MAKALAH TENTANG NABI MUHAMMAD SAW



BAB I
PENDAHULUAN

            Perjalanan Nabi Muhammad SAW adalah kisah tentang kehidupan Rasulullah sejak beliau dilahirkan sampai akhir hayatnya. Rasulullah SAW merupakan suri tauladan bagi kaum muslimin, karena itu wajib bagi setiap muslim mengetahuinya untuk di ikuti dan diamalkan sesuai dengan petunjuknya.
            Sebagai agama yang diridhai oleh Allah SWT, islam mempunyai banyak sejarah dan cerita panjang tentang perkembanganya. Untuk itu dengan mengisahkan perjalanan Nabi Muhammad SAW ini, kita dapat lebih memahami agama islam.
            Selama 14 abad ini, banyak para pemikir, filsuf, ilmuwan, dan ulama, yang merupakan bintang cemerlang di dunia intelektual, telah berbaris di belakang dengan penuh rasa hormat dan kagum, dan merasa bangga menjadi salah seorang umatnya. Mudah untuk mengapresiasikan dan memahami kebesarannya karena bahkan setelah kerap kali banyak di serang kita masih mendengar kalimat “ Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah “. Dari menara azan lima kali sehari kita bersama dengan mereka yang sudah meninggal dan makhluk-makhluk spiritual lainnya, merasa gembira ketika namanya di siarkan di menara azan.
            Namun, satu hal yang tececer dari pengungakapan sejarah ini yang sangat penting oleh setiap muslim dalam membaca sejarah rasulnya atau sejarah agamnya yaitu : “ Rasa iman, tauhid, dan pengabdian” kepada Allah SWT dalam segala manifestasinya.
            Demikianlah, semoga sejarah rasul dan Islam ini akan menjadi kegemaran umat Islam untuk membaca dan menganalisisnya, sehingga mendapat pelajaran yang berharga untuk membuat sejarah berikutnya. 



BAB II
PEMBAHASAN

A.  PERJALANAN MASA KECIL RASULULLAH SAW
            Pada hari perkawinan  Abdullah dengan Aminah itu, Abdul Muttalib juga kawin dengan Halah, putri pamannya. Dari perkawinan ini lahirlah Hamzah, paman nabi dan seusia dengan dia. Mereka tinggal di rumah Aminah selama 3 hari, sesudah itu bersama-sama mereka pindah ke rumah Abdul Mutallib.
Abdullah jatuh sakit dan meninggal ketika dengan kafilah kembali ke Mekkah. Rasa duka menyayat hati Abdul Muttallib dan Aminah. Harta peninggalan Abdullah sesudah wafat terdiri dari lima ekor unta, sekelompok ternak kambing dan seorang budak perempuan, yaitu Um Aiman- yang kemudian menjadi pengasuh Nabi.
Aminah sudah hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang di beri nama Muhammad. Mengenai tahun di lahirkannya, sebagian besar mengatakan pada tahun Gajah (570 M). Sebagian besar para ahli  mengatakan ia lahir pada bulan Rabiul Awal, atau malam kedelapan, atau kesembilan. Tetapi pada umumnya mereka mengatakan  ia lahir pada tanggal dua belas Rabiul Awal. Caussin de Percel dalam Essai sur I’Historie des Arabes menyatakan, bahwa Muhammad lahir pada bulan agustus  570 – yakni tahun gajah – dan bahwa dia dilahirkan di mekkah di rumah kakeknya Abdul Muttalib. Selama dua tahun Muhammad  tinggal di Sahara, disusukan oleh Halimah dan diasuh oleh Syaima’, putrinya. Udara Sahra dan kehidupan pedalaman yang kasar menyebabkan cepat menjadi besar, dan menambah indah bentuk dan pertumbuhan badannya.  Setelah cukup 2 tahun dan tiba masanya di sapih, Halimah membawa anak itu kepada ibunya dan sesudah itu membawanya kembali kepedalaman. Hal ini dilakukan karena kehendak ibunya, keterangan lain mengatakan bahawa itu kehendak Halimah sendiri. Ia dibawa kembali supaya lebih matang, juga memang dikhawatirkan akan terkena serangan wabah Mekkah. ( M. Husain Haekal, 2007 : 48-53 ).
Nabi Muhammad dibesarkan dalam pengawasan dan asuhan Allah SWT. Ayahnya, Abdullah, telah meninggal sebelum dia lahir, yang berarti bahwa dia harus menaruh semua kepercayaannya kepada Allah dan tunduk sepenuhnya kepada-Nya. Dia berziarah ke makam ayahnya di Madinah beberapa tahun kemudian, menangis dalam hatinya, dan saat kembali dia bekata, “ Aku menangisi ayahku dan memohon agar Allah mengampuninya.” ( M. Fethullah Gulen, 2002 : 3 ).
            Kakek dan pamannya melindunginya sampai pada tingkat tertentu, tetapi dia kemudian merasa bahwa perlindungan sejati adalah Allah. Dibalik setiap fenomena dan sebab akibat, dia dapat menyaksikan tangan Pencipta Tunggal dari alam semesta dan sebab-sebab. Dia akan sepenuhnya tergantung pada Tuhannya dan meminta pertolongan-Nya. Dan karenanya memperlihatkan bahwa Allah sematalah yang menciptakan akibat dan memberi keberhasilan. Sebagai akibat dari kematian Ayahnya dia lalu dipanggil “ Permata Anak Yatim Yang Tiada Banding.” ( M. Fethullah Gulen, 2002 : 4 ).
Nabi Muhammad juga kehilangan ibundanya, Aminah saat usia muda. Ketika dia meninggal di Abwa pada usia 25 atau 26 tahun saat kembali dari berziarah ke makam suaminya di Madinah, Muhammad baru berusia 6 tahun.  Lalu Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Abdul Muthalib adalah seorang ksatria besar dari Abraha tidak dapat menahan tangis ketika ia mendekati ajalnya. ( M. Fethullah Gulen, 2002 : 4 )
Kenangan yang memilukan hati ini barangkali akan terasa agak meringakan juga sedikit. Tetapi orangtua itu juga menyusul, meninggal dalam usia 80 tahun. Muhammad waktu itu baru berumur 8 tahun. Sekali lagi Muhammad dirundung kesedihan karena kematian kakeknya itu, seperti yang sudah dialaminya ketika ibunya meninggal. Begitu sedihnya dia, sehingga selalu ia menangis sambil mengantarkan keranda jenazah sampai ketempat peraduan terakhir.
Pengasuhan Muhammad selanjutnya dipegang oleh Abu Thalib, sekalipun dia bukan yang tertua diantara saudara-saudaranya. Saudara yang tertua Haris, tetapi dia tidak seberapa mampu, sebaliknya Abbas yang mampu, sangat kikir. Oleh karena itu, ia hanya memang urusan siqayah(pengairan) tanpa mengurus rifadah (makanan). Tetapi sekalipun dalam kemiskinannya, Abu Thalib punya perasaan paling halus dan terhormat dikalangan Quraisy. Tidak heran jika Abdul Muthalib menyerahkan asuhan Muhammad kemudian kepada Abu Thalib. ( M. Husain Haekal, 2007 : 57-58 ).
            Nabi Muhammad juga diajak oleh pamannya, Abu Thalib berdagang ke negeri Syam saat Ia berusia sekitar 12 tahun untuk pertama kalinya. Dan yang kedua kalinya saat berusia 25 tahun. Dan di saat itulah Muhammad bertemu dengan Siti Khadijah.
( Syekh M. Al-Khudhari Bek, 2010 : 11 dan 15)

B.  NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI SUAMI DAN AYAH
            Selama hayatnya Rasullah menikahi 15 orang perempuan. Adapun yang pernah disetubuhi hanya 13 orang, 11 orang diantara mereka pernah hidup bersama beliau, dan akhirnya tinggal sembilan orang sampai wafatnya beliau. Dua isteri beliau terpaksa diceraikan karena perilakunya yang dinilai tidak pantas. ( Dr. Mahdi Rizqullah Ahmad,2009 : 931 ).

1.        Perkawinan Muhammad SAW dengan Siti Khadijah
            Siti Khadijah binti Khuwailid al-Asadiyah, seorang wanita pengusaha yang terkemuka lagi terpandang dan kaya, selalu menyewa orang-orang untuk memasarkan barang dagangannya. Kemudian ia membagi keuntungannya dengan mereka. Ia mendengar tentang sifat amanah dan kejujuran Muhammad dalam berbicara. Oleh sebab itu, Siti Khadijah menyewa Muhammad untuk membawa barang dagangannya ke Negeri Syam, kemudian menjajakan dangannya di sana. Ia berangkat bersama pembantu Siti Khadijah yang bernama Maisarah. Selama dalam perjalannan tampak keberkahan-keberkahan yang timbul dari diri Muhammad, hal ini membuat Maisarah senang.
            Setelah mereka berdua kembali ke Mekkah, Siti Khadijah melihat hasil penjualan ternyata mendapat hasil laba yang sangat besar. Maka ia mulai tertarik pada Muhammad  dan ia mengirimkan utusan untuk menyatakan dirinya menjadi menjadi teman hidup Muhammad. Siti Khadijah pada saat itu berusia 40 tahun. ( Syekh M. Al Khudhari Bek, 2010 : 15-16 ).
            Pernikahan itu berlangsung dengan diwakili dengan paman Khadijah, ‘Amr bin Asad, sebab Khuwailid ayahnya sudah meninggal sebelum Perang Fijar. Hal ini dengan sendirinya telah membantah apa yang biasa dikatakan, bahwa ayahnya ada tetapi tidak menyetujui penikahan itu, dan bahwa Khadijah telah memberikan minuman keras sehingga ia mabuk dan dengan begitu, pernikahannya dengan Muhammad dapat dilangsungkan. Disinilah dimulainya lembaran baru dalam kehidupan Muhammad. Dimulainya kehidupan itu sebagai suami isteri yang harmonis dan sedap dari kedua belah pihak.
            Muhammad menemukan dalam diri Khadijah teladan perempuan terbaik, perempuan yang subur dan penuh kasih, sudah memasrahkan dirinya kepada Muhammad, dan telah melahirkan anak-anak seperti Al- Qasim dan Abdulllah, serta puteri-puteri seperti Zainab, Ruqayyah, Um Kulsum, dan Fatimah. Tetang Al-Qasim dan Abdullah tidak banyak yang diketahui, kecuali disebutkan bahwa mereka meninggal waktu kecil pada zaman Jahiliyah dan tak ada meninggalkan sesuatu yang patut dicatat. ( M. Husaen Haekal, 2007 : 74 ).

2.        Saudah binti Zam’ah ibn Qais r.a.
            Rasulullah juga menikah dengan Saudah binti Zam’ah Ibn Qais r.a atau Siti Saudah, dulu saat suaminya meninggal. Rasulullah tidak ada alternatif lain selain menikahi isteri orang yang beriman kepadanya. Seandainya Rasulullah membiarkan Saudah bersama kaumnya yang keras terhadap kaum Muslimin dan sangat membenci islam, niscaya mereka akan memfitnahnya. ( Syekh M. Al-Khudhari Bek, 2010 : 84 )

3.        Aisyah binti Abu Bakar r.a.
            Pada saat dinikahi Rasulullah, Aisyah masih berusia belia. Akad pernikahan dilakukan pada bulan syawal tahun ke-10 kenabian. Karena usia Aisyah yang masih sangat muda, Rasulullah tidak menggaulinya selama jangka waktu tertentu. Kali pertama beliau melakukannya adalah pada bulan syawal tahun ke-2 hijriyah.
            Aisyah r.a. berkata, “ Rasulullah menikahi setelah Khadijah r.a. wafat tepatnya sebelum hijriyah. Pada saat itu, aku baru berusia 6 tahun. Aku menuaikan tugasku sebagai isteri pada saat usia 9 tahun.”
            Akan tetapi, satu riwayat lainnya ada yang mengatakan bahwa pada saat Rasulullah menikahi Aisyah, puteri Abu Bakar tersebut berusia 7 tahun.

4.        Hafshah binti Umar Ibn Khathab r.a
5.        Zainab binti Khuzaimah Al- Hilaliyah r.a
6.        Ummu Salamah ( Hindun binti Abi Umayyah ) Al- Makhzumiyah r.a.
7.        Juwariyah binti Harists Al- Khuza’iyah r.a
8.        Zainab binti Jahsy Al- Asadiyah r.a
9.        Raihanah binti Amru ibn Khunafah an-Nadhariyah r.a
10.    Ummu Habibah ( Ramlah binti Abi Sufyan ibn Harb )
11.    Shafiyah binti Huyay ibn Akhthab an-Nadhariyah
12.    Maimumah binti Harits Al- Hilaliyah

C.  MUHAMMAD SAW DIANGKAT MENJADI RASUL
            Jauh sebelum masa pengangkatan Muhammad menjadi rasul, ia suka menyisikan dirinya di gua Hira’, yaitu suatu gua yang terdapat disuatu bukit puncak kota Mekkah kira-kira 3 mil dari kota Mekkah sebelah kiri jalan menuju Mina (jalan lama). Di gua ini Muhammad mencoba menenangkan pikirannya sambil beribdah mengingat Allah SWT sesuai dengan syariah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang berkembang di Negeri Arab waktu itu. Paling tidak Muhammad menyisihkan dirinya di gua Hira’ ini satu bulan setiap tahun. Ia dibekali isterinya Khadijah dengan bahan makanan secukupnya, kemudian setiap selesai berkhalawat (meyisihkan diri dari masyarakat ramai), Muhammmad singgah dulu ke Ka’bah untuk melakukan thawaf, setelah itu dia pulang kerumah isterinya Khadijah.
            Apa yang mendorong Muhammad menyisihkan diri ke gua Hira’ ini? Menurut penelitian ahli agama dan ahli sejarah, ada beberapa hal yang mendorong Muhammad untuk melakukannnya, antara lain :
            Pertama, Muhammad melihat bahwa masyarakat bangsanya sudah jauh menyimpang dari ajaran nabi-nabi sebelumnya, mereka menyembah berhala-berhala yang mereka gantungkan disekitar Ka’bah.
            Kedua, Muhammad melihat bangsanya tidak mengindahkan lagi budi pekerti yang baik (akhlak), mereka betul-betul menjadi masyarakat jahiliyah yang tidak menghormati lagi nilai-nilai agama dan budaya bangsa.
            Ketiga, Muhammad ingin mencari dan memikirkan alternatif lagi apa yang harus ia tempuh untuk menyelamatkan bangsanya itu, dengan memohon petunjuk dari Tuhan Penguasa Alam ini.
            Pada saat-saat puncak harapan Muhammad untuk mendapatkan jawaban dari Allah SWT sebagai jalan keluar dari masalah-masalah yang menggeluti hati dan pikirannya, maka turunlah wahyu Allah yang pertama kepadanya. Yakni surat Al-Alaq ayat 1-5. Waktu itu beliau berusia 40 tahun.
            Dengan turunya wahyu Allah ini kepada Muhammad, maka resmilah pengangkatan beliau sebagai rasul (utusan AllahSWT) kepada seluruh umat manusia dan beliau dinyatakan oleh Allah SWT sebagai rasul Allah yang terakhir. ( Drs. H.A. Moerad Oesman, 1995 : 22-23 ).

D.  PERANG-PERANG
            Setelah dua tahun berada di Madinah, Nabi Muhammad SAW. Mendapatkan wahyu yang memperbolehkan berperang untuk mempertahankan diri. Allah SWT berfirman sebagai berikut: “Dan perangilah di jalan allah orang-orang yang memerangi kamu , tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” ( Q.S AL-baqarah : 190  )
            Semenjak nabi mendapat wahyu yang memeperbolehkan berperang, umat islam tidak lagi bersifat mengalah terhadap tindakan kaum kafir. Ada dua sebutan perang pada masa Nabi Muhammad SAW, yaitu Gazwah dan Sariyyah.
            Selama periode Madinah, jumlah Gazwah dan Sariyyah cukup banyak. Para ahli sejarah berbeda pendapat mengenai jumlahnya. Menurut al wakidi, Gazwa berlangsung sebanyak 27 kali dan Sariyyah sebanyak 47 kali. Menurut Mahmud Muhammad Ziyarah, Gazwah berlangsung sebanyak 23 kali dan Sariyyah berlangsung sebanyak 13 kali.
 Berikut ini beberapa peristiwa besar dalam sejarah penyebaran Islam yang terjadi pada periode Madinah.

1.    Perang Badar
            Badar adalah pangkalan air terkenal diantara madinah dan mekkah.perang badar terjadi pada tahun 2 H/625 M di lembah badar,sebagai perang pertama dalam sejarah islam.pasukan muslimin berjumlah 313 orang,sedangkan pasukan kafir berjumlah 1.000 orang.perang ini dimenangi kaum muslimin.peperangan badar terjadi karena kaum kafir quraisy telah mengusir dan merampas seluruh harta benda kaum muslimin sehingga terpaksa hijrah ke madinah.

2.    Perang Uhud
                        Kekalahan dalam  perang badar mendorong kaum  kafir quraisy mekkah untuk merencanakan suatu serangan besar terhadap umat islam di madinah.pada tahun 3 H/625 M,dengan bantuan dari kabilah saqif,tihamah,dan kinanah,mereka berangkat menuju madinah dengan membawa 3.000 pasukan unta,200 pasukan berkuda di bawah pimpinan khalid bin walid(sebelum masuk islam),dan 700 orang pasukan berbaju besi.mengetahui rencana itu,Nabi muhammad saw.mengadakan musyawarah dengan para sahabat.untuk menyongsong kaum kafir quraisy itu,beliau memberangkatkan 1.000 pasukan.namun,baru melewati jalan batas kota,abdullah bin ubay(seorang munafik),dengan 300 orang yahudi membelot dan kembali pulang.beberapa kilometer di luar kota madinah,tepatnya di bukit uhud.nabi muhammad saw,menempatkan 50 orang pemanah mahir di lereng bukit yang cukup tinggi untuk membendung serangan berkuda musuh.pasukan ini di pimpin oleh hamzah bin abdul muthalib.

3.    Perang khandaq (perang parit)
            Peristiwa perang khandaq terjadi pada tahun 5 H/627 M.pasukan muslimin berjumlah 3.000 orang di bawah komando nabi muhammad saw.dan pasukan sekutu berjumlah 10.000 orang di bawah komando abu sufyan.peperangan ini terjadi karena hasutan beberapa orang yahudi yang tidak puas dengan keputusan nabi muhammad saw.mereka mengajak orang-orang kafir quraisy bersatu memerangi nabi muhammad saw.untuk membalas kekalahan pada perang badar,kafir quraisy pun menerima tawaran tersebut.dalam perang ini terjadi baku hantam karena kedua pasukan di pisahkan oleh parit pertahanan.dalam suasana yang tidak menguntungkan,tanpa diketahui siapa pun,seorang dari kabilah gatafan yang bernama nu’man bin mu’az menyatakan diri masuk islam.kemudian ia di beri tugas oleh nabi muhammad saw.untuk memecah belah pasukan sekutu dan akhirnya berhasil.akhirnya tumbuh sikap tidak saling percaya di antara pasukan sekutu.pasukan sekutu semakin kacau ketika suatu malam allah swt,menurunkan angin topan yang memorak-porandakan kemah mereka.mereka pun memutuskan untuk pulang kembali ke tempat masing-masing.

4.    Perang mu’tah
            Penyebab terjadinya perang ini adalah di bunuhnya utusan nabi muhammad saw.yang membawa surat kepada raja gassan untuk menyeru masuk islam.setelah informasi pembunuhan itu sampai kepada nabi muhammad saw.beliau mengirim pasukan islam sebanyak 3.000 orang di bawah pimpinan zaid bin harisah untuk menghadapi raja gassan.peperangan ini terjadi di mu’tah,di utara jazirah arabia.

5.    Perjanjian Hudaibiyah
            Nabi muhammad saw,dan kaum muslimin sudah merindukan untuk menunaikan ibadah haji.pada tahun ke-6 H,nabi muhammad saw,beserta kaum muslimin berangkat ke mekkah.jumlah mereka sebanyak 1.000 orang.untuk menghilangkan praduga jelek dari kaum kafir quraisy,umat islam berpakaian ihram dan menuntun ternak untuk di sembelih pada hari tasyrik di mina.untuk sekedar menjaga diri mereka membawa pedang yang di sarungkan.ketika sampai di suatu tempat yang bernama Hudaibiyah,nabi muhammad saw,berhenti beliau mengutus usman bin affan kepada orang-orang kafir quraisy ntuk menjelaskan tujuan kaum muslimin ke mekkah,yaitu untuk beribadah haji dan menengok saudara-saudaranya.namun,usman di tahan oleh kaum kafir quraisy dan terdengar berita bahwa ia di bunuh,ternyata berita itu tidak benar.usman telah datang dan berhasil memberi penjelasan orang-orang kafir quraisy.tidak lama kemudian,utusan kaum quraisy Suhail bin Amr,datang.dalam pertemuan ini di sepakati perjanjian antara kaum muslimin dan kaum kafir quraisy.perjanjian itu di sebut perjanjian Hudaibiya.adapun isinya adalah sebagai berikut.
a.    Umat islam tidak diperbolehkan menjalankan umroh tahun ini.tahun depan baru di perbolehkan.umat islam tidak boleh berada di mekkah lebih dari tiga hari.
b.    Keduanya tidak saling menyerang selama 10 tahun.
c.    Orang islam yang lari ke mekkah(murtad) diperbolehkan,sedangkan orang kafir( mekkah)   lari ke madinah (masuk islam) harus di tolak.
d.   Suku arab yang lain,bebas memilih ikut ke madinah atau mekkah.

6.    Fathul Mekkah (Penaklukan Kota Mekkah)
            Setelah perjanjian Hudabiyyah di hianati dan di langgar kaum kafir Quraisyi Nabi Muhammad SAW . Dan para sahabatnya berupaya unutk menaklukkan kota mekkah beliau menyiapkan pasukan sejumlah 10.000 orang. Hal itu terjadi pada tahun 8 H. pasukan Muslimin berjalan cepat memasuki kota Mekkah. Nabi Muhammad SAW, memberi perintah, “ jangan sekali kali menyerang jika tidak di serang.” Melihat jumlah pasukan Muslimin yang demikian banyak dengan diiringi suara takbir, orang-orang kafir Quraisyi tak mampu berbuat apa-apa. Dalam hatinya timbul ketakutan. Pasukan muslimin masuk mekkah tanpa perlawanan. Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW, menuju kabah dan berseruh, “siapa yang menutup pintu rumahnya, aman. Siapa yang menyarungkan pedangnya, aman. Siapa yang masuk kerumah Abu Sufyan, aman.” Orang-orang kafir Quraisy mematuhi seruhan tersebut. Kemudian, Nabi Muhammad SAW, menyuruh kaum muslimin mengahncurkan berhala-berhala yang ada di sekitar kabah.
N. Abbas Wahid dan Suratno. 2009 : 13 – 17 )

E.  WAFATNYA RASULULLAH SAW
            Belum lagi saat dhuha hari itu, Rasulullah SAW telah dipanggil disisi-Nya dan meniggalkan dunia yang fana ini. Hal itu terjadi pada hari Senin tanggal 13 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 8 Juni tahun 633 Masehi. Dengan demikian usia Rasulullah SAW adalah 63 tahun 3 hari, berdasarkan pertihingan tahun qomariyah, atau 61 tahun 84 hari berdasarkan perhitungan syamsiah.

Berita Kematian Menggemparkan Muslimin
            Nabi telah memilih handai tertinggi dirumah Aisyah dengan kepala dipangkuannya, kemudian Aisyah menarukkan kepadanya diatas bantal. Ia berdiri, dan bersama-sama dengan wanita lain yang segera datang begitu berita datang kepada mereka, ia memukul-mukul mukanya sendiri dengan peristiwa itu kaum muslimin yang sedang berada di dalam mesjid sangat terkejut, sebab ketika paginya mereka melihat nabi dari segalanya menunjukkan bahwa ia sudah sembuh dari penyakitnya. Itu pula sebabnya Abu Bakar pergi mengunjungi isterinya Bint Kharija di Sunh.


Umar tidak percaya Muhammad telah Wafat dan Kedatangan Abu Bakar
            Umar datang ketempat jenazah disemayamkan. Ia membuka tutp mukanya, ternyata Muhammad tidak bergerak lagi. Ia menduga bahwa nabi sedang pingsan. Ia tetap berkeyakinan bahwa Muhammad tidak wafat. Umar keluar dari rumah Muhammad menuju masjid sambil berteriak did lam masjid,” Ada orang dari kaum munafik yang mengira bahwa Rasulullah SAW telah wafat. Tetapi, demi Allah sebenarnya dia tidak meninggal, melainkan ia pergi kepada Tuhan, seperti Musa bin Imran. Ia telah menghilang dari tengah-tengah masyarakatnya selama 40 hari, kemudian kembali lagi ketenah mereka setelah dikatakan dia sudah mati. Sungguh, Rasulullah pasti akan kembali seperti Musa juga. Orang yang menduga bahwa ia telah meninggal, tangan dan kakinya harus dipotong”. Teriakan itu di dengar oleh kaum muslimin di masjid dan mereka lebih mempercayainya dan lebih yakin, bahwa Rasulullah tidak meninggal.
            Abu Bakar kembali dari Sunh ketika mendengar berita tersebut. Ketika ia sedang menuju kerumah Aisyah, ia melihat Umar sedang berpidato, namun ia tidak menghiraukannya dan langsung pergi kerumah Aisyah. Di lihatnya nabi sudah diselubungi oleh burd hibara (sejenis kain bersulam buatan Yaman). Kemudian Abu Bakar menuju ke tempat Umar dan berkata,” Sabar, sabarlah Umar! Dengarkan!” katanya.
            “Saudara-saudara! Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa yang mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati”.
            Kemudian ia membacakan firman Tuhan :
            “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu, sebelumnya beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kalian berbalik kebelakang (murtad)? Barangsiapa berbalik kebelakang, tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Q.S Ali-Imran: 144). ( M. Husain Haekal, 1993 : 575-578 )
                        Orang yang memandikan Rasulullah SAW adalah sahabat Ali Ibn Abu Thalib dibantu oleh sahabat Al- Abbas bersama kedua anaknya yaitu Al-Fadhl dan Qatsm dan Usamah Ibn Zaid serta Syaqran, bekas hamba sahaya Rasulullah. Jenazah Rasulullah dikafankan dengan 3 lapis kain, tanpa baju gamis dan kain sorban. Setelah mereka selasai mengurus jenazahnya, kemudian jenazah diletakkan di atas balai dalam rumahnya sendiri. Lalu orang-orang mulai berdatangan secara berturut-turut untuk menyolatkannya, dan tidak ada seorangpun yang mengimani jenazah itu. Setalah itu mulailah digali liang lahat di dalam kamar Siti Aisyah tempat Rasulullah meninggal dunia. Orang yang meletakkan jenazah kedalam liang lahat adalah sahabat Ali dan sahabat Al-Abbas bersama dua orang anaknya, Al-Fadhl dan Qatsm. Setelah itu sahabat bilal meyiramkan air keatas kuburan Rasulullah.
            Kuburan Rasulullah ditinggikan sejengkal dari tanah. Rasulullah SAW wafat dengan meningglkan sesuatu untuk kaum muslimin. Bilamana mereka mengikutinya, niscaya tidak ada sesuatupun yang membahayakan mereka, yaitu kitabullah yang tidak datang kepadanya belatilan, baik dari depan mapun belakangnya, yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
            Kami mohon kepada Allah semoga Dia memberikan kemampuan kepada diri kami untuk dapat bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang agung lagi besar ini, yaitu agama islam. ( Syekh M. Al Khudhari Bek, 2010 : 346-348 ).

F.   MUKJIZAT-MUKJIZAT DAN SIFAT-SIFAT RASULULLAH SAW
                        Bilamana seseorang ingin memperhatikan pembahasan yang telah kami kemukakan dimuka, yaitu sehubungan dengan perjalanan hidup Rasulullah SAW yang mulia ini, jejak-jejaknya yang terpuji, keunggulan ilmunya, kecemerlangan akalnya, sifat penyantunnya, semua kesempurnaan kemanusiannya, semua akhlak-akhlaknya, tingkah lakunya dan kebenaran ucapannya niscaya tidak akan diragukan lagi keabsahan kenabiannya dan kebenaran dakwahnya.
            Terlebih lagi Allah SWT telah menampakkan melalui tangannya dengan berbagai mukjizat sebagai pembenaran atas kenabiannya. Hal ini membuat dirinya dianggap sebagai nabi yang paling banyak mukjizatnya dan paling jelas buktinya. Mukjizat- mukjizat tersebut berdasarkan periwayatan yang telah diketengahkan oleh para sebagian besar sahabat dan telah diakui kebenarannya oleh para ahli hadist. ( Syekh M. Khudhari Bek, 2010 : 377 ).
            Berikut ini kami mulai dengan mengetengahkan mukjizat yang paling terkenal dan sudah jelas keterangannya, yaitu mukjizat Al-Qur’an. Perlu kita ketahui bahwa Kitabullah mengandung cukup banyak mukjizat. Hal ini dapat disimpulkan ke dalam empat ketegori penjelasan berikut ini :
1.      Al-Qur’an memiliki metode yang baik, kalimat-kalimatnya membentuk perpaduan yang serasi, dan kefasihan bahasa serta keringkasan ibaratnya dan paramasastaranya yang benar-benar berbeda dengan kebiasaan yang berlaku di kalangan orang Arab
2.      Mukjizat Al-Qur’an menyangkut gambaran susunannya yang menakjubkan. Semua yang dikemukakan dalam Al-Qur’an berbeda, dan baik sebelumnya ataupun sesudahnya tidak pernah dijumpai hal yang serupa dengannya, serta tidak ada seorang pun yang mampu membuat sesuatu yang serupa denganya.
3.      Di antara mukjizat Al-Qur’an ialah karena ditinjau dari segi bahwa Al-Qur’an terkandung berita-berita mwngenai masalah ghaib dan hal-hal yang belum terjadi, kemudian kejadiannya persis yang telah diberitakan didalamnya.
4.      Diantara mukjizat Al-Qur’an ialah karena didalamnya terkandung berita-berita tentang umat-umat terdahulu dan syariat-syariatnya.

            Diantara mukjizat Rasulullah SAW yang lain selain dari Al-Qur’an ialah terbelahnya rembulan, dan hal ini telah disebutkan oleh hasidst secara rinci.
            Diantaranya lain ialah memancarkannya air dari celah-celah jari-jemari Rasulullah SAW sehingga air makin bertambah banyak berkat mukjizatnya. Hal ini diriwayatkan oleh sebagian besar sahabat, di antara mereka adalah Sahabat Anas Ibn Malik, Sahabat Jabir, dan Sahabat Abdullah Ibn Mas’ud. Sahabat Anas r.a., menceritakan bahwa ia pernah melihat Rasulullah SAW pada suatu hari ketika shalat ashar telah tiba. Para sahabat sedang mencari iar untuk mengambil wudhu, tetapi mereka tidak menemukannya. Akhirnya Nabi SAW mendatangkan air dalam suatu wadah yang cukup untuk satu kali wudhu, kemudian ia meletakkan tangan ke dalam wadah tersebut. Setelah itu Rasulullah SAW memerintahkan orang-orang untuk berwudhu dari wadah itu. Sahabat Anas r.a., melanjutkan ceritanya, bahwa ia melihat ada air yang keluar dari celah-celah jari-jemari Rasulullah SAW. Kemudian orang-orang berwudhu sehingga mereka semua sempat melakukan wudhu dari wadah itu.Setelah itu Rasulullah SAW bertanya, “  Berapa orangkah jumlah kalian?’.  Ada yang menjawab bahwa jumlah mereka sekitar 300 orang. ( Syekh M. Kudhari Bek, 2010 : 375-389 ).
            Rasulullah mudah merasakan kesedihan, bila dia sedang dalam terdiam diri cukup lama, namun dia tidak pernah beristirahat tetapi selalu dalam kesibukan. Dia tidak pernah bicara yang tak berguna. Dia menguasai perasaannya dengan teguh. Bila dia jengkel dia berpaling, bila dia senang dia tundukkan pandangannya. Waktunya di bagi secara cermat untuk memenuhi berbagai permintaan kepadanya. Dalam berurusan dengan orang lain dia sangat bijaksana. Pada saatnya dia pun bisa keras, walaupun pada dasarnya dia tidak kasar melainkan halus. Tertawanya lebih banyak berupa senyuman. ( W. Montgomery Watt , 1984 : 237 – 238 )


G.    SIFAT-SIFAT YANG PERLU DICONTOH DAN TELAH DI CONTOH DARI  RASULULLAH  SAW
Ada 7 prilaku Rasulullah SAW yang harus dicontoh, khususnya oleh kaum muslim. Karena ketujuh sikap tersebut akan membawa kebahagian dunia dan akhirat, yaitu mandiri, pekerja keras, adil, bertanggungjawab, pimpinan yang sukses, hamba Allah yang taat dan ilmuan yang bijaksana.
Ke 7 prilaku Nabi Muhammad tersebut harus dicontoh dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku yang dimaksud, pertama; Mandiri. Prilaku Mandiri perupakan prilaku yang tidak manja tapi memiliki kepedulian dengan sesama. Dengan sikap mandiri, akan menjadikan seseorang lebih tegar, tegas, dan tidak menyusahkan orang lain. Kedua; pekerja kerasa, sehingga Nabi bisa sukses menjadi pedagang yang sukses. Ketiga; Hakim yang adil, terbukti dengan kemampuan Nabi menyelesaikan sengketa antara orang-orang Makkah terkait dengan letak Hajar Aswad yang tergeser karena banjir. Empat ; Nabi seorang kepala keluarga yang sangat bertanggungjawab, terbukti dengan kasih sayang dan perhatiannya terhadap isteri dan anak-anaknya. Lima; Nabi Muhammad merupakan kepala negara yang sangat sukses sehingga mampu menjaga keharmonisan hidup diantara rakyatnya yang berbeda agama, mulai dari kaum muslimin, yahudi, nasrani, kristen dan penganut kepercayaan lainnya. Enam; seorang utusan dan Rasul Allah sekaligus sebagai haamba Allah yang saat, walaupun sudah dijamin oleh Allah SWT bahwa beliau masuk surga tapi tetap saja rajin beribadah. Tujuh; merupakan seorang Ilmuan yang sangat bijaksana, rendah hati dan peduli terhadap ilmu pengetahuan, terbukti dengan hadist-hadist beliau yang menyuruh ummatnya untuk menuntut ilmu dari buaian sampai keliang lahat, tuntutlah ilmu walau kenegeri china dan hadis lainnya yang menyuruh manusia untuk terus belajar.

Sisi lain, dari karakter pemimpin yang harus dimiliki oleh bangsa ini adalah berani (syaja’ah). Syaja’ah adalah berani karena memiliki dasar keimanan dan kebenaran yang kokoh. Pemimpin pemberani pasti mempunyai ketegasan sikap, keputusan, dan tindakan yang dilandasi oleh suara hati nurani serta pemahaman yang mantap terhadap berbagai persoalan. Keberanian boleh dikata, adalah sebuah ketenangan hati untuk menampilkan ketegasan sikap dalam menghadapi sebuah kondisi, kapanpun dan di manapun dan dalam skala apapun. Sifat ini hanya dimiliki oleh orang yang kuat iman, ilmu, dan amal.
Setidaknya, ada beberapa kategori syaja,ah yang harus dimiliki seorang pemimpin. Pertama, menegakkan amar makruf nahi mungkar. Pemimpin harus berani menginstruksikan kebaikan, memimpin langsung pencegahan kemungkaran dan penghentian kemaksiatan, termasuk korupsi. Kedua, mengambil kebijakan dan menegakkan keadilan. Keberanian ini mengharuskan pemimpin tidak boleh bersikap ragu, tetapi harus tegas, dan cerdas dalam mengambil kebijakan yang pro pada kemaslahatan masyarakat dan bangsa. Ketiga, belajar dan mengembangkan ilmu. Keberanian ini sangat penting, agar ada kebebasan dalam mengembangkan ilmu dan menyuarakan hasil penelitian secara objektif tanpai ntervensi kekuasaan. Keberanian ini mengantarkan pemimpin untuk tidak mengabdi kepada kekuasaan atau kepentingan politik, tetapi dia harus tunduk kepada kebenaran dan otoritas keilmuan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia senantiasa perlu memfokuskan upayanya untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin bangsa yang asketis dan berani. Pemimpin yang berani karena didasari pada iman, ilmu, dan amal saleh, serta keteladanan yang baik, adalah pemimpin yang mampu mengubah masa depan bangsa menjadi lebih baik.
            Sifat yang telah kami contoh dari Rasulullah yaitu ajaran untuk melaksanakan kewajiban untuk mendirikan ibadah shlat wajib lima waktu dalam satu hari  dan ibadah-ibadah sunnah dan wajib lainnya. Dan telah menjadikan umatnya sebagai insan yang semakin berguna untuk diri sendiri maupun orang lain karena begitu banyak kebaikan yang telah di ajarkan dan di anjurkan oleh beliau. Ajaran Nabi Muhammad SAW akan selalu menjadi contoh suri tauladan untuk umat-umatnya hingga akhir zaman.





BAB III
PENUTUP

            Demikian yang dapat kami sampaikan dan paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dan diskusi kita dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan ketidak lengkapannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah kami ini.
            Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang baik hatinya agar dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dalam penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
            Kami ucapkan banyak terima kasih untuk semuanya.















DAFTAR PUSTAKA

Haekal, M. Husain. 2007. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta : PT Pustaka Litera Antar Nusa.

Haekal, M. Husain. 1993 . Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta : PT Pustaka Litera Antar Nusa.

Gulen, M. Fethullah. 2002. Versi Terdalam Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Ahmad, Mahdi Rizqullah. 2009. Biografi Rasulullah. Jakarta : Qisthi Press.

Oesman, H.A. Moerad. 1995.Perjalanan Hidup dan Perjuangan Muhammad SAW Menegakkan Islam. Jakarta : Akademika Pressindo.

Bek, Syekh Muhammad Al Khudari. 2010. Nurul Yaqin. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Watt, W. Montgomery. 1984.  Muhammad nabi dan Negarawan. Jakarta : CV Kuning Mas.

Wahid, N. Abbas dan Suratno. 2009. Khazanah Sejarah Kebudayaan Islam. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Belum ada Komentar untuk "MAKALAH TENTANG NABI MUHAMMAD SAW"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel