AL QURAN HADIST : AYAT-AYAT AL-QUR'AN ENTANG UJIAN DAN COBAAN

Image result for al quran hadits ujian dan cobaan


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam kehidupan di dunia ini setiap orang mempunyai permasalahan masing-masaing tanpa terkecuali.
Permasalahan tersebut dapat berupa ujian dan cobaan dalam hidup.
Kita bahkan mengatakan bahwa ujian dan cobaan merupakan teman yang mengiringi kita dalam memberi suasana yang beragam dalam hidup ini. dan ada juga pepatah yang mengatakan bahwa jika hidup tak punya ujian maka hidup terasa hampa. 
Yang memberikan ujian dan cobaan kepada kita yaitu Allah SWT. Dia memberikan ujian kepada kita pasti mempunyai tujuan. Salah satu tujuan yang paling jelas adalah untuk menguji keimanan kita kepada Allah SWT.
Seperti yang kita lihat di masyarakat kita, begitu banyak ujian dan cobaan yang menimpa pada setiap manusia hanya kadarnya yang berbeda satu sama lain. Banyak manusia yang justru diuji dengan cobaan malah membuat keimanannya menjadi lemah, tapi ada juga yang diberi cobaan malah membuat dirinya semakin tinggi keimanannya kepada Allah SWT.
Allah juga telah memberi tahu kepada kita lewat kitab sucinya yaitu Al-Qur’an mengenai ayat-ayat tentang ujian dan cobaan. Tidak hanya sekedar itu, tapi Allah juga memberi solusi lewat Al-Qur’an dalam menyikapi masalah ujian dan cobaan.
Oleh karena itu di dalam makalah ini akan ditampilkan dan dijelaskan ayat tentang ujian dan cobaan baik dari permasalahannya sampai dengan solusinya.


B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami merumuskan sebagai berikut:
1.      Qur’an surat apa saja dan hadits yang berbicara tentang ujian dan cobaan?
2.      Apa pengertian dari ujian dan cobaan menurut pandangan Islam?
3.      Bagaimana solusi dari Al-Qur’an dan hadits dalam menghadapi ujian dan cobaan?

C.     Tujuan penulisan
Tujuan kami memilih judul ”Ayat Al-Qur’an tentang hadits dan cobaan” adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui ayat Qur’an dan hadits yang berbicara tentang ujian dan cobaan.
2.      Untuk mengetahui pengertian dari ujian dan cobaan menurut pandangan Islam.
3.      Untuk mengetahui solusi dari Al-Qur’an dan hadits dalam menghadapi ujian dan cobaan.
4.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan Al-Qur’an dan hadits.






PEMBAHASAN
A.    Ayat Al-Qur’an dan hadits yang berbicara tentang ujian dan cobaan
Jika kita menelaah setiap ayat dalam Al-Qur’an maka segala sesuatu yang ada di bumi ini telah diatur oleh Allah SWT dan dijelaskan dalam Al-Qur’an. Begitu juga tentang ujian dan cobaan yang merupakan salah satu permasalahan yang ada di bumi ini. Dan Allah telah menjelaskannya dalam Al-Qur’an.
Berikut beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits tentang ujian dan cobaan:
-          Qs. Al-Ankabut(29): 2-3
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُون      )۲(
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ )۳(
2.      “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”
3.      “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”







-          Qs. Al-Baqarah (2): 286
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ)۲۸۶(
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".





-          Qs. Yusuf (12): 87
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ)۸۷(
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.

-          Qs. Az-Zumar (39): 53
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ)۵۳(
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”





-          Qs. Al-‘Imran (3): 200
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)۲۰۰(
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”

-          Qs. At-Taubah (9): 129
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ)۱۲۹(
“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung".

-          Qs. At-Taubah (9): 111
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ )….۱۱۱(
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka….”
hadits tentang ujian dan cobaan:
الأنبياء ثم الأمثل فالامثل فيبتلى الرجل على حسب دينه فإن كان دينه صلباً اشتد بلاؤه وإن كان في دينه رقة ابتلي على حسب دينه
Para nabi, kemudian yang serupa dan yang serupa. Orang diuji sesuai dengan agamanya, jika kuat agamanya, maka berat pula ujiannya, dan jika agamanya ringan, maka ringan pula ujiannya. (HR. Tirmidzi 2322. Dishahihkan al-Albani, Silsilah Ahadits Shahihah 1/273)

Amr bin Auf radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Bergembiralah kamu, dan bercita-citalah dengan apa yang Allah berikan kepadamu. Demi Allah tidaklah aku khawatir kemiskinan menimpa dirimu, akan tetapi aku khawatir bila kamu dilapangkan urusan duniamu sebagaimana umat sebelummu, kamu akan berlomba-lomba mengejarnya seperti orang sebelummu, lalu berlomba-lomba itu menghancurkan dirimu seperti mereka pada zaman dahulu. (HR. Bukhari 3712)

B.     Pengertian ujian dan cobaan menurut pandangan Islam.
Ujian oleh Allah diletakkan pada suatu kata yang mengandung makna pada rangkaian sebuah kalimat yang berarti : diuji itu sama dengan dites kemampuannya untuk mendapat derajat yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Tentu ujian ini selalu berjalan di setiap alur kehidupan masyarakat yang mempunyai keinginan untuk menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.
Allah berfirman dalam (Qs. Al-Ankabut(29): 2-3)
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُون      )۲(
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ )۳(
2.      “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”
3.      “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”

 dan Qs. Al-Anam (6):53)
وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ)۵۳(
“Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?"
Jika seseorang ingin kaya, tentu Allah menguji dulu melalui seputaran kekayaan dan kemiskinan, dengan alat uji bagaimana seseorang saat menghadapi orang-orang yang sedang membutuhkan keberadaan seseorang, maka Allah segera memberi kekayaan kepada orang-orang yang telah lulus dalam ujian.
Jika seseorang menginginkan dijauhkan dari larangan dan didekatkan dengan perintah, maka Allah pasti mengujinya melalui seputaran perintah dan larangan dengan dijadikannya manusia bisa melihat dan mendengar, agar Allah meninggikan derajat manusia itu apabila mereka mampu menahan larangan ketika dia melihat dan mampu menahan larangan ketika dia mendengar.
Allah berfirman dalam Qs. Al-Insaan (76): 2)
إِنَّا خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا)۲(
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”
Jika seseorang menginginkan menjadi orang-orang yang baik, maka Allah akan menguji dengan seputaran kebaikan dan keburukan agar Allah meningkatkan derajat yang lebih baik kepada orang-orang yang telah lulus ujian.
Allah berfirman dalam Qs. Al-Anbiyaa(21):35)
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ)۳۵(
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.”
Dalam sektor kehidupan apapun di bumi ini tidak akan pernah kita jumpai manusia normal, yang ingin mencapai suatu tujuan tanpa melewati sebuah proses ujian.
Ujian adalah management Allah yang memantau manusia yang berkeinginan untuk mencapai sebuah tujuan, agar Allah mengetahui secara otomatis mana yang dengan sungguh-sungguh dan mana yang hanya setengah hati, serta mana yang hanya di mulut saja atau malah sebaliknya.
Di satu pihak cobaan adalah materi yang menjadi isi dari pada ujian, sementara di sisi lain cobaan adalah materi yang menjadi isi daripada adzab.
Cobaan mempunyai peran ganda yang Allah kirimkan kepada orang-orang yang sedang duji dan cobaan juga dikirim oleh Allah kepada orang-orang yang sedang diadzab.
Cobaan hidup baik fisik maupun non fisik, akan menimpa semua orang, baik berupa lapar, haus, sakit, rasa takut, kehilangan orang-orang yang dicintai, kerugian harta benda, dan lain sebagainya. Cobaan seperti itu bersifat alami, manusiawi, oleh sebab itu tidak ada seorangpun yang dapat menghindar
Allah SWT berfirman dalam Qs. Al-Baqarah(2):214
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ)۲۱۴(
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
Qs. At-Taghaabun(64): 15
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ)۱۵(
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

Qs. Al-Baqarah(2): 155-156)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ)۱۵۵( الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ)۱۵۶(
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"
Ujian dan cobaan adalah bagian dari masalah hidup dari Allah SWT atas ketaatan yang kita lakukan. Dengan adanya masalah yang berupa ujian dan cobaan, Allah ingin menguji, seberapa kadar ketakwaan dan kepatuhan  kita terhadap-Nya. Jika dalam keadaan normal kita bersedia patuh, taat ibadah, tekun mengerjakan yang sunah, sanggup menjauhi yang haram, Tuhan ingin tahu, kalau diberi ujian dan cobaan, apakah kita tetap bersikap seperti itu. Ketika ekonomi kita cukup, kita begitu rajin datang shalat berjamaah, puasa tak pernah bolong, senin-kamis dikerjakan, sedekah rutin. Lalu ketika kita diberi kesulitan berupa ekonomi sulit, masih sanggupkah kita konsisten melakukan itu semua? Kalau sanggup, kitapun lulus menjadi hamba yang derajatnya lebih tinggi ketimbang sebelumnya. Kemusliman kita pun naik kelas.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh H.R Tirmidzi, yaitu:
انّ عظم الجزا ء علي عظم البلاء وان الله تعالي اذا احب قو ما ابتلا هم فمن رضي فله الر ضا ومن سخط فله السخط
“Bahwasanya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah ta’ala apabila mencintai suatu kaum maka kaum itu diuji terlebih dahulu, maka barangsiapa yang rela mendapat ujian itu baginya keridaan Allah, dan barang siapa yang benci atas ujian itu, baginya kemurkaan Allah.” (H.R Turmudzi).

Ada pula ujian dan cobaan itu bisa bermakna sebagai teguran. Kita yang sebelumnya ibadahnya rajin, tapi beberapa waktu terakhir malah sering meninggalkan ibadah. Sedekah yang dulunya rutin sekarang sudah tak pernah. Mungkin karena Tuhan hendak mengembalikan kita kepada ketaatan, Tuhan akhirnya menghadirkan ujian dan cobaan sebagai teguran. Jika dibiarkan hidup enak tanpa ujian dan cobaan, takutnya kita lalai.
Ada pula ujian dan cobaan merupakan azab atau siksa Tuhan di muka bumi. Ini diperuntukkan bagi orang yang sudah berani melanggar larangan Allah, meninggalkan kewajiban pada-Nya, tak pernah menghadap-Nya, mengabaikan yang halal dan memakai barang haram. Azab Tuhan dihadirkan sejak di dunia sebelum mendapat azab nanti di akherat.
C.     Solusi dari Al-Qur’an dan hadits dalam menghadapi ujian dan cobaan.
Al-Qur’an telah memberi solusi bagi hamba-Nya dalm menghadapi ujian dan cobaan yang menimpanya. Di antaranya:
1.      Muhasabah diri
Lakukan muhasabah (evaluasi diri) mengapa ujian dan cobaan itu terjadi? Adakah hal tersebut Allah berikan kepada kita sebagai peningkatan kualitas keimanan?. Muasabah ini juga sangat penting agar kita menyadari titik kesalahan dan kekeliruan kita. Sehingga kita dapat bertindak lebih baik di masa-masa selanjutnya.
2.      Menerima dengan ridla.
Terimalah ujian dan cobaan yang kita hadapi dengan hati yang ridla. Jikapun kita tidak ridla dengan apa yang terjadi, hal itu tidak akan bisa mengubah apa yang telah berlalu. Dengan keridlaan justru hati menjadi tenang, pikiran menjadi jernih dan lapang untuk menemukan solusi. Sehingga kita dapat bangkit dengan penuh ketegaran melewati ujian tersebut. Sikap ridla juga akan mendatangkan keridlaan serta rahmat Allah atasnya.
Firman Allah Qs. At-Taubah(9): 59
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ)۵۹(
“Jika mereka sungguh-sungguh rida dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).”







3.      Bersabar
Hal itu sudah dijelaskan dalam Qs. Al-Baqarah (2): 155-157
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ)۱۵۵( الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ)۱۵۶( أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ)۱۵۷(
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun"
157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

4.      Bertaubat jika bersalah
Adakalanya ujian dan cobaan itu diberikan oleh Allah SWT untuk mengingatkan kita atas kesalahan dan kekeliruan yang kita lakukan. Jika kita telah menyadari bahwa ada kekhilafan yang telah kita lakukan, maka bersegeralah untuk bertaubat, yaitu dengan menyesali kesalahan tersebut, berjanji untuk tidak mengulanginya dan berusaha untuk menggantinya dengan amal yang lebih baik.
5.      Memahami sunnatullah
Boleh jadi ibadah kita sudah mantap, akhlak juga sudah baik, tetapi jika perilaku kita terhadap lingkungan di sekitar kita tidak sesuai dengan sunnatullah, maka musibah pun akan tetap datang. Maka kita harus memperbaiki perilaku kita agar tidak bertentangan dengan sunnatullah.
6.      Bersyukur
Seorang mukmin yang memiliki kualitas iman yang tinggi bukan saja menerima ujian dan cobaan yang datang dengan sabar serta ridla, bahkan dia dapat bersyukur. Dia menyadari bahwa sesungguhnya ujian dan cobaan belum seberapa dibandingkan dengan yang diterima orang lain. Ini akan menjadikan ia terus bersyukur, karena merasa Allah SWT masih sayang kepadanya. Ia yakin masih ada nikmat iman dan Islam yang lebih berharga dari dunia dan seluruh isinya.
7.      Tetap optimis
Tidak ada alasan untuk berputus asa, harapan hari esok lebih baik akan selalu terbuka. Kesenangan itu tidak akan terasa jika tidak ada sakit. Harapan yang baik pasti diberikan Allah SWT kepada setiap orang, sebagaimana dijanjikan oleh-Nya: Qs. Al-Insyirah (94):5-6
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا)۵( إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا)۶(
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
8.      Mendekatkan diri kepada Allah
Puncak dari semua ikhtiar yang kita lakukan untuk menghindari dan menerima ujian dan cobaan itu dengan sebaik-baiknya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kita sadar bahwa Dia mencintai dan menyayangi kita. Maka apapun yang diberikan, kita tidak akan menolak-Nya, menaati perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya.


PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka kami menyimpulkan bahwa:
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan diberi ujian dan cobaan oleh Allah SWT. Tentunya Allah mempunyai tujuan dalam memberikan ujian dan cobaan tersebut, seperti halnya saat manusia diciptakan di dunia ini yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Ujian dan cobaan itu juga bisa dijadikan salah satu alat dalam beribadah kepada Allah SWT. Dan Allah SWT akan menguji seberapa kuat dan sungguh-sungguh dalam beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Hal itu bisa dilihat dalam penyikapan yang manusia lakukan terhadap ujian dan cobaan yang menimpanya. Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh manusia dalam menghadapi ujian dan cobaan, antara lain: muhasabah diri, menerima dengan ridla, bersabar, bertaubat jika bersalah, memahami sunatullah, bersyukur, tetap optimis, mendekatkan diri kepada Allah SWT.
B.     Saran
Berdasarkan pembahasan di atas maka kami menyarankan sebagai berikut:
Jangan berputus asa dan jangan bersedih dalam menghadapi ujian dan cobaan dalam hidupnya karena Allah SWT akan mengangkat derajat hamba-Nya ke tempat yang lebih tinggi bagi hamba-Nya yang sabar dan bersyukur dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT.







DAFTAR PUSTAKA
Masykur, Imam Ghazali. 2014. Al-Mumayyaz. Bekasi: Penerbit Cipta Bagus Segara.
Rif’an, Ahmad Rifa’i. 2014. God, I Miss You. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Rif’an, Ahmad Rifa’i. 2014. Man Shabara Zhafira. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Ilyas, Yunahar. 2011. Kuliah Akhlak. Yogjakarta: Pustaka Pelajar Offset.
2008. Hidayatullah. Jakarta: Penerbit AlMahira.
http://pusatquran.blogspot.com/2011/05/judul-ujian-adzab-cobaan-apa-musibah-11.html/ 29 November 2014
http://misrayanazulaeha.wordpress.com/2012/12/05/makalah-ujian-dan-cobaan/
/ 29 November 2014
http://rinianisasugito.blogspot.co.id/2014/12/makalah-tentang-ujian-dan-cobaan.html

Belum ada Komentar untuk "AL QURAN HADIST : AYAT-AYAT AL-QUR'AN ENTANG UJIAN DAN COBAAN"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel