Teori Neuroscience.. Pengertian, Latar Belakang, Hakikat, dan Tujuan


Teori Neuroscience

Latar Belakang
Secara umum, teori ini berarti ilmu yang mempelajari tentang otak. Neuroscience diartikan sebagai proses berlangsung pada sel saraf dan kajian tentang sistem saraf manusia, otak, serta basis biologis dari kesadaran, memori, persepsi, dan pembelajaran. Teori pembelajaran ini berdasarkan struktur otak dan fungsi otak, selama fungsi otak tidak terganggu maka proses pembelajaran bisa berlangsung. Setiap orang lahir dilengkapi dengan otak yang hakikatnya merupakan proses yang sangat lengkap, penuh tenaga, efisien, dan dahsyat. Oleh karena itu kita disarankan menjaga kesehatan otak kita agar dapat beraktivitas dengan baik dalam pembelajaran.

Pengertian Teori NeuroScience
Teori ini berasal dari pemikiran-pemikiran neurolog, seperti  Alkon, Gaze, Gazzaniga, Gardner, Goleman dll. Gottlieb menyatakan dalam (Effendi, 2005) “the last frontier of the science is not genetic engineering or space exploration. It is discovering the secret of you-your brain, your identity, your true and total potential” yang artinya perbatasan terakhir dari sains bukanlah rekayasa genetika atau eksplorasi ruang angkasa. Ia menemukan rahasia Anda-otak Anda, identitas Anda, potensi sejati dan Potensial Anda. Jadi para ilmuwan yang bergerak dibidang saraf ini menerangkan tentang apa yang ada didalam otak dan potensi-potensi yang dimiliki otak tersebut.
Neuroscience secara etimologi adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari sistim syaraf, terutama mempelajari neuron atau sel syaraf dengan pendekatan multidisipliner (Taufiq Pasiak, 2012). Secara terminologi, neurosains merupakan bidang  ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik  terhadap sistem syaraf. Neuroscience juga disebut sebagai ilmu yang  mempelajari otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf  lainnya. Teori ini seakan-akan terlihat dari cabang biologi. Namun, saat ini sudah banyak dilakukan kerja sama antar bidang ilmu dalam kerangka neuroscience, seperti disiplin ilmu psikologi-neuro dan kognitif, ilmu komputer, statistik, fisika dan kedokteran. Bagi teori ini, sistem saraf dan otak merupakan asas fisikal bagi proses pembelajaran manusia.


Hakikat Peserta didik menurut perspektif NeuroScience
      Peserta didik menurut neurosains adalah menerima pelajaran dengan aktivitas otak terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran yang pasif dan menegangkan (peserta didik hanya duduk terdiam sambil mendengarkan ceramah guru) tidak banyak mengaktivasi otak peserta didik sehingga hasilnya kurang optimal. Sebaliknya, pembelajaran yang aktif dan menyenangkan (peserta didik diajak bergerak, tertawa, dan bertanya) lebih mengaktifkan area-area otak sehingga pembelajaran jauh lebih berhasil.

Tujuan NeuroScience
Tujuan utama dari ilmu ini adalah mempelajari dasar-dasar biologis setiap perilaku dari setiap masing-masing individu. Artinya menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di dalam otaknya. Dalam penilitiannya antara otak dan perilaku itu tidak dapat dipisahkan yang selalu berhubungan. Melalui instrumen Positron Emission Tomography (PET) diketahui bahwa terdapat enam sistem otak (brain system) yang secara terpadu meregulasi semua perilaku manusia. Keenam sistem otak tersebut adalah cortex prefrontalis, sistem limbik, gyros cingulatus, ganglia basalis, lobus temporalis, dan cerebellum.
Keenam sistem otak tersebut mempunyai peranan penting dalam pengaturan kognisi, afeksi, dan psikomotorik, termasuk IQ, EQ, dan SQ ( Pemisahan jasmani, ruhani dan akal akan berimplikasi pada pengembangan ketiganya (IQ, EQ dan SQ) yang secara otomatis melanggengkan ketidakseimbangan pada ranah kognisi, afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran. Oleh karena itu, meregulasi kinerja otak secara normal akan menghasilkan fungsi optimal sehingga perilaku dapat dikontrol secara sadar dengan melibatkan dimensi emosional dan spiritual. Dengan demikian, pendidikan karakter dapat dijelaskan dalam mekanisme kerja otak pada tingkat molekuler, khususnya enam sistem di atas. Atas dasar inilah neurosains yang disebut ilmu yang menghubungkan antara otak dan pikiran (brain-mind connection) atau jiwa dan badan, termasuk hati dan akal.

Belum ada Komentar untuk "Teori Neuroscience.. Pengertian, Latar Belakang, Hakikat, dan Tujuan"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel