MAKALAH AQIDAH AKHLAK KELAS 11 : MEMAHAMI ALIRAN ILMU KALAM DAN TOKOHNYA
Selasa, November 14, 2017
Tambah Komentar
BAB 1 SEJARAH ALIRAN ILMU KALAM
Sejak wafatnya Nabi Muhammad saw, kaum muslimin sudah mulai menghadapi perpecahan.
Tetapi perpecahan itu menjadi reda, karena terpilihnya Abu Bakar menjadi Khalifah. Setelah beberapa lamanya Abu Bakar menduduki jabatan kekhalifahan, mulai tampak kembali perpecahan yang disebarkan oleh orang-orang yang murtad dari Islam dan orang-orang yang mengumumkan dirinya menjadi nabi, seperti Musailamah al-Kadzdzab, Thalhah, Sajah dan Al-Aswad Al-Ansy. Di samping itu ada pula kelompok-kelompok lain yang tidak mau membayar zakat kepada Abu Bakar. Padahal dahulunya mereka semua taat dan disiplin membayar zakat pada Nabi. Akan tetapi semua perselisihan itu segera dapat diatas dan dipersatukan kembali, karena kebijaksanaan Khalifah Abu Bakar. Maka selamatlah kekuasaan Islam yang muda Itu dari ancaman fitnah dari musuh-musuh Islam yang hendak menghancur-leburkannya.
Tetapi perpecahan itu menjadi reda, karena terpilihnya Abu Bakar menjadi Khalifah. Setelah beberapa lamanya Abu Bakar menduduki jabatan kekhalifahan, mulai tampak kembali perpecahan yang disebarkan oleh orang-orang yang murtad dari Islam dan orang-orang yang mengumumkan dirinya menjadi nabi, seperti Musailamah al-Kadzdzab, Thalhah, Sajah dan Al-Aswad Al-Ansy. Di samping itu ada pula kelompok-kelompok lain yang tidak mau membayar zakat kepada Abu Bakar. Padahal dahulunya mereka semua taat dan disiplin membayar zakat pada Nabi. Akan tetapi semua perselisihan itu segera dapat diatas dan dipersatukan kembali, karena kebijaksanaan Khalifah Abu Bakar. Maka selamatlah kekuasaan Islam yang muda Itu dari ancaman fitnah dari musuh-musuh Islam yang hendak menghancur-leburkannya.
Kemudian perjalanan khalifah Abu Bakar As-shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan tidak begitu menghadapi persoalan, bahkan terjalin persaudaraan yang mesra dan akrab. Pada masa ketiga khalifah itulah, dipergunakan kesempatan yang sebaik-baiknya mengerahkan semua tenaga kaum muslimin untuk menyiarkan dan mengembangkan Islam ke seluruh pelosok penjuru dunia. Tetapi setelah Islam meluas ke Afrika, Asia Timur bahkan Asia Tenggara tiba-tiba diakhir Khalifah Utsman, terjadi suatu persoalan yang ditimbulkan oleh tindakan Utsman yang oleh sebagian orang Islam dianggap kurang mendapat simpati dari sebagian kaum muslimin.
Kebijakan khalifah Utsman bin Affan yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan umat pada saat itu, diantaranya ialah kurang pengawasan dan pengangkatan terhadap beberapa pejabat penting dalam pemerintahan, sehingga para pelaksana pemerintahan (para eksekutif) di lapangan tidak bekerja secara maksimal, diperparah lagi dengan adanya sikap nepotisme dari keluarganya. Utsman banyak menempatkan para pejabat tersebut dari kalangan keluarganya, sehingga banyak mengundang protes dari kalangan umat Islam. Dan sebenarnya hal Ini adalah bisa dimaklumi karena memang keluarga Usman bin Affan adalah keluarga orang-orang yang pandai. Namun Inilah bermulanya fitnah yang membuka kesempatan orang-orang yang berambisi untuk menggulingkan pemerintahan Utsman.
Karena derasnya arus fitnah ini sehingga mengakibatkan terbunuhnyaUtsman bin Affan . Setelah itu maka Ali bin Abi Thalib terpilih dan diangkat menjadi khalifah, tetapi dalam pengangkatan tidak memperoleh suara yang bulat, karena ada golongan yang tidak menyetujui pengangkatan itu. Bahkan ada yang dengan terang-terangan menentang pengangkatan tersebut sekaligus menuduh bahwa Ali campur tangan atau sekurang-kurangnya membiarkan komplotan pembunuhan terhadap Utsman. Semenjak itulah, berpangkalnya perpecahan umat Islam, hingga menjadi beberapa partai atau golongan. Diantaranya sebagai berikut :
· Kelompok yang setuju atas pengangkatan Ali menjadi khalifah.
Kelompok yang pada awalnya patuh dan setuju, tetapi kemudian setelah terjadi perpecahan, menjadi golongan yang netral. Mereka berpendidikan, tidak mau mengikuti taat pada Ali, tidak pula memusuhinya Ali. Karena mereka berkeyakinan bahwa keberpihakan kepada salah satu dari dua golongan tersebut tidak berakibat baik.
· Kelompok yang jelas-jelas menentang Ali secara terbuka
Yaitu Thalhah bin Abdullah, Zubair bin Awam, Aisyah binti Abu Bakar. Semuanya ini bersatu dan sepakat menjadikan Aisyah sebagai komandan untuk menggulingkan khalifah Ali. Mereka menyusun tentara, lalu menduduki Basrah. Pegawai-pegawai Ali di Basrah dibunuh, perbendaharaan dirampas. Sebab itu Ali pun dengan membawa pasukan yang dipimpinnya sendiri menuju Basrah, dan akhirnya terjadilah pertempuran hebat. Thalhah dan Zubair terbunuh. Aisyah tertangkap dan dipulangkan ke Madinah. Peperangan ini dinamai peperangan Jamal (unta), sebab Aisyah memimpin pertempuran itu dari atas unta. Dari tentara Aisyah banyak yang melarikan diri dan menggabungkan diri dengan tentara Mu’awiyah di Syam, yang same-sama menentang Ali. Terjadinya peperangan antara Mu’awiyah dan Ali, hingga pertempuran Shiffin, yaitu perang terakhir antara Ali dan Mu’awiyah.
Ada golongan umat Islam yang memisahkan diri dari tentara Ali. Golongan
ini yang kita kenal dengan kaum Khawarij, mereka tidak setuju dengan gencatan
senjata dan perundingan antara Ali dengan Mu’awiyah. Mereka ini dihancurkan pula
oleh Ali, sehingga cerai-berai. Sebenarnya Khawarij ini pada mulanya sungguh-
sungguh membela kepentingan agama. Mereka menuduh Ali tidak tegas dalam
mempertahankan kebenaran, sedang Mu’awiyah adalah penentang kebenaran, jadi
mereka memisahkan diri dari kedua-dua kelompok tersebut. Ia merasa mempunyai
hak untuk menentang pemerintahan mana saja yang tidak jujur. Dengan alasan-
alasan itulah, Khawarij menentang Ali dan Mu’awiyah.
ini yang kita kenal dengan kaum Khawarij, mereka tidak setuju dengan gencatan
senjata dan perundingan antara Ali dengan Mu’awiyah. Mereka ini dihancurkan pula
oleh Ali, sehingga cerai-berai. Sebenarnya Khawarij ini pada mulanya sungguh-
sungguh membela kepentingan agama. Mereka menuduh Ali tidak tegas dalam
mempertahankan kebenaran, sedang Mu’awiyah adalah penentang kebenaran, jadi
mereka memisahkan diri dari kedua-dua kelompok tersebut. Ia merasa mempunyai
hak untuk menentang pemerintahan mana saja yang tidak jujur. Dengan alasan-
alasan itulah, Khawarij menentang Ali dan Mu’awiyah.
BAB 2 ALIRAN ALIRAN ILMU KALAM
1. Aliran al khawarij
a. Pengertian
Secara bahasa kata khawarij berarti orang-orang yang telah keluar. Kata ini dipergunakan oleh kalangan Islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali ibn Abi Thalib r.a. karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah menerima tawaran tahkim (arbitrase) dari kelompok Mu’awiyyah yang dikomandoi oleh Amr ibn Ash dalam Perang Shiffin ( 37H / 657 ).
b. Dasar ajaran
Kaum khawarij menganggap bahwa nama kharaja yang terdapat dalam QS An nisa’ ayat 100 yang merunjuk pada seseorang yang keluar dari rumahnya untuk hijrah di jalan Allah dan Rosulnya.
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ
يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
c. Pokok pikiran
Dapat disimpulkan bahwa pokok pikiran dari aliran al khawarij ini adalah sebagai berikut :
·Orang Islam yang melakukan dosa besar adalah termasuk Kafir;
·Orang yang terlibat dalam perang jamal yakni perang antara Ali dan Aisyah dan pelaku arbitrase antara Ali dan Mua’awiyyah dihukum kafir, dan
·Khalifah menurut mereka tidak harus keturunan Nabi dan suku qurais
d. Sekte
a. Sekte Al Azariqah
Yaitu semua orang yang tidak sepaham dengan ajaran mereka maka kaum ini membolehkan membunuh wanita dan anak anak yang bukan golongan Al Azariqah
b. Sekte Al Ibaidah
Mereka mempunyai faham faham sebagai berikut :
- Muslim yang melakukan dosa besar masih dihukumkan “muwahid”, meng esakan tuhan, tetapi bukan mukmin.
- Harta kekayaan hasil rampasana perang yang hanya boleh di ambil adalah kuda dan senjata.
- Daerah orang islam yang tidak sefaham dengan mereka , masih merupakn “ dar At Tauhid” , dan tidak boleh diperangi.
2. Aliran Mur’jiah
a. Pengertian
Kata murji’ah dari kata bahasa Arab arja’a, yarji’u yang berarti menunda atau menangguhkan. Aliran ini disebut murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda penyelesaian persoalan konflik politik antara Ali bin Abi thalib, Mu’awiyah bin Abi sufyan, dan khawarij ke hari perhitungan di akhirat nanti. Murji’ah muncul sebagai aliran setelah terjadinya peristiwa takhmin, bersama sama dengan khawarij, tetapi mereka menyatakan mengundurkan diri dari barisan perang siffin . mereka memilih menghimpun kekuatan sendiri dan tidak bergabung dengan Ali dan muawiyyah .
b. Pokok pikiran
Murji’ah memiliki 4 ajaran pokok :
· Menunda hukuman atas Ali, Muawiyyah, Amr bin Ash dan Abu musa AL Asy’ari yang terlibat dalam takhmin dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.
· Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar
· Meletakkan(pentingnya) imam dari awal
· Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa untuk memperoleh ampunan dan rahmat Allah.
c. Sekte
Menurut Harun Nasutuion, aliran murji’ah dibagi menjadi 2 kelompok, yakni golongan moderat dan golongan ekstrim.
- Golongan murji’ah moderat berependapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir tetapi akan dihukum dengan besar atau kecilnya dosa yang dilakukan.
- Golongan murji’ah ekstrim berpendapat bahwa orang islam yang kepada Tuhan dengan menyatakan kekufuran secara lisan, tidaklah menjadi kafir karen iman dan kufur tempatnya dalam hati.
3. Aliran syi’ah
a. Pengertian
Syi’ah berasal dalam bahasa Arab, yang menurut etimonoligi artinya pembela dan pengikut seseorang dan juga bermakna kaum yang berkumpul di atas suatu perkara. Syi’ah didirikan oleh pendukung setia Ali bin Abi thalib setelah terjadi peristiwa Tahkim, muslim syi’ah yaitu orang yang percaya bahwa keluarga Muhammad(para imam syi’ah) berpendapat bahwa Ali bin Abi thalib adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad.
b. Doktrin ajaran
- Tauhid yaitu Allah itu maha esa
- Al Adl bahwa Allah itu Maha adil
- An Nubuwwah yaitu menyakini para nabi sebagai pembawa berita dari tuhan kepada umat manusia
- Al imamah, meyakini adanya imam imam yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabiaan
- Al ma’ad bahwa akan terjadi hari kebangkitan
c. Sekte
Syi’ah terbagi menjadi 22 sekte, hanya ada 3 sekte yang masih ada sampai sekarang, yakni : Dua belas Imam, ismailiyah, Zaidiyah
4. Aliran Jabariyah
a. Pengertian
Jabariyah adalah paham yang menganggap bahwa semua perbuatan yang dilakukan olehmanusia, semata mata dikendalikan oleh Allah SWT
b. Dasar ajaran
Dasar ajaran mereka yaitu QS As saffat ayat 96 dan QS Al insan ayat 30
Qs as saffat aya 96
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat
Qs al insan ayat 30
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ الَّهُ ۚإِنَّ الَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
Dan kamu tidak mampu(menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki oleh Allah
c. Pokok pikiran
- Manusia tidak mampu untuk berbuat apa apa
- Surga dan neraka tidak kekal, karena hanya Allah yang kekal
- Kalam tuhan adalah mahluk, Allah tidak mempunyai keserupaan dengan manusia, seperti berbicara, mendengar dan lain lain. Dan Allah juga tidak dapat dilihat dengan mata kelak di akherat
5. Aliran Qadariyah
a. Pengertian
Qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah . Aliran Qadariyah berpendapat bahwa tiap tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya , ia dapat berbuat sesuatu atas kehendaknya sendiri.
b. Dasar ajaran
QS ar rad ayat 11
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِم
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan diri sendiri.
c. Doktrin ajaran
- Orang yang berdosa besar itu bukan kafir dan bukan mukmin,tapi fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal.
- Akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama.
- Allah tidak menciptakan amal manusia, melainkan manusia lah yang menciptakannya karena itulah manusia akan menerima balasan baik(surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk(neraka) atas segala amal buruknya.
6. Aliran mu’tazilah
a. Pengertian
Mu’taziah adalah salah satu aliran pemikiran dalam islam yang banyak terpengaruh dengan filsafat barta sehingga berkecenderungan menggunakan rasio sebagai dasar argumentasi.
Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan golongan khawarij dan murjiah tentang pemberian status kafir kepada yang berbuat dosa besar.
b. Doktrin ajaran
- Al Tauhid (keesaan Tuhan)
Inti akidah mahzab mereka dalam membangun keyakinan tentang mustahilnya melihat Allah di akhirat nanti, dan sifat sifat Allah itu adalah subtansi dzatnya sendiri serta Al qur’an adalah makhluq.
- Al-‘adl (keadilan Tuhan)
Tuhan tidak memerintahkan sesuatu kecuali menurut apa yang dikehendaki-Nya ia hanya menguasai kebaikan kebaikan yang diperintahkna-Nya dan tidak tahu menahu(bebas) dari keburukan-keburukan yang dilarang-Nya.
Dengan demikian, maka tidaklah adil bagi Tuhan seandainya ia menyiksa manusia karena perbuatan dosanya, sementara perbuatan dosanya itu dillakukan karena diperintah Tuhan. Tuhan dikatakan Adil jika menghukum orang yang berbuat buruk atas kemauannya sendiri.
- Al- wa’d wa Al-wa’id(janji dan ancaman)
Bahwa wajib bagi Allah untuk memenuhi janji-Nya bagi perilaku kebaikan agar dimasukan ke dalam surga,dan melaksanakan ancamannya bagi pelaku dosa besar (walaupun di bawah syirik) agar dimasukan kedalam neraka, kekal abadi didalamnya. Dan tidak boleh bagi Allah untuk menyelisihnya.
- Al-manzilah bain al manzilatain(posisi diantara posisi)
Maksudnya adalah suatu tempat antara surga dan neraka sebagai konsekwensi dari pemahaman yang mengatakan bahwa pelaku dosa adalah fasik, tidak dikatakan kafir dan tidak berhak dihukum mu’min dan tidak pula dihukum kafir.
- Amar ma’ruf nahi mukar(perintah mengerjakan kebajikan dan melarang kemungkaran)
Dalam pandangan mu’tazilah dalam keadaan normal amar ma’ruf nahi munkar itu cukup dengan seruan saja, tetapi dalam keadaan tertentu perlu kekerasan.
7. Aliran ahlu sunnah wal jamaah/sunni
a. Pengertian
Ahlusunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW dan jamaah berarti sahabat nabi. Jadi ahlusunnah wal jama’ah menandung arti “penganut sunnah(ittikad) nabi dan para sahabat. Dan mereka yang senantiasa tegak di atas islam berdasarkan Alqur’an dan Hadits yang shahih dengan pemahaman pemahaman para sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in.
8. Aliran Maturidiyah
Aliran Maturidiyah didirikan oleh Muhammad bin Abu Mansur. Ia dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarqand (termasuk daerah Uzbekistan). Al-Maturidy mendasarkan pikiran-pikiran dalam soal-soal kepercayaan kepada pikiran-pikiran Imam Abu Hanifah yang tercantum dalam kitabnya Al-fiqh Al-Akbar dan Al-fiqh Al-Absath dan memberikan ulasan-ulasannya terhadap kedua kitab-kitab tersebut. Al-Maturidy meninggalkan karangan-karangan yang banyak dan sebagian besar dalam lapangan ilmu tauhid.
Maturidiyah lebih mendekati golongan Muktazillah. Dalam membahas kalam,Maturidiyah mengemukakan tiga dalil, yaitu sebagai berikut:
a. Dalil perlawanan arad: dalil ini menyatakan bahwa ala mini tidak akan mungkin qasim karena didalamnya terdapat keadaan yang berlawanan, seperti diam dan derak, baik dan buruk. Keadaan tersebut adalah baru dan sesuatu yang tidak terlepas dari yang baru maka baru pula.
b. Dalil terbatas dan tidak terbatas: alam ini terbatas, pihak yang terbatas adalah baru. Jadi alam ini adalah baru dan ada batasnya dari segi bendanya. Benda, gerak, dan waktu selalu bertalian erat. Sesuatu yang ada batasnya adalah baru.
b. Dalil kausalitas: alam ini tidak bisa mengadakan dirinya sendiri atau memperbaiki dirinya kalau rusak. Kalau alam ini ada dengan sendirinya, tentulah keadaannya tetap satu. Akan tetapi, alam ini selalu berubah, yang berarti ada sebab perubahan itu.
9. Aliran asy’ariyah
Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Muktazillah yang dianggap menyeleweng dan menyesatkan umat Islam. Dinamakan aliran Asy’ariyah karena dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu Hasan al-Asy’ari. Dan nama aslinya adalah Abu al-hasan ‘Ali bin Ismail al-Asy’ari, dilahirkan dikota Basrah (Irak) pada tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324 H/ 935 M, keturunan Abu Musa al-Asy’ari seorang sahabat dan perantara dalam sengketa antara Ali r.a. dan Mu’awiyah r.a.
Setelah keluar dari kelompok Muktazillah, al-Asy’ari merumuskan pokok-pokok ajarannya yang berjumlah tujuh pokok. Berikut ini adalah tujuh pokok ajaran aliran As’ariyah:
a. Tentang Sifat Allah
Menurutnya, Allah mempunyai sifat, seperti al-Ilm (mengetahui), al-Qudrah (kuasa), al-Hayah (hidup), as-Sama’ (mendengar), dan al-Basar (melihat).
b. Tentang Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firman Allah dan bukan makhluk dalam arti baru dan diciptakan. Dengan demikian, Al-Qur’an bersifat qadim (tidak baru).
c. Tentang melihat Allah Di Akhirat
Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata kepala karena Allah mempunyai wujud.
d. Tentang Perbuatan Manusia
Perbuatan-perbuatan manusia itu ciptaan Allah.
e. Tentang Antropomorfisme
Menurut alAsy’ari, Allah mempunyai mata, muka, dan tangan, sebagaimana disebutkan dalam surah al-Qamar ayat 14 dan ar-Rahman ayat 27. akan tetapi bagaimana bentuk Allah tidak dapat diketahui.
f. Tentang dosa Besar
Orang mukmin yang berdosa besar tetap dianggap mukmin selama ia masih beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
g. Tentang Keadilan Allah
Allah adalah pencipta seluruh alam. Dia milik kehendak mutlak atas ciptaan-Nya.
Ketujuh pemikiran al-Asy’ari tersebut dapat diterima oleh kebanyakan umat Islam karena sederhana dan tidak filosofis.
BAB 3 TOKOH TOKOH ALIRAN ILMU KALAM
Tokoh Ilmu kalam
1. Tokoh-tokoh Khawarij
Diantara tokoh-tokoh golongan Khawarij yang terkenal adalah: Ikrimah, Abu Harin al-Abadi, Abu Sya’tsa, Ismail bin Sami’.
Adapun pentolan kaum Khawarij diantaranya adalah: al-Yaman bin Rabab, Tsa’bi, Baihaqi, Abdullah bin Yazid, Muhammad bin Harb, Yahya bin Kamil, Ibadiyah.
Para penyair kaum Khawarij yang terkenal adalah Imran bin Khattam, Hubaib bin Murrah, Jahm bin Safwan, Abu Marwah Ghailam bin Muslim.
2. Tokoh-tokoh Murji’ah
Beberapa buku dan keterangan para ulama menyatakan bahwa diantara tokoh-tokoh faham Murji’ah adalah sebagai berikut:
a. Al Hasaan bin Muhammad bin Al Hanafiyah
b. Abu Musa ash Shalahi
c. Jahm bin Safwan
d. Yunus as Samary
e. Abu Marwan al Ghailan
f. Al Husain bin Muhammad an Najr
g. Abu Haifah an Nu’man
h. Muaz ath Thaumi
i. Basr al Murisy
j. Muhammad bin Karam as Sijistany
3. Tokoh-tokoh Syiah
a. Nasr bin Muzahim
b. Ahmad bin Muhammad bin Isa al Asy’ari
c. Ahmad bin Abi abdillah al Barqi
d. Ibrahim bin Hilal ats-Tsaqafi
e. Muhammad bin Hasan bin Furukh as Saffar
4. Tokoh-tokoh Jabariyah
Pendirian atau paham jabariyah terdapat dua golongan, yaitu ekstrim dan moderat. Yang ekstrim diwakili oleh Jaham bin Shafwan (W. 131 H.)
Ulama yang mula-mula membawa paham Jabariyah adalah Jaham bin Shafwan, ia berasal dari khurasan yang awalnya bekerja sebagai juru tulis Haris bin Juraih yang memberontak Bani Umayyah di Khurasan, ia berguru kepada Ja’du bin Dirham menerima mahamnya dari seorang yahudi syam bernama Iban Ibnu Sam’an yang menerima pahamnya dari Thalut Ibnu As-Sham juga seorang Yahudi Zindik. Al-Ja’du mengajarkan pahamnya di Basyrah kemudian ia bertemu dengan Jaham bin Shafwan. Jaham sangat giat mangajarkan dan menyiarkan pahamnya itu, hingga aliran ini di kenal dengan sebutan jahamiyah. Sedangkan yang moderat di wakili oleh:
a. al Husain Ibnu Najjar
b. Dhirar Ibnu ‘Amru dan Hafas Al Fardi.
5. Tokoh-tokoh Qadariyah
a. Ma’bad al Juhani
b. Ghailan al Dimasyqi
6. Tokoh-tokoh Maturidiyah
a. Abu al Yusr Muhammad al Bazdawi
7. Tokoh-tokoh Asy’ariyah
a. Al Baqilani
b. Al Juwaini
c. Al Gazali
d. As Sanusi
8. Tokoh-tokoh Muktazilah
a. Wasil bin Ata al Ghazzal (80-131 H/699 M)
b. Abul al Huzail al Allaf (135-226 H/753-840 M)
c. Ibrahim bin Sayyar an Najjam (wafat 231 H/845 M)
d. Muammar bin Abbad as Sulamy (wafat 220 H/835 M)
e. Bisyr bin al Mu’tamir (wafat 226 H/840 M)
f. Jahir Amr bin Bahr (wafat 255 H/868 M)
BAB 4 KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa, aliran aliran ilmu kalam lahir pada masa pemerintahan kekhalifahan Ali bin Abi thalib setelah terjadinya peristiwa takhim. Dan Adanya macam-macam ini bukan berarti Islam terpecah, tapi hanya salah pemahaman karena Islam yang telah meluas sampai hampir ke penjuru dunia sehingga pengawasan dari daerah ke pusat dan juga dalam pengajaran Islam memperhatikan budaya atau kebiasaan daerah setempat sehingga Islam dapat diterima di sana.
BACA JUGA :
DAFTAR PUSTAKA
Hadisfile.blogspot.co.id // sejarah ilmu kalam
Wikipedia // pengertian aliran aliran ilmu kalam
Usman abdurahman noek aenul latifah(2013) buku siswa aqidah akhlak kelas XI. Cetakan pertama(2015) Jakarta, Kementerian Agama
Belum ada Komentar untuk "MAKALAH AQIDAH AKHLAK KELAS 11 : MEMAHAMI ALIRAN ILMU KALAM DAN TOKOHNYA"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...