MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM “SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN”
Sabtu, Oktober 06, 2018
Tambah Komentar
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAMM
“SEJARAH
PERKEMBANGAN MANAJEMEN”
Kelompok
1
Mutiara Syam dkk[1]
Dosen
Pembimbing :
Nurul
Yaqien, M.Pd
Nilai
manajemen telah berjalan dengan manusia sebelum teori-teori manajemen itu
sendiri ditemukan. Dalam prosesnya, penemuan teori tersebut berjalan bertahap
karena keterbatasan dan perkembangan ilmu pengetahuan, pengalaman dan
faktor-faktor yang lain. Di sisi lain, salah satu tujuan teori tersebut
ditemukan adalah untuk mempermudah dipelajari oleh sebagian orang awam, dan
sebagai sumbangan perkembangan ilmu manajemen oleh beberapa tokoh yang ahli
dibidangnya masing-masing. Sejarah perkembangan manajemen memang tumbuh secara
bertahap dan cukup rumit , namun akhirnya menghasilkan ilmu-ilmu manajemen yang
sebelumnya belum pernah ditemukan.
A. Pendahuluan
Manajemen berasal
dari bahasa Inggris to manage yang
berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P. Hasibuan,
manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
secara efektif dan efisien, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam
organisasi untk mencapai tujuan tertentu.[2]
Dalam sejarahnya, manajemen mempunyai perkembangan. Perkembangan tersebut
berjalan dengan beberapa faktor pendukung, berikut penjelasannya.
B. Pembahasan
1. Hubungan Manajemen Dengan Studi Lain.
Berdasarkan
teori Ordway Teaddan Dalton Mc. Faraland, dapat disimpulkan
bahwa administrasi terdiri atas organisasi dan manajemen. Apabila mempelajari
teori Dimock & Koenig, inti dari manajemen adalah
kepemimpinan (leader shipis the key to
management).
Gambar 1-1
Hubungan
Sistemik/Timbal-Balik antara Adminstrasi, Organisasi, Manajemen, dan Kepemimpinan.[3]
Manajemen
|
Organisasi
|
|||||||
Kepemimpinan
|
Informasi
|
Kantor
|
MRT
|
Keuangan
|
Personalia
|
Hubungan & Tata Kerja
|
Struktur Organisasi
|
Tupoksi/Misi
|
2. Latar Belakang Sejarah Manajemen Ilmiah
a) Perkembangan Awal Teori Manajemen
Manajemen ialah proses yang digunakan
untuk mencapai tujuan suatu organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian sumberdaya manusia.[4] Sebelum sejarah yang di sebut zaman manajemen ilmiah
muncul, telah terjadi revolusi industri pada abad ke 19, yang menyebabkan meningkatnya
kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen yang sistematik. Beberapa
variable yang dapat diperhatikan dalam manajemen ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Pentingnya peran manajer dalam
menggerakkan dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
b. Pengangkatan dan pemanfaatan tenaga kerja
dengan persyaratan-persyaratannya.
c. Tanggung jawab kesejahteraan
pegawai/karyawan.
d. Kondisi yang cukup umtuk meningkatkan
produktivitas kerja.
Peran manajer (pimpinan) dalam
menentukan pilihan kebijaksanaan perusahan adalah sangat penting. Manajer herus
dianggap sebagai refomis dalam memperbaharui persyaratan-persyaratan kerja,
kondisi kerja, hari standar kerja, tanggung jawab terhadap kesejahteraan
karyawan dan lain-lain. Dari perbaikan/pembaharuan dalam manajemen, aspek-aspek
manajemen ilmiah mempunyai tujuan agar tingkat produktivitas perusahaan,
efisien dan efektivitas perusahaan dapat di tingkatkan. Manajemen ilmiah juga
memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja di antara para pegawai pada suatu
perusahaan.[5]
Usaha-usaha
pengembangan manajemen kemudian di lakukan oleh para teorisi. Pembahasan
perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen selanjutnya akan di
lakukan derngan menguraikan para tokoh dan gagasan-gagasan mereka. Ada dua tokoh manajemen, yang mengawali munculnya
manajemen ilmiah, yang akan di bahas di sini, yaitu Robert Owen dan Charles
Babbage.
Robert Owen
(1771-1858). Pada permulaaan tahun 1880-an Robert
Owen, seorang manajemen beberapa pabrik permintalan kapas di di New Lanark
Skotlandia, menekankan pentingnya unsusr manusia dalam produksi. Dia membuat
perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hasil kerja
standar. Pembatasan
anak-anak di bawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih bagi
karyawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan
murah. Dia mengemukakan bahwa mealui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan
menaikkan produksi dan keuntungan (laba). Dan investasi yang paling
menguntungkan adalah para karyawan atau “vithal
machines”. Disamping itu Owen
mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga
memungkinkan peningkatan produktivitas.[6]
Charles Babbage
(1792-1871). Charles Babbage seorang profesor matematika dari inggris,
mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih
efesien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsipfre-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan
produktivitas dan menurunkan biaya.[7]
Babbage adalah penganjur pertama prinsip
pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus di beri latihan
keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Kini perakitan modern
yang banyak di jumpai sekarang, dimana
setiap karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang,
didasarkan pada gagasan Babbage. Sebagai konstribusinya yang lain Babbage
menciptakan alat penghitung (calculator)
mekanis pertama, mengembangkan program-program permainan bagi komputer,
menganjurkan kerja sama saling menguntungkan antar kepentingan karyawan dan
pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.
b) Sumbangan dan Keterbatasan Manajemen Ilmiah
Metode-metode
manajamen ilmiah telah banyak di terapkan pada bermacam-macam kegiatan
organisasi, terutama dalam usaha peningkatan produktivitas. Tekhnik-tekhnik
efesiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan
kegiatan dapat di laksanakan lebih efesien. Gagasan seleksi dan pengembanan
ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan
latihan untuk meningkatkan efektifitas karyawan. Akhirnya, manajemen ilmiah
yang telah mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong manajemen untuk
mencari “cara terbaik” pelaksanna tugas. Jadi, manajemen ilmiah tidak hanya
mengembangkan pendekatan rasional untuk pemecahan masalah-masalah organisasi
tetpi juga meletakkan dasar profesionalisasi manajemen.
Setelah “revolusi
mental” yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktik, timbul masalah-masalh
sebagia keterbatasan penerapan manajemen ilmiah. Keanaikan produktivitas sering
tidak di ikuti kenaikan pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-macam
menjadi hambatan. Pendekatan “rasional” hanya memutuskan kebutuhan-kebutuhan
ekonomis dan fisik, tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan.
Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja. Beberapa keterbatasn ini yang
menimbulkan usaha-usaha para ahli manajemen berikutnya untuk melengkapi model
manajemen
ilmiah[8].
3. Teori Administrasi Umum
a.
Arti Administrasi,
Manajemen dan Organisasi
Administrasi
dapat dibedakan dalam dua pengertian, yaitu
1.)
Administrasi dalam arti sempit, yaitu dari kata Administrati (bahasa Belanda), yang meliputi kegiatan:
Catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan (Clerical work). Jadi tata usaha adalah bagian kecil kegiatan dari
administrasi yang akan dipelajari.
2.)
Administrasi dalam arti luas dari kata Administration
(bahasa inggris). Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat, arti atau
definisi administrasi dalam arti luas, yaitu :
·
Leonard D. White, dalam bukunya Introduction to the Study of Public Administration, memberikan
definisi sebagai berikut : “Administration
is a process common to all group effort, public or orivate, civil or military,
large seale….etc.”
·
H. A. Simon dkk., dalam bukunya Public Administration, memberikan definisi sebagai berikut. “Administrastion as the activities of groups
coorporating to accomplish common goals”
·
William H. Newman, dalam bukunya Administrative Action mengemukakan “Administration has been defined as the guidance, leadership and
control of the effort of a group o individuals towards some common goal”.[9]
3.) Setelah mengetahui beberapa
definisi administrasi, maka ciri-ciri administrasi tersebut dapat digolongkan
menjadi:
·
Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri
atas 2 orang atau lebih
·
Adanya kerjasama dalam kelompok tersebut.
·
Adanya kegiatan/ proses usaha.
·
Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan.
·
Adanya tujuan.
4.) Penggolongan
Administrasi dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu
i.
Administrasi Negara dengan Public Administration menurut J.
M. Piffner dan Robert V. Presthus
dalam bukunya Public Administration,
ialah: “Public Administration is a
process concerned with carrying out public policies.”.Dimock dalam bukunya Public
Administration, mendefinikan sebagai berikut: Public Administration is the activity of the State in the exercise of
its political power.”
ii. Administrasi
Swasta/Niaga (Private/BusinessAdministration),
yaitu kegiatan-kegiatan/proses/usaha yang dilakukan di bidang swasta/niaga.
Dalam bidang Administrasi Niaga (Business
Administration) dapat diartikan sebagai berikut: “Administrasi niaga ialah
kegiatan-kegiatan dari organisasi-organisasi niaga dalam usahanya mencapai
tujuan yaitu mencari keuntungan (profit making).”
b.
Perbedaan dan Kesaman
Arti Administrasi dan Manajemen
I. Pendapat yang
menyamakan arti adinitrasi dan manajemen :
i. William H. Newman dalam bukunya Administrative
Action, jelas-jelas tidak membedakan antara adminitrasi dan manajemen. Apa
yang dimaksud dengan arti adminitrasi, termasuk pula dalam arti manajemen.
Sekalipun bukunya dinamakan Adminitrative
Action, tetapi isinya adalah “The
Techniques of Organization and Management”.
ii. M.E. Dimock dalam bukunya Public
Adminitrasion , mengemukakan 2 (dua) kata itu saling berkaitan. Ia
memberikan definisi adminitrasi sebagai berikut : “Adminitration (or management) is a planned approach to the solving of
all kinds of problems an almost every individual or group activity both public
or private.”
II. Pendapat yang
membedakan arti adminitrasi dan manajemen :
i. Dalton E. Mc Farland dalam bukunya Management,
membedakan arti adminitrasi dengan menejemen sebagai berikut: “Administration refers to the determination
of major aims dan policities,whereas management refers to the carrying out of
operations designed to accomplish the aims and effectuate policies.”
ii. Ordway Tead juga tegas-tegas membedakan arti adminitrasi dengan
manajemen. Hal ini dikemukakan dalam bukunya Management Principles and Practies, yang menegemukakan pendapatnya
sebagai berikut: “Adminitration is the
procces and agency which is responsible for the determination of the aims for
which an organization in the and its management are to strive... ..etc.”
”Maanagement is the process and agency which directsand guides the operation
of organization I the realizing of
esteblished aims…etc.”
Menurut Ordway
Tead, adminitrasi sebagai suatu proses dan badan yang bertanggung jawab
terhadap penentuan tujuan, dimana organisasi dan manajemen digariskan, di sini sifatnya menentukan garis
besar daripada suatu kebijaksaan dan pemberian pengarahan (general policies);
sedangkan pada manajemen, prosesnya ialah bagaimana secara langsung
kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan untuk merealisasikan suatu tujuan, dengan
mengatur tindakan-tindakan itu agar dapat tecapai tujuan.[10]
Tokoh paling terkemuka dalam teori administrasi umum
ini adalah sebagai berikut:
1. Henry Fayol
Perhatian Fayol di arahkan pada kegaiatan-kegiatan semua manager, dan ia menulis dari
pengalam pribadi. Taylor adalah seorang ilmuan. Fayol, direktur pelaksanaan
sebuah perusahaan tambang batu bara terbesar di Perancis, adalah seorang
praktisi.
Fayol menggambarkan praktek manajemen sebagai sesuatu
yang berbeda dari akuntansi, keuangan, prodiksi, distribusi dan fungsi fungsi
bisnis biasa lainnya. Ia menegaskan bahwa manajemen itu merupakan sebuah
kegiatan umum dari semua usaha manusia dalam bisnis, pemerintahan, dan bahkan
dalam rumah tangga. Kemudian muncullah 14 prinsip manajemen yang di ciptakan
oleh Henry Fayol sebagai berikut:
1.
Pembagian Kerja
Sama seperti
pembagian kerja Adam Smith, spesialisasi meningkatkan hasil keluaran dengan
membuat para karyawan menjadi lebih efisien.
2.
Otoritas
Seorang manajer
harus mampu memerintah. Otoritas memberi mereka hak tersebut. Namun, bersamaan
dengan otoritas, ikut pula tanggung jawab.
3.
Tata tertib
Para kar1yawan
harus menaati dan menghomati perturan-peraturan yang mengatur organisasi
tersebut. Tata tertib yang baik merupakan hasil kepemimpinan yang efektif,
pemahaman yang jernih antara manajer dan karyawan akan membuahkan penerapan
hukum yang bijaksana bagi pelanggar aturan-aturan tersebut.
4.
Kesatuan komando
Setiap
karyawan harus menerima perintah dari satu orang atasan saja.
5.
