascomycota, dengan nama Neurospora crassa. Contoh lainnya adalah Aspergillus dan penicillium. Beberapa anggota aspergillus dan penicillium ada yang termasuk divisi Deuteromycota, sementara anggota lainnya termasuk divisi Ascomycota. Ciri lain dari Deuteromycota adalah hifanya bersekat. Sebagian besar anggota Deuteromycota bersifat merugikan karena merupakan perasit yang dapat menimbulkan penyakit baik pada manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Contoh anggota Deuteromycota yang merugikan, antara lain Chladosporium penyebab penyakit kulit, Trichophyton dan Epudermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku, serta Microsporium penyebab penyakit rambut dan kuku.
Berikut adalah contoh jamur dari Divisi Deutoremycota:
1. Aspergillus
2. Epidermophyton dan Mycosporium
3. Fusarium, Verticellium, dan Cercos
II.3 Lichenes dan Mikoriza
Beberapa spesies jamur hidup bersimbiosis dengan ganggang dan akar tumbuhan tingkat tinggi. Jamur yang bersimbiosis dengan ganggang dinamakan Lichenes, sedangkan jamur yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi dinamakan mikoriza.
II.3.1 Lichenes
Lichenes merupakan simbiosis mutualisme antara sel ganggang dan miselium jamur yang hidup di batu, batang pohon, dan pada dinding bangunan. Jenis jamur yang bersimbiosis biasanya dari golongan Ascomycota dan Basidiomycota, sedangkan ganggang yang bersimbiosis biasanya yang bersel tunggal atau berbentuk benang dari Chlorophyta atau Cyanophyta
Lichenes mengadakan reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan soredium. Ganggang dan jamur dapat bereproduksi sendiri-sendiri atau secara bersama-sama baik secara seksual maupun aseksual. Reproduksi yang dilakukan secara bersamaan antara ganggang dan jamur akan berlangsung lebih lambat dibandingkan bereproduksi sendiri-sendiri.
Lichenes mampu berfotosintesis karena memiliki klorofil. Fotosintesis dapat terjadi jika kadar air pada Lichenes berkisar 65%-90%. Pada kondisi udara kering fotosintesis terhenti. Lichenes mendapat mineral dari debu yang larut oleh air hujan.
Lichenes kurang dapat bertahan terhadap polusi udara dan sangat sensitif terhadap SO2 dan zat beracun lainnya. Kematian Lichenes dapat menjadi tanda bahwa kondisi udara sudah dalam tingkat membahayakan. Jadi, Lichenes dapat dijadikan indikator terhadap polusi udara.
Hubungan simbiosis mutualisme dalam Lichenes masih belum jelas. Diperkirakan ganggang mendapat air dan mineral dari jamur, sedangkan jamur mendapat makanan dari hasil fotosintesis ganggang. Lichenes mampu hidup di atas batuan yang terbuka sehingga dijuluki sebagai tumbuhan perintis. Contoh Lichenes adalah Usnea sp. dan Cladonia deformis. Bentuk Lichenes bermacam-macam, ada yang berbentuk kerak (crustose). berbentuk daun (foliose), dan berbentuk tumbuhan perdu (fruticose).
II.3.2 Mikoriza
Mikoriza adalah struktur yang terbentuk karena adanya simbiosis jamur dan akar tumbuhan tinggi. Frank, ahli Botani berkebangsaan lennan. merupakan orang yang pertama kali menemukan hubungan simbiosis antara akar tumbuhan dan jamur yang dinamakan mikoriza pada tahun 1885.Mikoriza ditandai dengan adanya pembengkakan pada akar dan terlihat miselium pada potongan melintangnya. Jika ditinjau dari struktur anatomi, tipe mikoriza dapat dibedakan sebagai berikut.
II.3.2.1 Ektomikoriza
Ektomikoriza ditandai dengan adanya selubung berupa jala yang menutupi permukaan akar. Ektomikoriza ditandai dengan hifa jamur yang membentuk ektomikoriza dan masuk ke ruang interseluler sel-sel korteks. Ektomikoriza banyak dijumpai pada beberapa jenis tumbuhan hutan seperti Pinus, Shorta, dan Eucaliptus.
II.3.2.2 Endomikoriza
Endomikoriza dicirikan oleh adanya hifa yang masuk ke sel-sel korteks pada akar tumbuhan.
II.3.2 .3 Ektendomikoriza
Ektendomikoriza merupakan gabungan antara endomikoriza dan ektomikoriza. Sebagian hifa ada di permukaan akar dan ada pu1a yang masuk ke dalam sel korteks. Pada umumnya. sekitar 3% pohon di hutan dapat membentuk ektomikoriza. Pada Gymnospermac, seperti pada famili Pinaceae dan Cupoessaceae. Adapun pada Angiospemsae antara lain pada famili Salicaome. Sapindaceae. Fagaceae. dan Solanaceae. Jamur yang membentuk mikoriza umurnnya dari golongan Basidiomycota dan Ascomycota. Contohnya Rhizopogon sp. dan Selerodenno sp.
II.3.3 Keuntungan Tumbuhan Dengan Adanya Mikoriza
Keuntungan tumbuhan dengan adanya mikoriza adalah sebagai berikut :
1) Pertumbuhannya lebih cepat dan dapat meningkatkan penyerapan unsur hara terutama fosfat.
2) Tumbuhan lebih tahan kekeringan karena mikoriza dapat meningkatkan ketersediaan air.
3) Mikoriza melindungi akar dari infeksi organisme yang patogen.
4) Mikoriza dapat membentuk hormon auksin, sitokinin, dan giberelin yang berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan tumbuhan.
II.4 Peran Jamur Bagi Kehidupan
Jamur memiliki pola hidup yang beraneka ragam. Hal tersebut menyebabkan jamur tidak hanya dapat menguntungkan. tetapi juga dapat menimbulkan kerugian pada manusia.
Ada beberapa jamur yang memiliki kemampuan untuk melapukkan sisa bahan organik sehingga menjamin daur unsur kimia di alam. Oleh sebab itu. peranan jamur sangat vital. Dapatkah Anda membayangkan jika jamur tidak ada? Dapat dipastikan sampah dan bangkai makhluk hidup lainnya akan menumpuk serta tidak teruraikan dan tidak kembali ke alam.
Jamur yang tergolong Basidiomycota. seperti Voltariella volvacea, Boletus eduli dan Coninellus shiitake dapat dikelola untuk dikonsumsi dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum berperan dalam pembentukan antibiotik penisilin. Pentrillium camemberti dan Penicillium requeforti dalam industri keju untuk menambah aroma dan cita rasa.
Saccharomyces cerrviceae banyak digunakan dalam industri rumah tangga seperti pembuatan tape dan pembuatan minuman ber-alkohol. Rhizopus stolonifer berguna dalam pembentukan tempe. Neurospora crassa dalam pembuatan oncom yang merupakan makanan yang cukup mengandung protein. Jamur yang membentuk mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tumbuhan tinggi karena dapat membantu tumbuhan untuk menyerap unsur hara.
Selain menguntungkan. jamur dapat pula merugikan manusia. Jamur dapat menguraikan bahan yang diperlukan manusia sehingga mendatangkan kerugian yang sangat besar. Contoh kerugian yang ditimbulkan jamur ialah pembusukan makanan serta pelapukan kayu pada kapal dan jembatan. Begitu pula jamur dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Beberapa jamur dapat merugikan tanaman pertanian. Jamur yang dapat menimbulkan penyakit ini pada umumnya dari divisi Deuteromycota seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang baik hatinya memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin
Dan kami sangat berterima kasih jika ada kritik dan saran yang akan membangun diri kami dimasa depan.
Daftar Pustaka
Internet:
Belum ada Komentar untuk "MAKALAH BIOLOGI KELAS 10 : KINGDOM FUNGI"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...