Sejarah berdirinya kota Jakarta
Sabtu, Agustus 19, 2017
Tambah Komentar
Sejarah berdirinya kota Jakarta –
Kota Tua dimulai ketika pada tahun 1526 Fatahillah dikirim untuk menyerang
pelabuhan Sunda Kelapa yang berada di Pajajaran, sebuah kerajaan Hindu pada tahun
1526, yang nantinya diberi nama Jayakarta. Kota yang namanya berubah menjadi
Batavia saat pendudukan Belanda, kini disebut sebagai Kota Tua, Jakarta Tua,
atau Batavia Tua. Luas area ini hanya 1.3 km3 di daerah Jakarta Utara dan
Jakarta Barat. Pemberian nama “Kota Tua” sendiri merupakan tanda sebagai
pengingat daerah sekitar semasa kolonial di abad ke-16 bahwa kota ini hanya ada
dalam daerah dinding Batavia (yang sekarang disebut kota) sementara daerah
sekitarnya hanyalah kampung (desa), perkebunan, dan sawah. Daerah yang memiliki
Glodok sebagai pusat kota ini sering juga disebut-sebut sebagai “Permata Asia”
dan “Ratu dari Timur” pada abad ke-16 oleh pelaut Eropa. Kota Tua atau Batavia
seperti namanya dulu pernah menjadi pusat komersil seluruh nusantara karena
lokasinya yang strategis dan sumber daya yang melimpah.
Sejarah Kota Tua dari Masa Lampau
Sejarah berdirinya kota Jakarta – Kota Tua awalnya bermula dengan Jakarta yang masih berupa sebuah dermaga kecil di muara Kali Ciliwung sekitar abad ke-16. Meski begitu, sebenarnya sejarah Jakarta sudah dimulai jauh sebelumnya karena Jakarta dan area sekitarnya merupakan tempat pemukiman warga selama berabad-abad tepatnya sejak abad ke-4 sebelum masehi. Catatan sejarah yang paling awal ditemukan di Jakarta juga merupakan prasasti paling tua dalam sejarah Indonesia. Area pantainya juga diakui sebagai dermaga, dan dijadikan pemukiman umat Hindu pada abad itu sebagai bagian dari kerajaan India Tarumanegara. Prasasti Tugu yang ditemukan di daerah Tugu Jakarta Utara juga mengonfirmasi bahwa daerah yang kini merupakan bagian dari Jakarta modern dulunya adalah tempat pemukiman warga.
Sejarah berdirinya kota Jakarta – Kota Tua awalnya bermula dengan Jakarta yang masih berupa sebuah dermaga kecil di muara Kali Ciliwung sekitar abad ke-16. Meski begitu, sebenarnya sejarah Jakarta sudah dimulai jauh sebelumnya karena Jakarta dan area sekitarnya merupakan tempat pemukiman warga selama berabad-abad tepatnya sejak abad ke-4 sebelum masehi. Catatan sejarah yang paling awal ditemukan di Jakarta juga merupakan prasasti paling tua dalam sejarah Indonesia. Area pantainya juga diakui sebagai dermaga, dan dijadikan pemukiman umat Hindu pada abad itu sebagai bagian dari kerajaan India Tarumanegara. Prasasti Tugu yang ditemukan di daerah Tugu Jakarta Utara juga mengonfirmasi bahwa daerah yang kini merupakan bagian dari Jakarta modern dulunya adalah tempat pemukiman warga.
Ketika Tarumanegara mulai kehilangan kekuatan, daerah Jakarta
jatuh ke tangan Kerajaan Sunda. Dermaga Sunda ini juga dikenal sebagai sebuah
dermaga yang strategis dan makmur, dipadukan lagi dengan lada dari Sunda yang
dikenal karena kualitasnya yang luar biasa. Orang-orang di area tersebut semua
bekerja di bidang agrikultur dan rumah mereka juga terbuat dari tumpukan kayu.
Salah satu pelabuhan yang ada di mulut sungai diberi nama Sunda Kalapa/Sunda
Kelapa, seperti yang tertulis dalam Hindu Bujangga Manik, sebuah manuskrip dari
lontar milik seorang biarawan dan salah satu sisa dari literatur Sunda Kuno.
Pelabuhan tersebut adalah milik Pakuan Pajajaran (yang sekarang menjadi Bogor),
ibu kota dari kerajaan Sunda. Pada abad ke-14 masehi, pelabuhan ini menjadi
pelabuhan dagang yang penting bagi pihak kerajaan. Pada abad ke-16, penjelajah
dari Eropa juga sering menyebut sebuah kota yang dipanggil Kalapa, sebuah
pelabuhan utama dari kerajaan Hindu Sunda. Pihak Portugis kemudian menyimpam
Luso Sundanese padrao, sebuah perjanjian politik dan ekonomi dengan kerajaan
Sunda, dan Portugis mulai membuat tempat tinggal mereka sendiri di Jawa.
Demi mencegah Portugis memiliki kekuatan di Jawa, Fatahillah
dikirim oleh kerajaan Demak untuk menyerang mereka di Sunda Kelapa pada tahun
1527, dan penyerang tersebut sukses, membuat Sunda Kelapa jatuh ke tangan Demak
dan berubah namanya menjadi Jayakarta. Sejarah
berdirinya kota Jakarta – Kota Tua kemudian memasuki babak baru
ketika ia menjadi bagian dari Kesultanan Banten yang ada di bagian barat
Jayakarta. Pada masa ini, banyak saudagar dari Amsterdam yang melakukan
ekspedisi menuju kepulauan east Indie yang ada di bawah komando Cornelis de
Houtman. Ekspedisi ini tiba di Bantam (sekarang menjadi Banten) dan Jayakarta
pada tahun 1596 dengan niatan awal bertukar rempah-rempah, sama seperti bangsa
Portugis. Pada tahun 1602, pelayaran Inggris yang dikomandani oleh Sir James
Lancaster tiba di Aceh dan berlayar ke Bantam, dimana ia kemudian diperbolehkan
untuk membangun pos perdagangan sebagai pusat jual-beli Inggris di Indonesia
pada tahun 1682.
Pada tahun 1610, saudagar Belanda mulai diperbolehkan untuk
membangun gudang yang ada di seberang rumah Pangeran Jayawikarta. Sayangnya,
pada tahun 1618 hubungan yang kurang baik antara Jayawikarta dan Belanda mulai
memburuk, dan pasukan Jayawikarta mulai menyerang benteng Belanda yang melindungi
2 gudang bernama Nassau dan Mauritius. Pada tanggal 30 Mei 1619, Jan
Pieterszoon Coen mulai memimpin pasukan Belanda untuk membakar kota Jayakarta,
yang berhasil dilakukan hanya menyisakan Padrao Sunda Kelapa. Hal ini baru
diketahui ketika dilakukan penggalian di daerah Kota.
Kota Jakarta mulai terbentuk ketika Batavia mulai melebar
menuju bagian barat dari Ciliwung, di atas reruntuhan Jayakarta. Kota ini
didesain dengan gaya Belanda-Eropa, lengkap dengan benteng yang diberi nama
Kasteel Batavia, dinding kota, dan kanal-kanal. Kota Batavia yang baru ini
selesai dibangun pada tahun 1650 dan menjadi ibukota dari VOC di daerah East
Indies. Kanal-kanal yang dibuat perlahan mulai terisi penuh karena penyakit
tropis yang ada di bagian dalam dinding kota karena sistem sanitasi yang luar
biasa buruk. Kota ini akhirnya mulai kembali melebar pada tahun 1870 didorong
dengan banyaknya orang yang ingin pindah dari area Kota, menuju area
Weltevreden (sekarang Lapangan Merdeka).
Jakarta akhirnya mulai berkembang dengan selesainya
pendudukan Jepang, dan pada tahun 1972, Gubernur Jakarta pada masa itu yang
bernama Ali Sadikin mengeluarkan perintah untuk secara resmi menjadikan daerah
Kota Tua sebagai situs warisan sejarah Indonesia, agar paling tidak bisa
melindungi bangunan yang tersisa di sana. Beberapa saat belakangan ini juga
mulai aktif lagi beberapa badan sosial yang berencana merevitalisasi
daerah-daerah Kota Tua, sehingga dapat menjadi daerah sejarah yang baik.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah berdirinya kota Jakarta"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...