MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM “SEJARAH PERKEMANGAN MANAJEMAN II"
Sabtu, Oktober 06, 2018
Tambah Komentar
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
“SEJARAH PERKEMANGAN MANAJEMAN II"
Kelompok
2
Muhammad Rofiudin dkk[1]
Dosen
Pembimbing
Nurul Yaqien, M.Pd
ABSTRAK
A. Pendahuluan
Aliran kuantitatif
untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang Dunia II. Pada waktu itu Inggris
ingin memecahkan beberapa persoalan yang sangat kompleks dalam perang. Inggris
kemudian membentuk Team Riset Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S
Blackett. Team ini terdiri dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya.
Inggris berhasil menemukan terobosan-terobosan penting dari team tersebut.
Amerika Serikat kemudian meniru, membentuk team riset operasi seperti yang
dibentuk Inggris. Komputer digunakan untuk menghitung model-modek matematika
yang dikembangkan.
Ketika perang
selesai, model-model dari riset operasi tersebut kemudian diaplikasikan ke
Industri. Industri juga mengalami per-kembangan pesat dengan
persoalan-persoalan yang semakin kompleks. Persoalan tersebut tidak dapat lagi
dipecahkan dengan metode-metode konvensional. Model riset operasi diperlukan
dalam hal ini. Beberapa model riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang
digunakan untuk merencanakan proyek, teori antrian untuk memecahkan persoalan
antrian.
Manajemen operasi
merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini lebih
sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi manajemen. Beberapa
contoh model manajemen operasi adalah : pengendalian persediaan seperti EOQ
(Economic Order Quantity), simulasi, analisis break-even, programasi lenier (linear
programming). Manajemen operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset
operasi.
B. Pembahasan
1. Model Sain Manejemen
untuk sistem pendukung Keputusan
Awalnya model
sain menejemen di terapkan untuk mencari solusi dari masalah-masalah khusus,misalnya,
model antrian khusus pada suatu toko atau bank. Meskipun demikian,evolusi yang
terjadi komputer dan teknologi informasi telah memudahkan pengembangan sistem
komputer yang dapat menggabungkan beberapa model dan teknik sains menejemen
untuk menyelesaikan masalah organisasi yang lebih rumit. Sistem pendukung
keputusan (decision support system-DDS) adalah suatu sistem komputer
yang membantu pengambil keputusan memahami masalah rumit yang melibatkan
bebrapa bagian dari suatu organisasi atau proses operasi.[2]
Manajemen
sains (management science/MS) Merupakan pendekatan pengambilan keputusan managerial yang
di dasarkan atas metode-metode ilmiah yang menggunakan banyak analisis
kuantitatif.berbagai nama telah diberikan untuk bidang ilmu yang melibatkan
pendeketan-pendekatan kuantitatif untuk prngambilan keputusan; selain managemen
sains, nama lainnya yang terkenal dan diterima secara luas adalah
(Research/OR)
sekarang, banyak yang menggunakan istilah riset operasi dan management sain secara bergantian.
Kita akan menggunakan kedua istilah tersebut dalam dalam pengertian yang sama
dalam buku ini.
Revolusi
manajemen sains pada awal 1900an, yang di cetuskan oleh frederic W Taylor, membrikan
dasar bagiMA/OR. Namun manajemn sains/riset operasi moderen umumnya di anggap
muncul selama priode perang dunia ke II, ketika tim risert di bentuk untuk
menangani masalah-masalah strategis dan taktis yang di hadapi militer. Tim ini,
yang seringkali terdiri atas orang-orang dari berbagai bidang ilmu (misalnya
ahli matematika,teknil, dan perilaku), bersama-sama memecahkan masalah dengan
melanjutkan riset dengan pendekatan
kuantitatif untuk pengambilan keputusan.
Dua
perkembangan yang terjadi selama priode pasca perang duinia ke II menyabakan berkembagnya penggunaan manajemen
sais dalam bidang nonmiliter. Pertama, dilanjutkannya riset-riset pendekatan
kuantitatif untuk pengambilan keputusan menghasilkan berbagai perkembangan
metodologi.
Pada tahun
1947 atas metode simpleks yang di gunakan untuk memecahkank masalah pemprogaman
linier. Masih banyak lagi perkembangan
metodologi lainnya yang terjadi, dan pada tahun 1957 buku pertama yang mengenai
riset operasi di terbitkan oleh churchman, ackoff, dan amoff.
Bersamaan
dengan berbagai perkembangan metodologi ini, terjadi peningkatan besar dalam
kemampuan komputasi sebagai akibat tersedianya komputer digital. Komputer
memungkinkan para praktisi menggunakan metodologi yang lebihg canggih untuk
memecahkan berbagai masalh-masalah industri. Perkembangan teknologi komputer
terus berlanjut; mikrokomputer yang ada sekarang lebih canggih daripada
komputer mainframe tahun 1970an. Sekarang, berbagai variasi dari pengembangan
meetodologi pasca perang Dunia II digunakan pada mikrokomputer untuk
memecahkann masalah yang lebih besar
daripada yang di pecahkan dengan komputer mainframe tahun 1980.[3]
2. Model Kuantatif
Model kuantitatif, merupakan model keputusan yang mempergunakan angka.
Angka mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembuatan, penggunaan dan pemecahan
model kuantitatif.pemecahan masalah menejemen dengan mempergunakan model
kuantitatif yang sangat menarik, karena pemecahan hasil pemecahannya di
pergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan . karenanya, model kuantitatif
seperti ini dapat di pandang sebagai model keputusan.
Setiap model keputusan memiliki variabel-variabel yang di sebut variabel
keputusan.Pemecahan dengan model kuantitatif akan menghasilkan nilai atau angka
ini menyatakan atau menyiratkan keputusan-keputusan teretentu yang diwakili
oleh variabel-variabel keputusan. Dengan perkataan lain, penggunaan model
kuantitatif dalam memecahkan masalah, keputusan-keputusan yang di hasilkan
adalah angka.
Telah kita ketahui bahwa model kuantitatif adalah di dasarkan pada data
angka/numerik,dan model-model keputusan menghasilkan variabel-variabel
keputusan yang berupa angka. Tetapi model kuantitatif juga dapat menghasilkan
angka yang tidak merupakan keputusan. Sebagai contoh adalah model lincar
programming yang bertujuan memaksimalkan laba yang dicapai oleh suatu
perusahaan. Model ini akan menghasilkan angka yang merupakan keputusan dan
angka yang bukan merupakan keputusan.[4]
3. Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan proses manajemen, yaitu dimulai dengan perencanaan/persiapan
dan berakhir dengan pengendalian. Untuk mendapatkan hasil yang baik, proses
pengambilan keputusan seharusnya mengikuti tahapan yang sistematis dan
terkendali. Hasil suatu proses pengambilan sangat dipengaruhi bagaimana tahapan
proses itu dilaksanakan.
Tahapan
pengambilan keputusan mencangkup sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah dan faktor-faktor yang
berpengaruh
Kegiatan
ini berupa identifikasi masalah secara jelas dan tepat termasuk mengetahui
faktor-faktor yang menjadi penyebab dan mempengaruhi hasil keputusan. Merupakan
tahan yang penting karena kesalahan identifikasi mempengaruhi efektif tidaknya
pengambilan keputusan yang akan dibuat.
2. Tetapkan tujuan dan kriteria keputusan untuk
memilih solusi
Tujuan dari suatu pengambilan keputusan dapat bermacam-macam,
misalnya maksimisasi keuntungan, minimalisasi penggunaan sumber daya,
memperluas pangan pasar, atau mengalahkan pesaing. Dimensi waktunya bisa dalam
jangka pendek atau panjang. Manajer harus menetapkan tujuan yang menjadi
prioritas utama, serta kriteria keberhasilan dan ukuran-ukuran secara obyektif.
3. Kembangkan model dengan beberapa
alternatifnya
Kembangkan beberapa model yang menggambarkan
situasi/keadaan yang diamati. Model dapat dibuat dalam bentuk fisik, skematik,
atau matematik, dan harus diusahakan memuat unsur-unsur utama yang dapat
mencerminkan keadaan nyata dari situasin yang diamati.
4. Analisi model dan bandingkan
Lakukan analisis terhadap model dan
alternatifnya. Tahap ini merupakan pengembangan penyelesaian masalah untuk
mencari kemungkinan berbagai jenis solusi yang dapat diambil.
5. Pilih model terbaik
Pilih solusi yang memenuhi kriteria yang telah
sitetapkan dan relaistis untuk diimplementasikan.
6. Terapkan model terpilih
Terapkan hasil keputusan dan lakukan
penyesuaian seperlunya jika diperlukan. Tahap ini mencangkup kegiatan memantau
pelaksanaan keputusan untuk menjamin hasil yang dikehendaki tercapai.
4.
Pendekatan Kuantitatif Atas Pembuatan Keputusan Manajemen
IM/OR, Sebutan umumnya, membantu para manajer
membuat keputusan yang lebih baik. bila anda direkrut sebagai seorang spesialis
IM/OR. Penerapan ilmu manajemen contoh sebagai berikut:
a. Pada Akuntansi dan Keuangan
1.
Ramalan dan perencanaan aliran khas
2.
Penentuan jumlah dan kelayakan kredit
3.
Sistem penagihan tunggakan kredit
4.
Alokasi modal investasi dari berbagai
alternatif yang dihadapi perusahaan
5.
Pengelolaan investasi portofolio
6.
Peningkatan efektivitas akuntansi biaya
7.
Peningkatan akurasi auditing
8.
Penugasan tim audit secara efektif
b. Pada Pemasaran
1.
Penentuan paduan produk terbaik, berdasarkan
permintaan pasar
2.
Penentuan perlu-tidaknya perusahaan mencari hak
pemasaran atau suatu produk baru
3.
Alokasi advertensi di berbagai media
4.
Penentuan waktu terbaik untuk mengenalkan
produk baru
5.
Penugasan tenaga penjual ke wilayah pemasaran
secara lebih efektif
6.
Penempatan gudang di lokasi yang lebih efektif
untuk meminimumkan biaya distribusi
7.
Evaluasi kekuatan pasar dari strategi pemasaran
pesaing
8.
Perbandingan daya tarik pemasaran dari berbagai
alternatif pengepakan/pengemasan
9.
Perencanaan jangkauan perjalanan para petugas
penjual guna meminimumkan jarak tempuh
c. Pada Operasi
produksi
1.
Meminimumkan persediaan atau inventori setengah
jadi
2.
Penentuan bahan-bahan yang paling ekonomis
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
3.
Peningkatan efesiensi proses produksi
4.
Penyesuaian produksi terhadap fluktasi
permintaan
5.
Penentuan ramuan makanan ternak yang paling
ekonomis
6.
Penyeimbangan kapasitas pabrik dengan
permintaan pasar untuk menaikkan laba
7.
Penentuan pengadaan sub-sub produksi dalam
proses produksi
8.
Penyeimbangan jalur perakitan yang mempunyai
berbagai jenis operasi
9.
Penempatan pabrik baru pada lokasi yang paling
efektif
10. Alokasi
anggaran riset (R) dan pengembangan (D) yang paling efektif
11. Peningkatan
kualitas operasi manufaktur
12. Pemilihan
ladang eksploitasi minyak dan gas yang paling efektif
13. Penentuan
ukuran terbaik untuk fasilitas manufaktur yang baru
d. Pada Pengembangan
organisasi/sumber daya manusia
1.
Perekrutan karyawan baru pada waktu yang tepat,
berdasarkan batasan latihan dan tingkat pensiun tertentu
2.
Penjadwalan program latihan untuk mengembangkan
keahlian secara maksimum
3.
Penugasan karyawan tiap operasi guna
memanfaatkan keahlian mereka secara maksimal
4.
Koordinasi kebutuhan tenaga kerja guna
menghadapi permintaan yang naik turun
5.
Penentuan ukuran dan penyebaran terbaik atas
tenaga penjual/lapangan
6.
Pengalokasian ilmuwan laboratorium untuk proyek
penelitian dalam cara yang paling efektif
7.
Pengaturan pemakaian fasilitas kamar operasi di
suatu rumah sakit guna memaksimalkan efektivitas fungsi ahli bedah dan
jururawat
8.
Pengaturan pemakaian kamar gawat darurat si
suatu rumah sakit untuk menawarkan kemungkinan keselamatan terbaik pada
kemungkina biaya terendah
9.
Meminimumkan penggunaan karyawan kantor
sementara
10.
Penentuan bobot negoisasi dalam situasi tawar
menawar
5. Keuntungan dan Kerugian Pendekatan
Kuantitatif
Penggunaan metode kuantitatif dalam memperbaiki
pengambilan keputusan saat ini sudah sangat luas, berikut adalah keuntungan dan
kerugian pendekatan kuantitatif:
A. Keuntungan/kelebihan:
1.
Dapat menunjukkan selisih atau variasi data
yang dibutuhkan untuk menghasilkan pemecahan persoalan yang dapat dikerjakan
2.
Memungkinkan kita memahami situasi kondisi dan
perubahan kondisi yang mendasari keputusan yang harus dibuat, serta memastikan
pengaruh perubahan tersebut, tanpa dampak negatif atau biaya yang berlebihan
3.
Memungkinkan kita untuk mendapatkan pemecahan
atas persoalan yang kompleks jauh lebih cepat daripada bila kita harus
memeriksa semua kemungkinan kombinasi variabel yang terlibat
4.
Memungkinkan kita menyusun suatu model situasi
sehingga pemecahan yang dihasilkannya dapat dikerjakan dengan komputer
5.
Karena lebih mampu memecahkan persoalan, dapat
menghemat waktu manajemen dan menghindarkan dilibatkannya intuisi-intuisi yang
tidak perlu
B. Kerugian/kelemahan:
1.
Seringkali harus menyederhanakan persoalan
terlebih dahulu, terkadang penyederhanaannya terkadang berlebihan, sehingga
mengakibatkan jawaban yang kurang berarti
2.
Teknik pemecahan masalah/persoalan sering
terlalu mahal bila dibandingkan dengan teknik pemecahan yang lain yang lebih
sederhana
3.
Terlalu berlebihan mengandalkan model sehingga
mereka mengabaikan kenyataan bahwa model tidak dapat secara lengkap
menggambarkan “dunia nyata”
4.
Kadang-kadang mengabaikan saran pengambil
keputusan yang sama-sama mementingkan pendekatan kuantitatif dan intuisi demi
dicapainya pemecahan efektif atas persoalan yang ada
5.
Banyak persoalan sebenarnya yang dihadapi
pendekatan begitu runitnya sehingga sulit dijelaskan kepada pembuat keputusan[5]
6. Teknik Teknik Analisis
Teknik analisis
Kuantitatif dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu teknik pemrogaman
matematika, teknik probabilistik, teknik jaringan kerja, dan teknik lainnya.
Teknik pemrogaman matematika mencangkup antara lain pemrogaman linear, metode
transportasi, dan metode penugasan. Teknik ini umumnya berupa langkah-langkah
matematis yang telah ditentukan dalam rangka memecahkan masalah. Teknik ini
mengasumsikan semua parameter dalam model diketahui dengan pasti, tanpa
kemungkinan adanya solusi lain, sehingga solusinya bersifat deterministik.[6]
[2] satu
[3] dua
[4] tiga
[5] Richard Levin, Pengambilan keputusan secara kuantitatif, PT RajaGrafindo,
Jakarta, 1995
[6]Herjanto Eddy, Sains Manajemen, PT Gramedia Widiasarana,
Jakarta, 2009
Belum ada Komentar untuk "MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM “SEJARAH PERKEMANGAN MANAJEMAN II""
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...