Kesatuan arah
Organisasi pasti
mempunyai satu tujuan yang sama, oleh karena itu seorang manajer haruslah
mengarahkan karyawannya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan satu
rencana.
6.
Subordinasi kpentingan-kepentingan individu terhadap kepentingan umum
Kepentingan
individu tidak boleh di dahulukan
terhadap kepentingan organisasi.
7.
Balas jasa
Para karyawan
harus mendapatkan upah yang wajar sesuai dengan jasa-jasa mereka.
8.
Sentralisasi
Dimana
karyawan ikut andil dalam pegambilan keputusan.
9.
Rantai saklar
Garis wewenang
dari atas sampai ke bawah. Setiap karyawan haruslah menyadari posisi mereka
dalam hierarki organisasi.
10. Tatanan
Manusia dan
barang-barang harus berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat.
11. Kesamaan
Para
manager harus bersikap adil kepada karyawannya.
12. Kemantapan
karyawan dalam pekerjaannya
Pemimpin harus
menyediakan perencanaan personalia secara teratur dan menjamin agar pergantian
tersedia untuk mengisi lowongan.
13. Inisiatif
Karyawan yang
diizinkan untuk memprakarsai dan menjalankan rencana-rencana akan menampilkan
tingkat usaha yang tinggi.
14. Semangat korps
Meningkatkan
semangat tim akan membina keselarasan dan kesatuan dalam organisasi itu.
2. Max Weber
Max Weber adalah
seorang ahli sosiologi asal Jerman. Weber mengembangkan suatu teori yang
disebut dengan birokrasi. Birokrasi
adalah suatu sistem yang dicirikan pembagian kerja, hierarki yang dirumuskan
dengaan tegas, peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang terinci, dan
hubungan-hubungan yang impersonal. Ciri-ciri birokrasi ideal sebagai berikut:
1.
Pembagian kerja
Pekerjaan di
perinci menjadi tugas-tugas sederhana, rutin, dan di rumuskan dengan baik.
2.
Hierarki wewenang
Kedudukan-kedudukan
atau posisi disusun dalam sebuah hierarki, yang bawah dikendalikan dan diawasi
oleh yang lebih tinggi.
3.
Seleksi formal
Semua anggota
organisasi dipilih atas dasar kualifikasi teknis yang diperlihatkan oleh
pelatihan, pendidikan, dan atau pemeriksaan non formal.
4.
Tatanan dan aturan-aturan formal
Untuk menjamin
kesragaman dan untuk mengatur tindak tanduk karyawan, para manager harus sangat
tergantung pada peraturan-peraturan organisasi yang formal.
5.
Impersonalitas
Peraturan dan
kendali diterapkan secara seragam, sambil menghindari campur tangan atas
kepribadian dan cita rasa pribadi para karyawan.
6.
Orientasi karier
Para manajer
adalah pejabat professional bukannya memiliki unit-unit yang mereka kelola.
Mereka bekerja demi gaji tetap dan mengejar karier mereka di dalam organisasi
itu.
3. Ralph C. Davis
Davis
mengembangkan falsafah administratif manajemennya sendiri. Ia mencetuskan
“fungsi-fungsi organik”, manajemen sebagai merencana, mengorganisasi dan
mengendalkan dan menyarankan bahwa fungsi fungsi ini berlaku secara universal
bagi segala jenis organisasi. Lebih lanjut Davis memerinci konsep manajemen
sebagai “fungsi kepemimpinan eksekutif”. Karya Davis itu berfungsi untuk
mengurangi keragu-raguan dalam pentingnya manajemen organisasi.[11]
4. Perilaku Organisasi
a.
Memasuki Perilaku
Organisasi
Perilaku
Organisasi-PO (organizational behavior- OB) adalah bidang studi yang menyelidiki
pengaruh uang dimiliki oleh individu, kelompok, dan pengetahuan semacam ini
guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi.
Perilaku
organisasi adalah sebuah bidang studi, bahwa berarti bahwa PO adalah sebuah
bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum. Apakah
yang diajarkan? PO mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi:
individu, kelompok, dan struktur. Selain itu, PO menerapkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh tentang individu, kelompok, dan pengaruh dari struktur terhadap perilaku
umtuk membuat organisasi bekerja secara lebih efektif.[12]
Untuk
meringkas definisi kita, PO terkait dengan studi mengenai apa yang dilakukan
individu dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi
kinerja perusahaan. Karena PO sangat berhubungan dengan situasi-situasi yang
berkaitan dengan pekerjaan, Anda seharusnya tidak terkejut untuk menemukan
bahwa hal ini menekankan perilaku yang bersangkutan dengan pekerjaan, kerja,
ketidakhadiran, perputaran karyawan, produktivitas, kinerja manusia, dan manajemen.
Terdapat
semakin banyak persetujuan terkait komponen atau topik yang membentuk PO. Meski
masih terdapat perdebatan serius mengenai relatif pentingnya komponen-komponen
tersebut, terdapat kesepakatan umum bahwa PO mencakup topik ini dari motivasi,
perilaku dan kekuatan pemimpin, komunikasi antarpersonal, struktur dan proses
kelompok, pembelajaran, presepsi dan pengembangan sikap, proses perubahan,
konflik, rancangan kerja, dan stres kerja[13]
Organisasi
juga merupakan ajang untuk melakukan kerja sama antar orang dalam rangka
mencapai tujuan bersama, dengan menggunakan sumber daya yang di miliki.[14]
b.
Gagasan-gagasan
Perkembangan
aliran perilaku organisasi di tandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang
perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :
i. Abraham Maslow yang mengemukakan
adanya “hirarki kebutuhan” dalam penjelasannya tentang perilaku dan dinamika
proses motivasi
ii. Douglas McGregor dan teori X dan teori
Y-nya
iii. frederick Herzberg yang menguraikan
teori motivasi higinies atau teori dua faktor
iv. Robert black dan jane mouton yang
membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid)
v. Rensis Liken yang telah
mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif mengenai empat
sistem manajemen, dari sistem 1 : exploitif-otoritatif sampai sistem 4:
partisipatif kelompok
vi. Fred Fiedler yang menyarankan
pendekatan contigency pada studi kepemimpinan
vii. Chris Argyris yang memandang
organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antarhubungan budaya.
c. Pentingnya Mempelajari Perilaku Organisasi
Mengapa
karyawan memiliki perilaku tertentu di dalam organisasi? Mengapa seorang
individu atau kelompok lebih produktif dari yang lainnya? Mengapa manajer
terus-menerus mencari cara untuk merancang pekerjaan dan mendelegasikan
otoritas? Hal ini dan pertanyaan serupa lainnya, penting bagi bidang atau studi
baru yang dikenal sebagai perilaku organisasi (organizational behavior). Memahami
perilaku orang dalam organisasi kini dianggap penting karena perhatian
manajemen- seperti produktivitas karyawan, kualitas kehidupan kerja, tekanan
pekerjaan, dan kemajuan karier- terus menjadi berita utama.
Memahami dengan jelas bahwa
perilaku organisasi telah berevolusi dari berbagai disiplin, kita akan
menggunakan definisi dari perilaku organisasi adalah :
Studi perilaku, sikap, dan
kinerja manusia dalam suatu lingkungan organisasi: didasarkan pada teori,
metode, dan prinsip dari berbagai disiplin, seperti psikologi, sosiologi, ilmu
politik, dan antropologi budaya, untuk mempelajari individu, kelompok,
struktur, dan proses.
Pandangan multidisiplin dari perilaku
organisasi mengilustrasikan sejumlah poin penting. Pertama, perilaku organisasi
merupakan suatu cara berpikir. Perilaku dipandang beroperasi pada
tingkat individu, kelompok, dan organisasi. Pendekatan ini menyarankan bahwa
ketika kita mempelajari perilaku organisasi, kita harus mengidentifikasikan
dengan jelas tingkat analisis yang digunakan-individu, kelompok, dan/atau
organisasi. Kedua,
perilaku organisasi adalah multidisiplin. Ini berarti bahwa ilmu ini
menggunakan prinsip, model, teori, dan metode dari berbagai disiplin yang lain.
Studi perilaku organisasi bukanlah disiplin atau ilmu yang dapat diterima secara
umum dengan pondasi teoritis yang mantap. Studi ini
merupakan bidang yang baru-baru ini dimulai tumbuh dan mengalami perkembangan
tahap dan dampak. Ketiga, terdapat orientasi humanistic yang tampak
jelas dalam perilaku organisasi. Orang dan sikap, persepsi, kapasitas
pembelajaran, perasaan, dan tujuan mereka merupakan hal yang penting bagi
organisasi. Keempat,
bidang perilaku organisasi berorientasi pada kinerja. Mengapa kinerja
rendah atau tinggi? Bagaimana kinerja dapat ditingkatkan? Dapatkah pelatihan
memperbaiki kinerja karyawan dalam pekerjaan? Ini merupakan persoalan penting
yang dihadapi manajer yang melakukan praktik. Kelima,
karena bidang perilaku organisasi sangat bergantung pada disiplin yang diakui,
peran metode ilmiah dalam mempelajari variable dan hubungan dianggap
penting. Karena metode ilmiah digunakan dalam penelitian mengenai perilaku
organisasi, serangkain prinsip dan petunjuk mengenai apa yang membentuk
penelitian yang baik telah muncul.
Terakhir,
bidang perilaku organisasi memiliki orientasi penerapan yang jelas;
bidang ini berkaitan dengan pencarian
akan jawaban yang berguna bagi pertanyaan yang muncul dalam konteks pengelolaan
organisasi.[16]
a.
Prinsip-prinsip dasar
perilaku Organisasi
Beberapa prinsip dasar penting yang dapat di simpulkan
dari pendapat para tokoh manajemen
modern adalah sebagai berikut:
i. Manajemen tidak dapat di pandang sebagai suatu peoses
tekhnik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip).
ii. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang di gunakan
harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
iii. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan
manajemen individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
iv. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen
pekerja terhadap tujuan organisasi sangat di butuhkan.
Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari
berbagai riset perilaku adalah :
i. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau
kegagalan pencapaian tujuan organisasi
ii. Manajer masa kini harus di beri latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip
dan konsep-konsep manajemen
iii. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan
kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
iv. Komitmen dapat di kembangkan melalui partisipasi dan
keterlibatan para karyawan
v. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan
mereka mencapai kepuasan diri dari pekerja tersebut
vi. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus di
bangun atas dasar pengertian positif yang meneyeluruh menegenai karyawan dan
reaksi mereka terhadap pekerjaan.[17]
c. Perilaku Organisasi Mengikuti
Prinsip-prinsip Perilaku Manusia
Keefektifan setiap organisasi sangat
dipengaruhi oleh perilaku manusianya. Orang adalah sumber daya yang umum bagi
semua organisasi. Tidak ada organisasi “tanpa orang”.
Satu prinsip yang penting dalam
psikologi ialah bahwa setiap orang berbeda-beda. Setiap orang mempunyai
keunikan persepsi, kepribadian dan pengalaman hidup, perbedaan sikap,
keyakinan, dan tingkat cita-cita. Agar efektif, para manajer organisasi harus
memandang sikap pegawai atau anggotanya sebagai perwujudan yang unik dari
seluruh faktor keprilakuan itu.[18]
d.
Hubungan Perilaku
Organisasi
i.
Perilaku organisasi dalam siklus kelahiran
·
Kewirausahaan sangat menjonjol
·
Banyak berpikir temtang ancaman dan peluang
·
Berani mengambil resiko
·
Berorientasi pada tindakan
·
Komunikasi kedalam dan keluar sangat baik
·
Bekerja keras dan ingin maju
·
Banyak melakukan inovasi
·
Membangun visi perusahaan/organisasi, perilaku, dan budaya
ii.
Perilaku
organisasi dalam siklus berkembang
·
Birokrasi dan manajerial sangat menonjol
·
Mulai menerapkan prinsip manajemen yang lebih sistematis
·
Menyusun prosedur pelaksanan kerja
·
Inovasi mulai menurun karena cenderung terkait dengan prosedur tetap
(protap)
·
Hanya menduplikasi sukses sebelumnya
·
Sukses hanya di ukur dari aspek finansial, tidak menilai dari kepuasan
karyawan
·
Timbul sikapa cepat puas atau kesuksesan
·
Menurun sikap kritis terhadap tantangan dan peluang bisnis
·
Melakukan efisiensi tetapi tidak melihat dampak pada value (aspek perilaku)
iii.
Perilaku
Organisasi Dalam Proses Dewasa
·
Organisasi semakin besara baik secara vertikal maupun horizontal
·
Unit organisasi makain berkotak-kotak
·
Komunikasi semakin memburuk
·
Masing-masinh kotak berkompetisi untuk memperebutkan dana, fasilitas, dan
karyawan sumber daya lain
·
Kebiasaan kerja dan cara berpikir yang lama di pertahankan
·
Menolak inovasi cenderung mempertahankan status quo
·
Gaya semakin birokaratik terutama terkait kepada aturan/prosedur tetap
·
Takut mengambil resiko
·
Semangat kerja semakin melemah
·
Kompetitor makin kuat tetapi di anggap sepele oleh manajemen
·
Timbul perangkapa terhadap organisasi/ organizatiol
trap
iv.
Perilaku
Organisasi Sekarang dalam Silus Menjelang Kemunduran
·
Tidak
menyadari bahwa organisasi mulai mundur
·
Masih beerperilaku cara lama
·
Bekerja secara berkotak-kotak sampai akhirnya malapetaka datang tanpa di
duga
v.
Perilaku Organisasi Dalam Siklus Kelahiran
Kembali (Rebirth)
·
Restrukturasi bagian dari kemunduran
·
Menyusun visi, misi, dan value
baru
·
Melakukan rekayasa ulang bisnis, reorientasi, reposisi dan lain-lain
·
Dekat dan ramah pada pelanggan dan vendor
·
Berbuat baik untuk melayani internal
costumer anggota organisasi
·
Menggairahkan inovasi dan memeberi toleransi atas kegagalan
·
Menganjurkan karyawan anggota organisasi untuk berani mengambil resiko
·
Menerapkan gatya kepemimpinan baru yang lebih kreatif, inovatif, dan
berorientasi pada pembahatuan (transformasional).[19]
5. Pendekatan Kuantitatif
Operasi berbagai
organisasi telah menjadi semakin kompleks dan mahal. Karena itu menjadi semakin
sulit dan penting bagi para manajer untuk membuat rencana-rencana dan
keputusan-keputusan yang efektif. Manajer tidak dapat hanya menggantungkan pada
instuisinya saja dalam perencanaan dan pembuatan keputusan, tetapi mereka memerlukan
bantuan berbagai teknik dan peralatan kuantitatif.
Berbagai teknik
dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah dikembangkan lebih
dari 40 tahun yang lalu, dan dikenal sebagai teknik-teknik “management
science” dan”operations research”. Prosedur dan langkah-langkah manajemen ilmiah adalah sebagai berikut:
(1) Merumuskan masalah
(2) Menyusun model tematik
(3) Mendapatkan penyelesaian dari model.
(4) Menganalisis model dan hasil yang diperoleh dari model.
(5) Menetapkan pengawasan atas hasil-hasil.
Pada umumnya,
kedua istilah tersebut digunakan berganti-ganti dengan pengertian sama –
pembahasan selanjutnya akan digunakan istilah riset operasi (operations
research).
Pendekatan-pendekatan riset
operasi muncul pertama kali dalam Perang Dunia ke II. Pada dasarnya, riset
operasi mencakup pengumpulan bersama tim-tim para ahli – seperti ahli
matematika, fisika dan statistik untuk membantuk kekuatan angkatan perang
membuat berbagai keputusan pengoperasian strategic. Mereka memadukan berbagai
pengetahuan untuk mengembangkan
“model-model kuantitatif, yang
menunjukkan perilaku variable-variabel dalam setiap situasi. Setelah
model-model dirancang, dapat dimanipulasi untuk mencerminkan berbagai perubahan
dalam variable-variabel, dan kemudian dapat ditentukan manipulasi mana yang
memproduksi hasil-hasil maksimum. Sesudah Perang Dunia ke II berakhir, di mana
riset operasi orang sukses, banyak ahli riset operasi kembali-kembali ke posisi-posisi
mereka dalam universitas, bisnis, organisasi pemerintah serta menerapkan
berbagai teknik riset operasi pada bermacam-macam masalah bisnis.
Riset operasi bermaksud
untuk menggambarkan, memahami, dan memperkirakan atau meramal perilaku berbagai
system yang kompleks dari kehidupan manusia dan peralatan. Tujuan riset operasi
adalah untuk menyediakan imformasi yang akurat sebagai dasar pembuatan
keputusan. Dalam hal ini, teknik- teknik ilmiah dan matematik digunakan umtuk
membangun model-model yang meramal perubahan-perubahan dalam lingkungan,
memperkirakan hasil bermacam-macam kegiatan, dan mengevaluasi hasil-hasil
tersebut.
Pengunaan teknik-teknik
riseto perasi dalam industri, pemerintahan dan sektor social terus berkembang,
sejalan dengan perkembangan teknik-tekniknya yang beberapa di antaranya menjadi
semakin kompleks. Karena itu, pemilihan dan penerapan salah satu teknik
bukanlah pekerjaan mudah. Manajer harus cukup mengetahui atau menguasai riset
operasi untuk dapat memilih pendekatan yang tepat bagi organisasinya atau
mengkonsumsikan kepada staf professional
yang akan membuat pilihan. Teknik-teknik riset operasi adalah relative baru,
dan manajer harus belajar bagaimana (dan kadang-kadang bagaimana tidak)
menggunakannya. Model-model riset operasi yang akan dibahas di sini terbatas
hanya tentang anggapan-anggapan yang mendasarimya, kemampuan dam keterbatasan,
tidak mencakup masalah teknik-matematiknya..[21]
C. Kesimpulan
Manajemen adalah ilmu dan seni megatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif yang di kerjakan dengan
prencanaan yang matang, pengorganisasian, dan pengawasan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Ilmu manajemen memiliki hubungan yang erat
dengan ilmu-ilmu lainnya karena setiap ilmu memerlukan sistem manajmen untuk
mendapatkan hasil atau tujuan yang maksimal. Karena ilmu-ilmu pengetahuan
saling berkaitan sehingga tidak ada ilmu-ilmu yang lebih baik dari ilmu lain.
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali
munculnya manajemen ilmiah yaitu, Robert
owen (1771-1858) yang menekankan pentingnya unsur manusia dlam produksi.
Dan juga mengembangkan sejumlah proosedur kerja juga memungkinkan peningkatan produktivitas. Dan yang ke tokoh
yang kedua adalah Charles Babbage (1792-1871.
Dia adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi.
Setiap tenaga kerja harus di beri latihan kerja keterampilan yang sesuai dengan
operasi pabrik.
Administrasi umum adalah ilmu yang
memepelajari apa yang di lakukan oleh para manajer dan bagaimana membentuk
manajemen yang baik. Tiga tokoh yang beperan penting yaitu, Henry Fayol, Max Weber, dan Ralph
C. Davis.
Perilaku organisasi adalah sistem tentang
tindakan dan sikap yang di tunjukkan oleh orang-orang dalam organisasi.
Pendekatan kuantatif adalah penggunaan
sejumlah tekhnik kuantitatif seperti statistik, model optimasi, model
informasi, atau simulasi komputer untuk membantu mengambil keputusan dalam
manajemen.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Gibson James L.,
Organisasi Perilaku, Struktur, Proses edisi kelima, Jakarta, Erlangga,
1985.
·
Handoko T. Hani, Manajemen edisi 2, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 2015.
·
Ibrahim Adam, Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung,
Refika Aditama, 2014.
·
Ivancevich John
M., Perilaku dan Manajemen Organisasi edisi ketujuh,Erlangga, Jakarta,2007.
·
Priyono, Pengantar Manajemen, Taman Sidoarjo,
Ziftama Publisher, 2007.
·
Robbins Stephen
dan Judge Timothy A., Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi
12, Jakarta, 2008.
·
Robbins, Sthepen P
dan Coulter, Mary. Manajemen JIlid 1. Jakarta,
1999.
·
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung,
Pustaka Setia, 2014.
·
S. Tatang, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Bandung,
2015.
·
zx
[1]
1. Mutiara Syam NIM
: 18170001
2. Rossy An Nadziroh NIM
: 18170003
3. Khofifah Evaralda A. NIM
: 18170007
[2] Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung,
Pustaka Setia, 2014. Hal 1
[3] Ibrahim Adam, Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung,
Refika Aditama, 2014. Hal 6
[4] Machfoedz Mas”ud, Kewirausahaan
(Metode, Manajemen, dan Implementasi), Yogyakarta, 2005. Hal. 205
[6] Handoko T. Hani, Manajemen edisi 2, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 2015.Hal 40
[7] Ibid,. Hal 42
[8] Ibid,. Hal 45
[9] Ibrahim Adam, Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung,
Refika Aditama, 2014. Hal 3
[12] Robbins Stephen dan
Judge Timothy A., Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 12, Jakarta,
2008. Hal. 11
[13] Robbins Stephen dan
Judge Timothy A., Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 12, Jakarta,
2008. Hal. 12
[16] Ivancevich
John M., Perilaku dan Manajemen Organisasi edisi ketujuh,Erlangga, Jakarta,2007,
Hal 10
[17] Ibid. Hal 54
[18] Gibson
James L., Organisasi Perilaku, Struktur, Proses edisi kelima, Jakarta,
Erlangga, 1985, Hal 9
Belum ada Komentar untuk "MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM “SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN”"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...