Filosofi pitek babon (Ayam betina Induk)


بسم الله الرحمن الرحيم
Salah satu yang mengangkat derajat manusia adalah Ilmu dan pendidikan. Dan keberhasilan sebuah pendidikan erat kaitannya dengan usaha dan tirakat dari Sang Guru. Dalam hal ini keberhasilan guru melahirkan anak didik yang diharapkan dapat dianalogikan melalui filosofi pitek babon (ayam betina Induk).

Jika ayam betina ingin berkembang biak maka dibutuhkan usaha dan tirakat yang dapat kita jadikan landasan dalam dunia pendidikan.

*1. Bertelur dan mengumpulkannya.* Dunia pendidikan pun tidak jauh beda. dikatakan sebuah lembaga pendidikan jika di dalamnya terdapat Guru dan murid. Maka diperlukan sedikit ikhtiar untuk mendapatkan peserta didik guna keberlangsungan sistem pendidikan tsb.
*2. Mengerami telur dengan penuh kesabaran.*
Seorang guru yang mendapatkan amanat mendidik muridnya sangat diperlukan sikap sabar ngopeni dan ngayomi serta ridho waktu dan fikirannya banyak tersita oleh berbagai masalah dan kebutuhan anak didik, pun demikian ayam betina akan sabar dan memberikan segenap waktu nya hingga telur-telurnya menetas.
*3. Tirakat sang Induk saat proses mengerami.*
Di sinilah poin inti filosofi pitek babon tersebut. Dalam proses mendidik anak-anak kita diperlukan adanya tirakat-tirakat berikut ini;
*قلة الكلام*
(Qillatul kalam) sedikit bicara banyak kerja.
Ayam betina adalah termasuk hewan yang memiliki suara paling berisik, jika bertelur ia akan menimbulkan suara yg berisik (petok-petok) dalam istilah jawa. Namun jika ayam betina dalam proses mengerami telur, ia akan berubah menjadi sosok yg tidak bnyak suara. Begitulah seharusnya seorang guru dalam mendidik anak nya. Sedikit bicara banyak kerja. Talk less do more.
*قلة الطعام*
(Qillatut Tho'am) sedikit makan/perbanyak puasa.
Induk yg mengerami telur pun demikian. Jika ia sudah punya tanggung jawab menetaskan telur-telurnya, ia akan sedikit makan. dan hendaknya para guru pun demikian. Layaknya kyai-kyai dan para salafunassholih yg senantiasa tirakat dg puasa untuk kesuksesan para santrinya.
*قلة المنام*
(Qillatul manam) sedikit tidur/sering qiyamul lail.
Ayam betina yang mengerami telurnya akan memiliki waktu yang sedikit untuk tidur. ia meiliki tingkat kewaspadaan yg tinggi demi menjaga telur-telurnya aman hingga menetas. Para guru pun seyogyanya demikian. Tanggung jawab mendidik bukan hanya sebatas jam mengajar. Akan tetapi juga rela banyak waktu istirahat tersita guna mempersiapkan pembelajaran yang dapat diterima dg baik oleh para murid. Tidak cukup sampai di situ diperlukannya faktor spiritual dg sang kholiq atas segala perjuangan dalam pendidikan dengan munajat dan qiyamul lail.
Semoga perjuangan kita di dunia pendidikan senantiasa dalam keberkahan dan kelak menjadi ladang amal jariyah yang tiada terputus. Amin ya mujibassailin..
Disampaikan oleh:
*Drs.Kyai Abdullah Shidiq* (Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum - Tanggungprigel Glagah Lamongan)
*Selamat menyongsong Tahun ajaran baru dengan penuh semangat dan keikhlasan*

Belum ada Komentar untuk "Filosofi pitek babon (Ayam betina Induk)"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel