MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM “SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN”


MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAMM
“SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN”

Kelompok 1
Mutiara Syam dkk[1]

Dosen Pembimbing :
Nurul Yaqien, M.Pd


ABSTRAK
     Nilai manajemen telah berjalan dengan manusia sebelum teori-teori manajemen itu sendiri ditemukan. Dalam prosesnya, penemuan teori tersebut berjalan bertahap karena keterbatasan dan perkembangan ilmu pengetahuan, pengalaman dan faktor-faktor yang lain. Di sisi lain, salah satu tujuan teori tersebut ditemukan adalah untuk mempermudah dipelajari oleh sebagian orang awam, dan sebagai sumbangan perkembangan ilmu manajemen oleh beberapa tokoh yang ahli dibidangnya masing-masing. Sejarah perkembangan manajemen memang tumbuh secara bertahap dan cukup rumit , namun akhirnya menghasilkan ilmu-ilmu manajemen yang sebelumnya belum pernah ditemukan.


A.  Pendahuluan
Manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Menurut Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untk mencapai tujuan tertentu.[2] Dalam sejarahnya, manajemen mempunyai perkembangan. Perkembangan tersebut berjalan dengan beberapa faktor pendukung, berikut penjelasannya.
B.  Pembahasan
1.    Hubungan Manajemen Dengan Studi Lain.
Berdasarkan teori Ordway Teaddan Dalton Mc. Faraland, dapat disimpulkan bahwa administrasi terdiri atas organisasi dan manajemen. Apabila mempelajari teori Dimock & Koenig, inti dari manajemen adalah kepemimpinan (leader shipis the key to management).
Gambar 1-1
Hubungan Sistemik/Timbal-Balik antara Adminstrasi, Organisasi, Manajemen, dan   Kepemimpinan.[3]
Manajemen
Organisasi
Kepemimpinan
Informasi
Kantor
MRT
Keuangan
Personalia
Hubungan & Tata Kerja
Struktur Organisasi
Tupoksi/Misi

2.    Latar Belakang Sejarah Manajemen Ilmiah
a)   Perkembangan Awal Teori Manajemen
Manajemen ialah proses yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu organisasi melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumberdaya manusia.[4] Sebelum sejarah yang di sebut zaman manajemen ilmiah muncul, telah terjadi revolusi industri pada abad ke 19, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen yang sistematik. Beberapa variable yang dapat diperhatikan dalam manajemen ilmiah adalah sebagai berikut:
a.      Pentingnya peran manajer dalam menggerakkan dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
b.      Pengangkatan dan pemanfaatan tenaga kerja dengan persyaratan-persyaratannya.
c.       Tanggung jawab kesejahteraan pegawai/karyawan.
d.      Kondisi yang cukup umtuk meningkatkan produktivitas kerja.
Peran manajer (pimpinan) dalam menentukan pilihan kebijaksanaan perusahan adalah sangat penting. Manajer herus dianggap sebagai refomis dalam memperbaharui persyaratan-persyaratan kerja, kondisi kerja, hari standar kerja, tanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan lain-lain. Dari perbaikan/pembaharuan dalam manajemen, aspek-aspek manajemen ilmiah mempunyai tujuan agar tingkat produktivitas perusahaan, efisien dan efektivitas perusahaan dapat di tingkatkan. Manajemen ilmiah juga memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja di antara para pegawai pada suatu perusahaan.[5]                                                                                                                          Usaha-usaha pengembangan manajemen kemudian di lakukan oleh para teorisi. Pembahasan perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen selanjutnya akan di lakukan derngan menguraikan para tokoh dan gagasan-gagasan mereka. Ada dua tokoh manajemen, yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yang akan di bahas di sini, yaitu Robert Owen dan Charles Babbage.
Robert Owen (1771-1858). Pada permulaaan tahun 1880-an Robert Owen, seorang manajemen beberapa pabrik permintalan kapas di di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsusr manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hasil kerja standar. Pembatasan anak-anak di bawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih bagi karyawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Dia mengemukakan bahwa mealui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikkan produksi dan keuntungan (laba). Dan investasi yang paling menguntungkan adalah para karyawan atau “vithal machines”. Disamping itu Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga  memungkinkan peningkatan produktivitas.[6]
Charles Babbage (1792-1871). Charles Babbage seorang profesor matematika dari inggris, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efesien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsipfre-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya.[7]
Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus di beri latihan keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi pabrik. Kini perakitan modern yang banyak di jumpai  sekarang, dimana setiap karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang, didasarkan pada gagasan Babbage. Sebagai konstribusinya yang lain Babbage menciptakan alat penghitung (calculator) mekanis pertama, mengembangkan program-program permainan bagi komputer, menganjurkan kerja sama saling menguntungkan antar kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.
             
b)   Sumbangan dan Keterbatasan Manajemen Ilmiah
Metode-metode manajamen ilmiah telah banyak di terapkan pada bermacam-macam kegiatan organisasi, terutama dalam usaha peningkatan produktivitas. Tekhnik-tekhnik efesiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat di laksanakan lebih efesien. Gagasan seleksi dan pengembanan ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektifitas karyawan. Akhirnya, manajemen ilmiah yang telah mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong manajemen untuk mencari “cara terbaik” pelaksanna tugas. Jadi, manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk pemecahan masalah-masalah organisasi tetpi juga meletakkan dasar profesionalisasi manajemen.
Setelah “revolusi mental” yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktik, timbul masalah-masalh sebagia keterbatasan penerapan manajemen ilmiah. Keanaikan produktivitas sering tidak di ikuti kenaikan pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan “rasional” hanya memutuskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis dan fisik, tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan kerja. Beberapa keterbatasn ini yang menimbulkan usaha-usaha para ahli manajemen berikutnya untuk melengkapi model manajemen ilmiah[8].

3.    Teori Administrasi Umum
a.    Arti Administrasi, Manajemen dan Organisasi
Administrasi dapat dibedakan dalam dua pengertian, yaitu
1.) Administrasi dalam arti sempit, yaitu dari kata Administrati (bahasa Belanda), yang meliputi kegiatan: Catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan (Clerical work). Jadi tata usaha adalah bagian kecil kegiatan dari administrasi yang akan dipelajari.

2.) Administrasi dalam arti luas dari kata Administration (bahasa inggris). Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat, arti atau definisi administrasi dalam arti luas, yaitu :
·           Leonard D. White, dalam bukunya Introduction to the Study of Public Administration, memberikan definisi sebagai berikut : “Administration is a process common to all group effort, public or orivate, civil or military, large seale….etc.”
·           H. A. Simon dkk., dalam bukunya Public Administration, memberikan definisi sebagai berikut. “Administrastion as the activities of groups coorporating to accomplish common goals”
·           William H. Newman, dalam bukunya Administrative Action mengemukakan “Administration has been defined as the guidance, leadership and control of the effort of a group o individuals towards some common goal”.[9]
3.) Setelah mengetahui beberapa definisi administrasi, maka ciri-ciri administrasi tersebut dapat digolongkan menjadi:
·         Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas 2 orang atau lebih
·         Adanya kerjasama dalam kelompok tersebut.
·         Adanya kegiatan/ proses usaha.
·         Adanya bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan.
·         Adanya tujuan.
4.) Penggolongan Administrasi dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu
                                           i.      Administrasi Negara dengan Public Administration menurut J. M. Piffner dan Robert V. Presthus dalam bukunya Public Administration, ialah: “Public Administration is a process concerned with carrying out public policies.”.Dimock dalam bukunya Public Administration, mendefinikan sebagai berikut: Public Administration is the activity of the State in the exercise of its political power.”
                                         ii.     Administrasi Swasta/Niaga (Private/BusinessAdministration), yaitu kegiatan-kegiatan/proses/usaha yang dilakukan di bidang swasta/niaga. Dalam bidang Administrasi Niaga (Business Administration) dapat diartikan sebagai berikut: “Administrasi niaga ialah kegiatan-kegiatan dari organisasi-organisasi niaga dalam usahanya mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan (profit making).”


b.   Perbedaan dan Kesaman Arti Administrasi dan Manajemen
                             I.     Pendapat yang menyamakan arti adinitrasi dan manajemen :
                                           i.     William H. Newman dalam bukunya Administrative Action, jelas-jelas tidak membedakan antara adminitrasi dan manajemen. Apa yang dimaksud dengan arti adminitrasi, termasuk pula dalam arti manajemen. Sekalipun bukunya dinamakan Adminitrative Action, tetapi isinya adalah “The Techniques of Organization and Management”.
                                         ii.     M.E. Dimock dalam bukunya Public Adminitrasion , mengemukakan 2 (dua) kata itu saling berkaitan. Ia memberikan definisi adminitrasi sebagai berikut : “Adminitration (or management) is a planned approach to the solving of all kinds of problems an almost every individual or group activity both public or private.”
II. Pendapat yang membedakan arti adminitrasi dan manajemen :
                                       i.     Dalton E. Mc Farland dalam bukunya Management, membedakan arti adminitrasi dengan menejemen sebagai berikut: “Administration refers to the determination of major aims dan policities,whereas management refers to the carrying out of operations designed to accomplish the aims and effectuate policies.”
                                    ii.     Ordway Tead juga tegas-tegas membedakan arti adminitrasi dengan manajemen. Hal ini dikemukakan dalam bukunya Management Principles and Practies, yang menegemukakan pendapatnya sebagai berikut: “Adminitration is the procces and agency which is responsible for the determination of the aims for which an organization in the and its management are to strive... ..etc.” ”Maanagement is the process and agency which directsand guides the operation of  organization I the realizing of esteblished  aims…etc.”
Menurut Ordway Tead, adminitrasi sebagai suatu proses dan badan yang bertanggung jawab terhadap penentuan tujuan, dimana organisasi dan manajemen  digariskan, di sini sifatnya menentukan garis besar daripada suatu kebijaksaan dan pemberian pengarahan (general policies); sedangkan pada manajemen, prosesnya ialah bagaimana secara langsung kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan untuk merealisasikan suatu tujuan, dengan mengatur tindakan-tindakan itu agar dapat tecapai tujuan.[10]
Tokoh paling terkemuka dalam teori administrasi umum ini adalah sebagai berikut:
1.      Henry Fayol
Perhatian Fayol di arahkan pada kegaiatan-kegiatan semua manager, dan ia menulis  dari pengalam pribadi. Taylor adalah seorang ilmuan. Fayol, direktur pelaksanaan sebuah perusahaan tambang batu bara terbesar di Perancis, adalah seorang praktisi.
Fayol menggambarkan praktek manajemen sebagai sesuatu yang berbeda dari akuntansi, keuangan, prodiksi, distribusi dan fungsi fungsi bisnis biasa lainnya. Ia menegaskan bahwa manajemen itu merupakan sebuah kegiatan umum dari semua usaha manusia dalam bisnis, pemerintahan, dan bahkan dalam rumah tangga. Kemudian muncullah 14 prinsip manajemen yang di ciptakan oleh Henry Fayol sebagai berikut:
1.      Pembagian Kerja
Sama seperti pembagian kerja Adam Smith, spesialisasi meningkatkan hasil keluaran dengan membuat para karyawan menjadi lebih efisien.
2.      Otoritas
Seorang manajer harus mampu memerintah. Otoritas memberi mereka hak tersebut. Namun, bersamaan dengan otoritas, ikut pula tanggung jawab.
3.      Tata tertib
Para kar1yawan harus menaati dan menghomati perturan-peraturan yang mengatur organisasi tersebut. Tata tertib yang baik merupakan hasil kepemimpinan yang efektif, pemahaman yang jernih antara manajer dan karyawan akan membuahkan penerapan hukum yang bijaksana bagi pelanggar aturan-aturan tersebut.
4.      Kesatuan komando
Setiap karyawan harus menerima perintah dari satu orang atasan saja.
5.      Kesatuan arah
Organisasi pasti mempunyai satu tujuan yang sama, oleh karena itu seorang manajer haruslah mengarahkan karyawannya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan satu rencana.
6.      Subordinasi kpentingan-kepentingan individu  terhadap kepentingan umum
Kepentingan individu  tidak boleh di dahulukan terhadap kepentingan organisasi.
7.      Balas jasa
Para karyawan harus mendapatkan upah yang wajar sesuai dengan jasa-jasa mereka.
8.      Sentralisasi
Dimana karyawan ikut andil dalam pegambilan keputusan.
9.      Rantai saklar
Garis wewenang dari atas sampai ke bawah. Setiap karyawan haruslah menyadari posisi mereka dalam hierarki organisasi.
10.  Tatanan
Manusia dan barang-barang harus berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat.
11.  Kesamaan
Para manager harus bersikap adil kepada karyawannya.
12.  Kemantapan karyawan dalam pekerjaannya
Pemimpin harus menyediakan perencanaan personalia secara teratur dan menjamin agar pergantian tersedia untuk mengisi lowongan.
13.  Inisiatif
Karyawan yang diizinkan untuk memprakarsai dan menjalankan rencana-rencana akan menampilkan tingkat usaha yang tinggi.
14.  Semangat korps
Meningkatkan semangat tim akan membina keselarasan dan kesatuan dalam organisasi itu.

2.      Max Weber
Max Weber adalah seorang ahli sosiologi asal Jerman. Weber mengembangkan suatu teori yang disebut dengan birokrasi. Birokrasi adalah suatu sistem yang dicirikan pembagian kerja, hierarki yang dirumuskan dengaan tegas, peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang terinci, dan hubungan-hubungan yang impersonal. Ciri-ciri birokrasi ideal  sebagai berikut:
1.      Pembagian kerja
Pekerjaan di perinci menjadi tugas-tugas sederhana, rutin, dan di rumuskan dengan baik.

2.      Hierarki wewenang
Kedudukan-kedudukan atau posisi disusun dalam sebuah hierarki, yang bawah dikendalikan dan diawasi oleh yang lebih tinggi.
3.      Seleksi formal
Semua anggota organisasi dipilih atas dasar kualifikasi teknis yang diperlihatkan oleh pelatihan, pendidikan, dan atau pemeriksaan non formal.
4.      Tatanan dan aturan-aturan formal
Untuk menjamin kesragaman dan untuk mengatur tindak tanduk karyawan, para manager harus sangat tergantung pada peraturan-peraturan organisasi yang formal.
5.      Impersonalitas
Peraturan dan kendali diterapkan secara seragam, sambil menghindari campur tangan atas kepribadian dan cita rasa pribadi para karyawan.
6.      Orientasi karier
Para manajer adalah pejabat professional bukannya memiliki unit-unit yang mereka kelola. Mereka bekerja demi gaji tetap dan mengejar karier mereka di dalam organisasi itu.

3.      Ralph C. Davis
Davis mengembangkan falsafah administratif manajemennya sendiri. Ia mencetuskan “fungsi-fungsi organik”, manajemen sebagai merencana, mengorganisasi dan mengendalkan dan menyarankan bahwa fungsi fungsi ini berlaku secara universal bagi segala jenis organisasi. Lebih lanjut Davis memerinci konsep manajemen sebagai “fungsi kepemimpinan eksekutif”. Karya Davis itu berfungsi untuk mengurangi keragu-raguan dalam pentingnya manajemen organisasi.[11]

4.      Perilaku Organisasi
a.    Memasuki Perilaku Organisasi
          Perilaku Organisasi-PO (organizational behavior- OB) adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh uang dimiliki oleh individu, kelompok, dan pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi.
          Perilaku organisasi adalah sebuah bidang studi, bahwa berarti bahwa PO adalah sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum. Apakah yang diajarkan? PO mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi: individu, kelompok, dan struktur. Selain itu, PO menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh tentang individu, kelompok, dan pengaruh dari struktur terhadap perilaku umtuk membuat organisasi bekerja secara lebih efektif.[12]
          Untuk meringkas definisi kita, PO terkait dengan studi mengenai apa yang dilakukan individu dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kinerja perusahaan. Karena PO sangat berhubungan dengan situasi-situasi yang berkaitan dengan pekerjaan, Anda seharusnya tidak terkejut untuk menemukan bahwa hal ini menekankan perilaku yang bersangkutan dengan pekerjaan, kerja, ketidakhadiran, perputaran karyawan, produktivitas, kinerja manusia, dan manajemen.
          Terdapat semakin banyak persetujuan terkait komponen atau topik yang membentuk PO. Meski masih terdapat perdebatan serius mengenai relatif pentingnya komponen-komponen tersebut, terdapat kesepakatan umum bahwa PO mencakup topik ini dari motivasi, perilaku dan kekuatan pemimpin, komunikasi antarpersonal, struktur dan proses kelompok, pembelajaran, presepsi dan pengembangan sikap, proses perubahan, konflik, rancangan kerja, dan stres kerja[13]
          Organisasi juga merupakan ajang untuk melakukan kerja sama antar orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan menggunakan sumber daya yang di miliki.[14]

b.   Gagasan-gagasan
Perkembangan aliran perilaku organisasi di tandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :
                                       i.     Abraham Maslow yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan” dalam penjelasannya tentang perilaku dan dinamika proses motivasi
                                    ii.     Douglas McGregor dan teori X dan teori Y-nya
                                  iii.     frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higinies atau teori dua faktor
                                   iv.     Robert black dan jane mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid)
                                     v.     Rensis Liken yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1 : exploitif-otoritatif sampai sistem 4: partisipatif kelompok
                                   vi.     Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contigency pada studi kepemimpinan
                                vii.     Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antarhubungan budaya.
                              viii.     Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalm organisasi, dan lain-lainnya.[15]
c.  Pentingnya Mempelajari Perilaku Organisasi
               Mengapa karyawan memiliki perilaku tertentu di dalam organisasi? Mengapa seorang individu atau kelompok lebih produktif dari yang lainnya? Mengapa manajer terus-menerus mencari cara untuk merancang pekerjaan dan mendelegasikan otoritas? Hal ini dan pertanyaan serupa lainnya, penting bagi bidang atau studi baru yang dikenal sebagai perilaku organisasi (organizational behavior). Memahami perilaku orang dalam organisasi kini dianggap penting karena perhatian manajemen- seperti produktivitas karyawan, kualitas kehidupan kerja, tekanan pekerjaan, dan kemajuan karier- terus menjadi berita utama.
               Memahami dengan jelas bahwa perilaku organisasi telah berevolusi dari berbagai disiplin, kita akan menggunakan definisi dari perilaku organisasi adalah :
               Studi perilaku, sikap, dan kinerja manusia dalam suatu lingkungan organisasi: didasarkan pada teori, metode, dan prinsip dari berbagai disiplin, seperti psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan antropologi budaya, untuk mempelajari individu, kelompok, struktur, dan proses.
                Pandangan multidisiplin dari perilaku organisasi mengilustrasikan sejumlah poin penting. Pertama, perilaku organisasi merupakan suatu cara berpikir. Perilaku dipandang beroperasi pada tingkat individu, kelompok, dan organisasi. Pendekatan ini menyarankan bahwa ketika kita mempelajari perilaku organisasi, kita harus mengidentifikasikan dengan jelas tingkat analisis yang digunakan-individu, kelompok, dan/atau organisasi.                                   Kedua, perilaku organisasi adalah multidisiplin. Ini berarti bahwa ilmu ini menggunakan prinsip, model, teori, dan metode dari berbagai disiplin yang lain. Studi perilaku organisasi bukanlah disiplin atau ilmu yang dapat diterima secara umum dengan pondasi teoritis yang mantap.                                                                                                          Studi ini merupakan bidang yang baru-baru ini dimulai tumbuh dan mengalami perkembangan tahap dan dampak. Ketiga, terdapat orientasi humanistic yang tampak jelas dalam perilaku organisasi. Orang dan sikap, persepsi, kapasitas pembelajaran, perasaan, dan tujuan mereka merupakan hal yang penting bagi organisasi.                                              Keempat, bidang perilaku organisasi berorientasi pada kinerja. Mengapa kinerja rendah atau tinggi? Bagaimana kinerja dapat ditingkatkan? Dapatkah pelatihan memperbaiki kinerja karyawan dalam pekerjaan? Ini merupakan persoalan penting yang dihadapi manajer yang melakukan praktik.                                                                                             Kelima, karena bidang perilaku organisasi sangat bergantung pada disiplin yang diakui, peran metode ilmiah dalam mempelajari variable dan hubungan dianggap penting. Karena metode ilmiah digunakan dalam penelitian mengenai perilaku organisasi, serangkain prinsip dan petunjuk mengenai apa yang membentuk penelitian yang baik telah muncul.
               Terakhir, bidang perilaku organisasi memiliki orientasi penerapan yang jelas; bidang ini berkaitan  dengan pencarian akan jawaban yang berguna bagi pertanyaan yang muncul dalam konteks pengelolaan organisasi.[16]

a.                  Prinsip-prinsip dasar perilaku Organisasi
Beberapa prinsip dasar penting yang dapat di simpulkan dari pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut:
                                  i.     Manajemen tidak dapat di pandang sebagai suatu peoses tekhnik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip).
                                ii.     Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang di gunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati.
                             iii.     Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajemen individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
                              iv.     Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat di butuhkan.



Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah :
                                       i.     Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi
                                    ii.     Manajer masa kini harus di beri latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen
                                  iii.     Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
                                   iv.     Komitmen dapat di kembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan
                                     v.     Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerja tersebut
                                   vi.     Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus di bangun atas dasar pengertian positif yang meneyeluruh menegenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.[17]

c.       Perilaku Organisasi Mengikuti Prinsip-prinsip Perilaku Manusia
Keefektifan setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusianya. Orang adalah sumber daya yang umum bagi semua organisasi. Tidak ada organisasi “tanpa orang”.
Satu prinsip yang penting dalam psikologi ialah bahwa setiap orang berbeda-beda. Setiap orang mempunyai keunikan persepsi, kepribadian dan pengalaman hidup, perbedaan sikap, keyakinan, dan tingkat cita-cita. Agar efektif, para manajer organisasi harus memandang sikap pegawai atau anggotanya sebagai perwujudan yang unik dari seluruh faktor keprilakuan itu.[18]

d.   Hubungan Perilaku Organisasi
                                       i.          Perilaku organisasi dalam siklus kelahiran
·           Kewirausahaan sangat menjonjol
·           Banyak berpikir temtang ancaman dan peluang
·           Berani mengambil resiko
·           Berorientasi pada tindakan
·           Komunikasi kedalam dan keluar sangat baik
·           Bekerja keras dan ingin maju
·           Banyak melakukan inovasi
·           Membangun visi perusahaan/organisasi, perilaku, dan budaya
                                         ii.          Perilaku organisasi dalam siklus berkembang
·           Birokrasi dan manajerial sangat menonjol
·           Mulai menerapkan prinsip manajemen yang lebih sistematis
·           Menyusun prosedur pelaksanan kerja
·           Inovasi mulai menurun karena cenderung terkait dengan prosedur tetap (protap)
·           Hanya menduplikasi sukses sebelumnya
·           Sukses hanya di ukur dari aspek finansial, tidak menilai dari kepuasan karyawan
·           Timbul sikapa cepat puas atau kesuksesan
·           Menurun sikap kritis terhadap tantangan dan peluang bisnis
·           Melakukan efisiensi tetapi tidak melihat dampak pada value (aspek perilaku)
                                       iii.               Perilaku Organisasi Dalam Proses Dewasa
·           Organisasi semakin besara baik secara vertikal maupun horizontal
·           Unit organisasi makain berkotak-kotak
·           Komunikasi semakin memburuk
·           Masing-masinh kotak berkompetisi untuk memperebutkan dana, fasilitas, dan karyawan sumber daya lain
·           Kebiasaan kerja dan cara berpikir yang lama di pertahankan
·           Menolak inovasi cenderung mempertahankan status quo
·           Gaya semakin birokaratik terutama terkait kepada aturan/prosedur tetap
·           Takut mengambil resiko
·           Semangat kerja semakin melemah
·           Kompetitor makin kuat tetapi di anggap sepele oleh manajemen
·           Timbul perangkapa terhadap organisasi/ organizatiol trap
                                   iv.              Perilaku Organisasi Sekarang dalam Silus Menjelang Kemunduran
·            Tidak menyadari bahwa organisasi mulai mundur
·           Masih beerperilaku cara lama
·           Bekerja secara berkotak-kotak sampai akhirnya malapetaka datang tanpa di duga
                                     v.               Perilaku Organisasi Dalam Siklus Kelahiran Kembali (Rebirth)
·           Restrukturasi bagian dari kemunduran
·           Menyusun visi, misi, dan value baru
·           Melakukan rekayasa ulang bisnis, reorientasi, reposisi dan lain-lain
·           Dekat dan ramah pada pelanggan dan vendor
·           Berbuat baik untuk melayani internal costumer anggota organisasi
·           Menggairahkan inovasi dan memeberi toleransi atas kegagalan
·           Menganjurkan karyawan anggota organisasi untuk berani mengambil resiko
·           Menerapkan gatya kepemimpinan baru yang lebih kreatif, inovatif, dan berorientasi pada pembahatuan (transformasional).[19]

5.    Pendekatan Kuantitatif
Operasi berbagai organisasi telah menjadi semakin kompleks dan mahal. Karena itu menjadi semakin sulit dan penting bagi para manajer untuk membuat rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang efektif. Manajer tidak dapat hanya menggantungkan pada instuisinya saja dalam perencanaan dan pembuatan keputusan, tetapi mereka memerlukan bantuan berbagai teknik dan peralatan kuantitatif.
Berbagai teknik dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah dikembangkan lebih dari 40 tahun yang lalu, dan dikenal sebagai teknik-teknik “management science” dan”operations research”. Prosedur dan langkah-langkah manajemen ilmiah adalah sebagai berikut:
(1)   Merumuskan masalah
(2)   Menyusun model tematik
(3)   Mendapatkan penyelesaian dari model.
(4)   Menganalisis model dan hasil yang diperoleh dari model.
(5)   Menetapkan pengawasan atas hasil-hasil.
(6)   Mengadakan implementasi kegiatan.[20]
Pada umumnya, kedua istilah tersebut digunakan berganti-ganti dengan pengertian sama – pembahasan selanjutnya akan digunakan istilah riset operasi (operations research).
Pendekatan-pendekatan riset operasi muncul pertama kali dalam Perang Dunia ke II. Pada dasarnya, riset operasi mencakup pengumpulan bersama tim-tim para ahli – seperti ahli matematika, fisika dan statistik untuk membantuk kekuatan angkatan perang membuat berbagai keputusan pengoperasian strategic. Mereka memadukan berbagai pengetahuan untuk mengembangkan  “model-model kuantitatif,  yang menunjukkan perilaku variable-variabel dalam setiap situasi. Setelah model-model dirancang, dapat dimanipulasi untuk mencerminkan berbagai perubahan dalam variable-variabel, dan kemudian dapat ditentukan manipulasi mana yang memproduksi hasil-hasil maksimum. Sesudah Perang Dunia ke II berakhir, di mana riset operasi orang sukses, banyak ahli riset operasi kembali-kembali ke posisi-posisi mereka dalam universitas, bisnis, organisasi pemerintah serta menerapkan berbagai teknik riset operasi pada bermacam-macam masalah bisnis.
Riset operasi bermaksud untuk menggambarkan, memahami, dan memperkirakan atau meramal perilaku berbagai system yang kompleks dari kehidupan manusia dan peralatan. Tujuan riset operasi adalah untuk menyediakan imformasi yang akurat sebagai dasar pembuatan keputusan. Dalam hal ini, teknik- teknik ilmiah dan matematik digunakan umtuk membangun model-model yang meramal perubahan-perubahan dalam lingkungan, memperkirakan hasil bermacam-macam kegiatan, dan mengevaluasi hasil-hasil tersebut.
Pengunaan teknik-teknik riseto perasi dalam industri, pemerintahan dan sektor social terus berkembang, sejalan dengan perkembangan teknik-tekniknya yang beberapa di antaranya menjadi semakin kompleks. Karena itu, pemilihan dan penerapan salah satu teknik bukanlah pekerjaan mudah. Manajer harus cukup mengetahui atau menguasai riset operasi untuk dapat memilih pendekatan yang tepat bagi organisasinya atau mengkonsumsikan kepada staf  professional yang akan membuat pilihan. Teknik-teknik riset operasi adalah relative baru, dan manajer harus belajar bagaimana (dan kadang-kadang bagaimana tidak) menggunakannya. Model-model riset operasi yang akan dibahas di sini terbatas hanya tentang anggapan-anggapan yang mendasarimya, kemampuan dam keterbatasan, tidak mencakup masalah teknik-matematiknya..[21]




C.   Kesimpulan
Manajemen adalah ilmu dan seni megatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif yang di kerjakan dengan prencanaan yang matang, pengorganisasian, dan pengawasan untuk mencapai tujuan tertentu.
Ilmu manajemen memiliki hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu lainnya karena setiap ilmu memerlukan sistem manajmen untuk mendapatkan hasil atau tujuan yang maksimal. Karena ilmu-ilmu pengetahuan saling berkaitan sehingga tidak ada ilmu-ilmu yang lebih baik dari ilmu lain.
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen ilmiah yaitu, Robert owen (1771-1858) yang menekankan pentingnya unsur manusia dlam produksi. Dan juga mengembangkan sejumlah proosedur kerja juga memungkinkan  peningkatan produktivitas. Dan yang ke tokoh yang kedua adalah Charles Babbage (1792-1871. Dia adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus di beri latihan kerja keterampilan yang sesuai dengan operasi pabrik.
Administrasi umum adalah ilmu yang memepelajari apa yang di lakukan oleh para manajer dan bagaimana membentuk manajemen yang baik. Tiga tokoh yang beperan penting yaitu, Henry Fayol, Max Weber, dan Ralph C. Davis.
Perilaku organisasi adalah sistem tentang tindakan dan sikap yang di tunjukkan oleh orang-orang dalam organisasi.
Pendekatan kuantatif adalah penggunaan sejumlah tekhnik kuantitatif seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer untuk membantu mengambil keputusan dalam manajemen.












DAFTAR PUSTAKA
·         Gibson James L., Organisasi Perilaku, Struktur, Proses edisi kelima, Jakarta, Erlangga, 1985.
·         Handoko T. Hani, Manajemen edisi 2, Yogyakarta,  BPFE-Yogyakarta, 2015.
·         Ibrahim Adam, Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung, Refika Aditama, 2014.
·         Ivancevich John M., Perilaku dan Manajemen Organisasi edisi ketujuh,Erlangga, Jakarta,2007.
·         Priyono, Pengantar Manajemen, Taman Sidoarjo, Ziftama Publisher, 2007.
·         Robbins Stephen dan Judge Timothy A., Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 12, Jakarta, 2008.
·         Robbins, Sthepen P dan Coulter, Mary. Manajemen JIlid 1.  Jakarta, 1999.
·         Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2014.
·         S. Tatang, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Bandung, 2015.
·         zx




[1] 1. Mutiara Syam                               NIM : 18170001
   2. Rossy An Nadziroh                     NIM : 18170003
   3. Khofifah Evaralda A.                  NIM : 18170007

[2] Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2014. Hal 1
[3] Ibrahim Adam, Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung, Refika Aditama, 2014. Hal 6
[4] Machfoedz Mas”ud, Kewirausahaan (Metode, Manajemen, dan Implementasi), Yogyakarta, 2005. Hal. 205
[5] Priyono, Pengantar Manajemen, Taman Sidoarjo, Ziftama Publisher, 2007. Hal 2 – 3
[6] Handoko T. Hani, Manajemen edisi 2, Yogyakarta,  BPFE-Yogyakarta, 2015.Hal 40
[7] Ibid,. Hal 42
[8] Ibid,. Hal 45
[9] Ibrahim Adam, Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung, Refika Aditama, 2014. Hal 3
[10] Ibrahim Adam, Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung, Refika Aditama, 2014. Hal 5
[11] Robbins, Sthepen P dan Coulter, Mary. Manajemen JIlid 1.  Jakarta, 1999. Hal 41 - 43
[12] Robbins Stephen dan Judge Timothy A., Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 12, Jakarta, 2008. Hal. 11
[13] Robbins Stephen dan Judge Timothy A., Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Edisi 12, Jakarta, 2008. Hal. 12
[14] S. Tatang, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Bandung, 2015. Hal. 143
[15] Handoko T. Hani, Manajemen edisi 2, Yogyakarta,  BPFE-Yogyakarta, 2015.Hal 53
[16] Ivancevich John M., Perilaku dan Manajemen Organisasi edisi ketujuh,Erlangga, Jakarta,2007, Hal 10
[17] Ibid. Hal 54
[18] Gibson James L., Organisasi Perilaku, Struktur, Proses edisi kelima, Jakarta, Erlangga, 1985, Hal 9
[19] Ibrahim Adam, Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung, Refika Aditama, 2014. Hal 192
[20] Priyono, Pengantar Manajemen, Taman Sidoarjo, Ziftama Publisher, 2007. Hal 19
[21] Handoko T. Hani, Manajemen edisi 2, Yogyakarta,  BPFE-Yogyakarta, 2015.Hal 147

Belum ada Komentar untuk "MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM “SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN”"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel