Teori Neuroscience.. Pengertian, Latar Belakang, Hakikat, dan Tujuan
Senin, Agustus 26, 2019
Tambah Komentar
Teori Neuroscience
Latar Belakang
Secara umum, teori ini berarti ilmu yang mempelajari tentang otak.
Neuroscience diartikan sebagai proses berlangsung pada sel saraf dan kajian
tentang sistem saraf manusia, otak, serta basis biologis dari kesadaran,
memori, persepsi, dan pembelajaran. Teori pembelajaran ini berdasarkan struktur
otak dan fungsi otak, selama fungsi otak tidak terganggu maka proses
pembelajaran bisa berlangsung. Setiap orang lahir dilengkapi dengan otak yang
hakikatnya merupakan proses yang sangat lengkap, penuh tenaga, efisien, dan
dahsyat. Oleh karena itu kita disarankan menjaga kesehatan otak kita agar dapat
beraktivitas dengan baik dalam pembelajaran.
Pengertian Teori NeuroScience
Teori ini berasal dari pemikiran-pemikiran neurolog, seperti Alkon,
Gaze, Gazzaniga, Gardner, Goleman dll. Gottlieb menyatakan dalam (Effendi,
2005) “the last frontier of the science is not genetic engineering or space
exploration. It is discovering the secret of you-your brain, your identity,
your true and total potential” yang artinya perbatasan terakhir dari sains
bukanlah rekayasa genetika atau eksplorasi ruang angkasa. Ia menemukan rahasia
Anda-otak Anda, identitas Anda, potensi sejati dan Potensial Anda. Jadi para
ilmuwan yang bergerak dibidang saraf ini menerangkan tentang apa yang ada
didalam otak dan potensi-potensi yang dimiliki otak tersebut.
Neuroscience
secara etimologi adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari sistim
syaraf, terutama mempelajari neuron atau sel syaraf dengan pendekatan
multidisipliner (Taufiq Pasiak, 2012). Secara terminologi, neurosains merupakan
bidang ilmu yang mengkhususkan pada
studi saintifik terhadap sistem syaraf.
Neuroscience juga disebut sebagai ilmu yang
mempelajari otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf lainnya. Teori ini seakan-akan terlihat dari
cabang biologi. Namun, saat ini sudah banyak dilakukan kerja sama antar bidang
ilmu dalam kerangka neuroscience, seperti disiplin ilmu psikologi-neuro dan
kognitif, ilmu komputer, statistik, fisika dan kedokteran. Bagi teori ini,
sistem saraf dan otak merupakan asas fisikal bagi proses pembelajaran manusia.
Hakikat Peserta didik menurut perspektif NeuroScience
Peserta didik menurut neurosains adalah menerima pelajaran dengan
aktivitas otak terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran yang pasif dan
menegangkan (peserta didik hanya duduk terdiam sambil mendengarkan ceramah
guru) tidak banyak mengaktivasi otak peserta didik sehingga hasilnya kurang
optimal. Sebaliknya, pembelajaran yang aktif dan menyenangkan (peserta didik
diajak bergerak, tertawa, dan bertanya) lebih mengaktifkan area-area otak
sehingga pembelajaran jauh lebih berhasil.
Tujuan NeuroScience
Tujuan utama dari ilmu ini adalah mempelajari dasar-dasar biologis
setiap perilaku dari setiap masing-masing individu. Artinya menjelaskan
perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di dalam otaknya.
Dalam penilitiannya antara otak dan perilaku itu tidak dapat dipisahkan yang
selalu berhubungan. Melalui instrumen Positron Emission Tomography (PET)
diketahui bahwa terdapat enam sistem otak (brain system) yang secara terpadu
meregulasi semua perilaku manusia. Keenam sistem otak tersebut adalah cortex
prefrontalis, sistem limbik, gyros cingulatus, ganglia basalis, lobus
temporalis, dan cerebellum.
Keenam sistem otak tersebut mempunyai peranan penting dalam
pengaturan kognisi, afeksi, dan psikomotorik, termasuk IQ, EQ, dan SQ (
Pemisahan jasmani, ruhani dan akal akan berimplikasi pada pengembangan
ketiganya (IQ, EQ dan SQ) yang secara otomatis melanggengkan ketidakseimbangan
pada ranah kognisi, afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran. Oleh karena
itu, meregulasi kinerja otak secara normal akan menghasilkan fungsi optimal
sehingga perilaku dapat dikontrol secara sadar dengan melibatkan dimensi emosional
dan spiritual. Dengan demikian, pendidikan karakter dapat dijelaskan dalam
mekanisme kerja otak pada tingkat molekuler, khususnya enam sistem di atas.
Atas dasar inilah neurosains yang disebut ilmu yang menghubungkan antara otak
dan pikiran (brain-mind connection) atau jiwa dan badan, termasuk hati dan
akal.
Belum ada Komentar untuk "Teori Neuroscience.. Pengertian, Latar Belakang, Hakikat, dan Tujuan"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...