MAKALAH AQIDAH AKHLAK KELAS 12 : ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari bergaul dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari baik dengan orang yang lebih muda, tua bahkan dengan lawan jenis.
Dalam Islam bergaul dengan orang lebih muda dan lawan jenis sudah diatur oleh aturan Allah Swt.
Maka dari permasalah diatas kami mencoba membuat mskslsh ini dengan judul “ Adab Bergaul dengan Orang yang Lebih Muda dan Lawan Jenis”
B.   Rumusan Masalah
Supaya dalam pembahasan dan penulisan lebih terarah, maka kami merumuskan masalah-masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana adab bergaul dalam islam kepada yang lebih muda?
2.      Bagaimana adab bergaul dalam islam kepada lawan jenis?
3.      Bagaimana larangan bergaul dengan lawan jenis?
4.     Bagaimana adab pergaulan dalam Islam dengan teman sebaya?
5.     Bagaimana adab pergaulan dalam Islam dengan teman yang lebih tua?
C.   Tujuan Penelitian
1.      Memenuhi salah satu tugas bidang study Akidah Akhlak.
2.      Mengetahui adab bergaul dalam islam dengan yang lebih muda
3.      Mengetahui adab bergaul dalam islam dengan lawan jenis
4.      Untuk mengetahui larangan bergaul dengan lawan jenis
5.     Untuk mengetahui adab pergaulan dalam Islam dengan teman sebaya.
6.    Untuk mengetahui adab pergaulan dalam Islam dengan teman yang lebih tua.
7.    Untuk memenuhi slah satu tugas mata Pelajaran Aqidah Akhlak.
D.   Manfaat
1.    Dapat menjadi referensi atau pengetahuan bagi para remaja islam supaya bias bergaul dengan baik
2.    Dapat meningkatkan keimanan dan kehati-hatian terhadap apa yang Tuhan larang.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   ADAB BERGAUL TERHADAP ORANG YANG LEBIH MUDA
1.    Pengertian orang yang lebih muda
Pemuda dalam bahasa Arab disebut dengan syabab atau fata. Hal tersebut dapat dijumpai di dalam al-Qur’an dan hadis nabi. Di dalam al-Qur’an terdapat dalam firman Allah Swt.
قَالُواْ سَمِعۡنَا فَتٗى يَذۡكُرُهُمۡ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبۡرَٰهِيمُ ٦٠
“Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. (QS. An-Anbiya(21):60)
Sementara di dalam hadis Rasullullah saw. Bersabda :
Artinya : “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada perlindungan (sama sekali) kecuali perlindungan dariNya: Seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terkait kepada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan danberkumpul dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik, maka ia berkata: “Aku takut kepada Allah Swt. “Seseorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya serta seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesunyian lalu kedua matanya meneteskan air mata. (HR. Bukhari-Muslim)
Sementara dalam bahasa Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai setengah umur dan merupakan lawan kata tua.
Orang yang lebih muda yang dimaksud disini adalah anak kecil atau remaja dan para pemuda.
Dalam bergaul dengan anak kecil Rasullullah saw. Memberi teladan saat beliau mencium Hasan dan Husein di hadapan al Aqra bin Habis yang terheran-heran lalu ia berkata: “Wahai Rasullullah Saw saya mempunyai sepuluh orang anak, tetapi tidak ada seorangpun yang pernah aku cium seperti engkau ini”. Rasullullah Saw memandangnya dan berkata: “Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya  tidak akan disayangi oleh Allah”. (HR. Bukhari Muslim)
Karena pemberian rahmat Allah Swt itulah Rasullullah Saw senantiasa merasa senang dan berusaha menggembirakan hati anak-anak kecil, menghibur dan bila ada tamu yang mengunjunginya dan membawa oleh-oleh, maka sosok yang diberikan terlebih dahulu adalah anak-anak.
Demikian pula bergaul terhadap remaja. Remaja adalah masa pencarian jati diri. Remaja merupakan kelompok maasyarakat yang biasanya kreatif dan inovatif. Hal ini juga terjadi dalam pergaulan mereka. Oleh karena itu banyak dijumpai para remaja yang berusaha menonjolkan identitas pribadi atau kelompoknya. Mereka biasanya akan meniru siapa saja yang menurut mereka layak untuk ditiru seperti guru, ulama, artis, dan para tokoh lainnya. Dalam beberapa kejadian ditemukan banyak penyimpangan yang di lakukan oleh para remaja ini seperti adanya komunitas ataugang yang identik dengan perilaku buruk seperti gang motor dan sebagainya.
Islam memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental kaum muda. Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang. Merekalah pondasi yang menopang masa depan umat islam. Adab bergaul dengan orang yang lebih muda pada dasarnya ditunjukan untuk menjadikan generasi yang dapat menggantikan tongkat estafet pengembangan umat yang lebih baik.
Al-Qur’an menceritakan tentang potret pemuda Ashabul Kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah Swt. Sehingga Allah menyelamatkan para pemuda tersebut dengan menidurkan mereka selama 309 tahun. Allah Swt, berfirman:
وَلَبِثُواْ فِي كَهۡفِهِمۡ ثَلَٰثَ مِاْئَةٖ سِنِينَ وَٱزۡدَادُواْ تِسۡعٗا ٢٥
Artinya : “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan tambah Sembilan tahun (lagi)”. (QS. Al-Kahfi:25)
2.    Tata Cara Bergaul dengan Orang Lebih Muda
a.    Memberi nasehat dengan bijak
Kalangan muda khususnya remaja dan pemuda adalah masa pancaroba. Masa muda mempunyai posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk memberikan sumbangsihnya dalam membangun kemajuan. Bersamaan dengan itu, masa muda juga merupakan masa yang penuh dengan godaan untukmemperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa, yang tidak jarang menyebabkan hidupnya terguncang. Oleh karena itu perlu mendapat nasehat dari orang yang lebih tua.
Yang menjadikan mereka mengikuti kita adalah kelemahan dan kelembutan sikap kita, Allah swt. Berfirman:
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ ١٥٩
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka  dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”(QS. Ali ‘Imran (3):159)
Dengan demikian orang tua yang bijak adalah orang tua yang berupaya secara bijak mengajak anaknya kepada jaln yang benar. Hal ini  seperti kisah Nabi Yusuf AS
“Dan tatkala Dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami member Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:”Marilah ke sini!” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
Rasulullah saw. Sendiri sering memberikan arahan dan nasehat kepada para pemuda.
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai.”(HR. Bukhari Muslim)
b.    Mempererat Persaudaraan
Allah swt. Berfirman:
لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ ٩٢
Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali “Imran:92)
Dalam hadis lain Rasullullah  saw. Bersabda:
"Diriwayatkan dari Abi Musa ra. Dia berkata,”Rasullullah saw. Pernah  bersabda: ‘Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.”(HR. Bukhari)
c.    Memberi perhatian dan kasihsayang
Rasullullah saw.bersabda:
“Rasulullah saw. Bersabda: Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga.”(HR. Baihaqi)
“Dari Abu Hurairah ra berkata: “Kalian tidak akan masuksurga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak (dikatakan) beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahu pada kalian pada satu hal, yang jika kalian lakukan,maka kalian akan saling mencintai?(Yaitu) sebarkanlah salam diantara kalian.”(HR. Muslim)
d.    Memberi teladan yang baik
Firman Allah :
 وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ٤
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(QS. Al-Qolam:4)
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan anak-anak, remaja, dan pemuda. Allah swt. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim(66):6)
e.    Melakukan pembinaan dengan baik
Firman Allah :
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۢ بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ ٢١
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”(QS. At-Thur:21)
Rasulullah saw. Bersabda:
“Dari Anas ibn Malik dari Nabi saw. Bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit dan berilah kabar gembira dan jangan menakut-nakuti. Rasulullah saw.suka memberikan keringanan dan merahasiakan (amal saleh) kepada manusia.”(HR.Bukhari)
f.     Memberikan penghargaan atas capaian prestasi
Firman Allah :
مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٧
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yan lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An-Nahl:97)
Abu Hurairahra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan dalam segala sesuatu ia dipandang lebih baik. Raihlah apa yang memberikan manfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah. Janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu, janganlah berkata, kalau aku berbuat begini, pasti begini dan begitu tetapi katakanlah “Allah swt telah menentukan dan Allah menghendaki aku untuk berbuat karena kata “kalau” akan mendorong pada perbuatan setan”. (HR. Muslim)
3.    Larangan dalam bergaul dengan yang lebih muda
a.    Tidak meminta penghormatan yang berlebihan
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah dari Umar bin Khattab ra.
“Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.”(HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)
b.    Antipati
Antipati yaitu sikap tidak percaya kepada seseoranng atau suatu komunitas.
Rasulullah saw bersabda:
“Anas ra berkata,bahwa Nabi saw bersabda: “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa’i)
c.    Tidak memahami aktifitas generasi muda
Allah swt berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka”. (QS.Al-Hujurat (49):11)
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasulullah” Jauhkanlah diri kamu daripada sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan, (hati)”. (HR.Muttafaq ‘Alaih)
B.   ADAB BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS
a.    Pengertian lawan jenis
Lawan jenis berarti lawan dari jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga wajar,jika terjadi pergaulan diantara mereka. Allah swt berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat (49): 13)
b.    Tata cara bergaul dengan lawan jenis
1.    Berteman semata-mata karena Allah
Rasulullah saw bersabda
“Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka ia akan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang lainnya; mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada berbuat syirik (menyekutukan) Allah”. (HR. Muslim)
Persahabatan antar lawan jenis dapat dengan mendoakan dengan tulus. Rasulullah saw bersabda
“Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR. Muslim)
2.    Menutup Aurat
Allah swt berfirman
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ٥٩
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk kenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab (33): 59)
Hadis Rasulullah saw
“Wanita itu adalah aurat.Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki”.(HR. Tirmidzi)
3.    Menjaga Kemaluan
Allah swt. Berfirman
قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ ٣٠
Artinya :“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nur (24): 30)
4.    Menundukan Pandangan
Rasulullah Saw bersabda:
“Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan serta zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan oleh kemaluan”.(HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadis lain dari Jabir bin Abdullah ra berkata:
Aku bertanya kepada Rasullullah saw mngenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkan supaya memalingkan pandanganku. (HR. Muslim)
5.    Saling bertanggung jawab
Rasulullah saw bersabda:
“Seorang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan, yang bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. (HR. Bukhari)
c.    Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis
1.    Berkhalwat
Dalam hal ini melalui Uqbah Ibn Amir, Rasulullah saw bersabda:
“Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda: janganlah kamu masuk ke kamar-kamar perempuan. Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana hukum masuk ke dalam kamar ipar perempuan. Nabi menjawab; ipar itu adalah kematian kebinasaan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Umar bin Khattab bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barang siapa yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin”. (HR. Ahmad)
2.    Melakukan pembauran (ikhtilat) dengan lawan jenis
Allah swt berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji,dan suatu jalan yang buruk”.(QS. Al-Isra (17):32)
3.    Bersolek berlebihan
Dalam hal ini Allah swt berfirman:
وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ وَأَقِمۡنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعۡنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذۡهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجۡسَ أَهۡلَ ٱلۡبَيۡتِ وَيُطَهِّرَكُمۡ تَطۡهِيرٗا ٣٣
Artinya “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,  hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. (QS. Al Ahzab (33):33)

A.   ADAB PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA DAN TEMAN LEBIH TUA
adab (ادب) dalam bahasa arab yang artinya budi pekerti, tata krama, atau sopan santun. arti adab secara keseluruhan yaitu segala bentuk sikap, prilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak. orang yang beradab adalah orang yang selalu menjalani hidupnya dengan aturan atau tata cara.
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturanagama, terutama Agama Islam. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum. Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dari segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.
Selaku makhluk sosial, kita tentu tidak akan hidup hanya seorang diri saja. Kita membutuhkan yang namanya teman dalam hidup kita. Namun, dalam mencari teman kita harus selektif dan hati-hati. Tidak semua orang harus kita jadikan teman, dan setelah kita mendapatkannya, kita tidaklah asal-asalan di dalam bergaul dengannya.
1.    Carilah Teman Yang Baik
Dalam mencari teman, carilah teman yang selalu mengingatkan kita dalam kebaikan, yang bisa menuntun kita menuju jalan-Nya.
Karena teman yang baik bisa menjadi syafa’at bagi kita pada hari kiamat kelak.
2.    Etika Berinteraksi
Ketika kita bertemu dengan seorang Muslim hendaklah kita mengucapkan salam walaupun kita tidak mengenalnya, dan berilah senyuman karena senyuman itu sebagian dari ibadah. Dan juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berintraksi dengan teman sebaya, di antaranya :
a.    Menyikapi Teman Sebagai Saudara
Karena umat Muslim itu ibarat satu tubuh, jika ada organ tubuh kita yang tersakiti maka anggota yang lain juga ikut merasakannya. Sebagaimana hendaknya kaum Muslimin, jika saudaranya yang satu iman sedang tersakiti, maka kaum Muslimin yang lainnya akan merasakan sakit tersebut.
Jika teman kita sedang kesulitan maka kita pun harus membantunya, dan selalu menemaninya baik dikala susah maupun senang.
b.    Saling Menghormati dan Menghargai
Kaum Muslimin adalah seluruhnya sama, yang membedakan mereka hanyalah kadar iman dan takwa masing-masing. Namun, antara satu dengan yang lainnya haruslah menciptakan rasa hormat dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. Yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda. Jika terdapat perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya, hendaknya disikapi dengan rasa lapang dada dan saling menghargai pendapat. Sebab satiap orang memiliki pemikiran berbeda-beda. Dan juga tidak semua yang akan menolong kita adalah berasal dari orang-orang yang memiliki kedudukan atau kekayaan. Bisa jadi kita dibantu oleh saudara kita yang miskin dan tidak memiliki pangkat. Sebagaimana sabda Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam,
Artinya : "Tiadalah kamu mendapat pertolongan dan rezeki, kecuali dari orang-orang lemah dari kalangan kamu". (HR. Bukhari)
Dari sini jangan sampai kita meremehkan dan tidak menjunjung kehormatan saudara kita. Sebab sebagaimana yang disebutkan tadi, semua kaum Muslimin itu sama.
c.    Bersikap Amanah (dapat dipercaya) dan Jujur
Apabila teman memberikan amanah terhadap kita,kita harus bisa menjaganya dan berlaku jujur karena kepercayaan mahal harganya. Jika sebuah kepercayaan sudah kita ingkari maka kepercayaan untuk kedua kalinya tidak akan sama.
d.    Berprasangka Baik
Sebagai kaum Muslimin, hendaknya kita mengedepankan perasangka baik terhadap saudara kita. Jangan sampai kita mudah su’u dzan (buruk sangka) terhadap kawan atau saudara kita. Sebab Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
إياكم والظنَّ فإنَّ الظنَّ أكذبُ الحديث   
Artinya : “Jauhilah dari kalian perasangka buruk, sebab perasangka buruk adalah sedusta-dustanya perkataan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
e.    Niat Untuk Berteman Bukan Untuk Memanfaatkan
Sering kita temui dari banyak teman yang hanya memanfaatkan temannya saja. Padahal tujuan utama dari berteman adalah agar kita mendapatkan tempat tatkala kita sendiri dan sedang mendapat kesulitan.
Lihatlah temanmu disaat kamu sedang tertimpa kesulitan, maka kamu akan tahu mana temanmu yang SEJATI dan mana temanmu yang PENGKHIANAT. Teman sejati akan menemani kita dikala suka maupun duka. Namun, pengkhianat hanya ada janji belaka, tatkala kesukaran terjadi ia akan melupakan janjinya.
·         Mengalah Untuk Memulai Pembicaraan
Hendaknya kita mempersilahkan dia untuk memulai berbicara, sebab kita yang memiliki satu lisan dan dua telinga, menunjukkan agar kita banyak mendengar dan sedikit berbicara.
Namun apabila teman kita pendiam maka hendaklah kita yang memulai pembicaraan tersebut, agar suasana tidak membosankan ( Boring ). Dan agar tetap terjalin kebersamaan.
f.     Saling Bekerjasama, Tolong-menolong, dan Melindungi
Artinya : ”Allah akan slalu menolong hambanya selama hamba itu mau menolong saudaranya... .”(HR. Muslim)
وَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوَى وَ لاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الإِثْمِ وَ الْعُدْوَانِ
Artinya : “Saling tolong-menolonglah kamu di dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Qs. Al-Maidah : 2)
g.    Saling Menasehati
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya : “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr : 3)
h.    Tidak Mencela dan tidak memanggilnya dengan panggilan yang buruk
 Artinya : “... Cukup seseorang dikatakan jahat apabila ia menghina saudaranya yang Muslim, diharamkan bagi setiap Muslim atas Muslim lainnya dari darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
Artinya : “Seorang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak suka melaknat, tidak berbuat keji dan tidak berkata kotor.” ( HR Ahmad dan At-Tirmidzi )
i.      Tidak menggunjing (menyebarkan aib dan kekurangannya)
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lainnya, apakah salah seorang di antara kalian suka memakan bangkai saudaranya yang sudah mati ? Tentu kalian tidak menyukainya. Bertaqwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Hujurot : 12)
j.      Tidak saling mendengki, tidak saling menipu, dan tidak saling membenci
لاَ تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَنَاجَشُوْا وَ لاَ تَبَاغَضُوْا وَ لاَ تَدَابَرُوْا
Artinya : ”Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci dan jangan saling membelakangi!”  (HR. Ahmad dan Muslim)
k.    Tidak saling mendzalimi
Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam hadits qudsi yang berbunyi,
يَا عِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَ جَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا
l.      Jangan Kau Biarkan Ia Selama Tiga Hari
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ
Artinya  : “Tidak halal bagi seorang Muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak halal bagi seorang Mukmin untuk mendiamkan saudaranya yang mukmin di atas tiga hari, jika telah lewat tiga hari lalu saling bertemu, kemudian salah satunya mengucapkan salam kepadanya. Jika ia menjawabnya maka mereka berdua mendapat pahala, namun jika ia tidak menjawabnya, maka yang Muslim telah lepas dari dosa akibat mendiamkan, dan dosa kembali kepada yang tidak menjawab.” (HR. Al-Baihaqi).
B.   Adab terhadap orang yang lebih tua
Sabagai umat Islam kita harus menghormati dan memuliakan orang yang lebih tua dari kita. Karena yang demikian itu merupakan ajaran akhlak Islam yang paling ditekankan sebagai sikap terpuji yang mempunyai nilai kewajiban Ilahi.
Terutama kepada orang yang paling dekat dan yang paling berjasa dengan kita, seperti orang tua kita sendiri, yang telah bersusah payah melahirkan kita, membesarkan dan mengasuh kita sejakkecil hingga dewasa.
Maka prioritas utama kita dahulukan kepada keduanya sebelum kita menghormati dan memuliakan orang lain.
Allah swt. berfirman yang artinya : "Dan Tuhanmu telah mempertahankan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai usia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan keduanya perkataan "AH" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah keduanya perkataan yang baik.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagai mereka berdua telah mendidik aku waktukecil". ( QS. Al-Isra : 23-24 )
Makna yang terkandung dalam ayat tersebut diatas adalah menghendaki kita agar berbuat baik, ramah, berakhlak mulia, bersikap taa't kepada ibu dan bapak. Sikap dan perbuatan menghormati orang yang lebih tua itu kecuali merupakan kewajiban Ilahi, juga memiliki nilai kemanusiaan yang sangat tinggi. Sebab itu merupakan kewajiban Ilahi maka sebagai imbalan kebaikannya, Allah swt. akan memberikan pahala yang besar kepada yang mampu bersikap demikian itu.
Lebih-lebih kesediaan menghormati dan menghargai jasa pendahulu kita yang didasari dengan sikap ikhlas dengan motiv ingin mendapat ridlo Allah, niscaya Allah swt memberikan pertolongan dan perlindungan kepada siapa saja yang bersikap demikian.
Setiap orang muslim harus berlaku hormat terhadap orang-orang muslim yang sudah lanjut usia / orang tua, orang tua yang paling dekat dari kita adalah orang tua kita yaitu ibu bapak. karenanya berlaku sopan, hormat dan memuliakannya adalah merupakan kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar.
Sikap lemah lemah lembut, ramah, dan patuh kepada kedua ibu dan bapak adalah satu bukti bahwa si anak memiliki rasa terima kasih dan sebagai bahwa dia adalah termasuk anak yang saleh / salehah.
Rasa hormat kepada orang tua, kedua ibu dan bapak, dapat dibuktikan dengan :
ü  Sikap yang ramah terhadap keduanya
ü  Taa't kepada keduanya
ü  Mendengarkan nasehatnya, dan melaksanakannya
ü  Tidak membantah perintahnya
ü  Berbicara dengan sopan
ü  Tidak menyakiti hatinya
ü  Bila mereka sudah tua, maka si anak harus melindungi dan mengurusnya.
ü  Mendoakan keduanya, baik mereka yang masih hidup maupun mereka yang sudah meninggal
Kemudian dapat disamakan juga dengan kedudukan orang tua kita yaitu saudara-saudara bapak / ibu, mertua, bapak angkat dan lain-lain. Maka kepada mereka juga kita pun harus hormat dan bersikap ramah. Disampingitu kita harus bersikap hormat kepada orang lebih tua dari kita, dalam lingkungan keluarga, tetangga, lingkungan pekerjaan ataupun dimana kita berada. Orang lebih usianya dari kita wajib kita hormati dan patut kita muliakan.

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Secara garis besar pergaulan itu dapat dilihat dari beberapa lapisan, diantaranya yaitu kepada sosok yang usianya lebih muda dan lebih jurang keburukannya dibandingkan kita yang lebih tua.
Islam memberikan batasan pergaulan antara lawan jenis, diantaranta :
1.    Haram duduk berduua (berkhalwat) dengan perempuan bukan mahram.
2.    Haram melihat perempuan bukan muhrim.

Diantara adab dengan teman sebaya adalah Menyikapi Teman Sebagai SaudaraSaling Menghormati dan MenghargaiBersikap Amanah (dapat dipercaya) dan Jujur, Saling Bekerjasama, Tolong-menolong, dan Melindungi, dan lain sebagainya.
Rasa hormat kepada orang tua, kedua ibu dan bapak, dapat dibuktikan dengan :
ü  Sikap yang ramah terhadap keduanya
ü  Taa't kepada keduanya
ü  Mendengarkan nasehatnya, dan melaksanakannya
ü  Tidak membantah perintahnya
ü  Berbicara dengan sopan
ü  Tidak menyakiti hatinya
ü  Bila mereka sudah tua, maka si anak harus melindungi dan mengurusnya.
ü  Mendoakan keduanya, baik mereka yang masih hidup maupun mereka yang sudah meninggal.
B.   Saran
1.    Sayangi adik-adik atau orang yang lebih muda dari kita dan berikan contoh yang lebih baik dengannya.
2.    Pelajarai adab bergaul dengan lawan jenis supaya kita tahu batasan-batasannya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita harus beradab sesuai dengan tuntunan Agama Islam baik dengan teman sebaya dan teman lebih tua.
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, maka mohon untuk kritik dan sarannya yang bersifat membantu.


DAFTAR PUSTAKA

Belum ada Komentar untuk "MAKALAH AQIDAH AKHLAK KELAS 12 : ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel