MATERI BIOLOGI KELAS 10 : EKOSISTEM
Senin, Oktober 23, 2017
Tambah Komentar
E K O S I S T E M
a.
Pengertian dan definisi
ekosistem
Istilah ekosistem pertamakali diusulkan oleh
ahli ekologi Inggris A. G. Tansley pada tahun 1935. Suatu ekositem terdiri dari
semua organisme yang hidup dalam suatu komunitas dan juga semua faktor-faktor
abiotik yang berinteraksi dengan or-ganisme tersebut.
Hal ini berarti bahwa baik dalam struktur maupun
dalam fungsi komponen-komponen tersebut merupakan suatu kesatuan yang tak
terpisahkan, se-bagai suatu konsekuensinya apabila salah satu
komponen terganggu, maka kompo-nen lainnya secara lambat atau cepat juga ikat
terpengaruh. Sebagai tingkatan yang paling
tinggi, suatu ekosistem melibatkan proses aliran energi dan siklus materi di
dalamnya. Seperti halnya dengan populasi dan komunitas, batas ekosistem umum-nya
tidak jelas.
Ekosistem merupakan suatu kawasan alam yang di dalamnya tercakup
unsur hayati (organisme) dan non hayati (materi), dimana kedua unsur saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lainnya membentuk suatu sistem
yang disebut sistem ekologi. Dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1982, tentang Lingkungan Hidup
dirumuskan definisi ekosistem : ” Ekosistem adalah tatanan kesatuan
secara utuh me-nyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Di da-lam ekosistem terdapat mahluk hidup (tumbuhan, hewan,
mikroorganisme, manu-sia) dan lingkungannya.
Sedangkan
pengertian ekosistem adalah oikos
(eco) yang berarti rumah/tem-pat hidup, dan kata “sistem” dalam istilah “ekosistem” memperlihatkan
kesatuan dan keterpaduan yang utuh dari subsistem-subsistem. Subsistem dapat
terdiri lagi dari subsistem-subsistem lain yang saling tergantung dan
mempengaruhi satu sama lain. Menurut pengertian suatu sistem terdiri atas
komponen-komponen yang bekerja se-cara teratur sebagai suatu kesatuan,
ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup yang berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur. Dengan formu-lasi demikian, maka bumi
dapat di pahami sebagai sistem yang terdiri dari kompo-nen-komponen yaitu
manusia, udara, air, tanah, flora, fauna dan lingkungan.
Ekosistem
merupakan tingkatan organisasi yang lebih tinggi dari komunitas, atau merupakan
kesatuan dari suatu komunitas dengan ling-kungannya. Disini tidak hanya mencakup serangkaian
spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala macam bentuk materi yang
bersiklus dalam sistem serta aliran energi yang menjadi sumber kekuatan. Energi
dan materi didapatkan mahluk hidup dari lingkungan abio-tiknya. Materi dan
energi yang berasal dari lingkungan abiotik nantinya kembali lagi ke lingkunan
abiotik. Jadi konsep ekosistem menyangkut semua hubungan dalam komunitas dan
juga semua hubungan antara komunitas dan lingkungan abiotiknya.
Ukuran dari suatu ekosistem sangat
bervariasi, yang terbesar hampir hampir meliputi seluruh permukaan bumi yang
sudah tentu terdiri dari flora, fauna, mikroor-ganisme yang saling
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya yang disebut “BIO-SFER”, dan
ada pula yang menyebutnya sebagai “EKOSFER”. Sedangkan ukuran yang lebih kecil
kita mengenal hutan, sawah, kolam, laut dan danau, dsb. Pada situasi tertentu
ekosistem mempunyai batas-batas yang jelas seperti ekosistem pulau, hutan, taman,
kolam, danau dsb, tetapi secara keseluruhan sulit untuk menentukan batas-batas
dari suatu ekosistem, sehingga batas-batas ekosistem sering ditentukan secara
buatan atau abstrak, untuk lebih memudahkan dalam kajiannya.Dari ekosistem da-pat
dipelajari fungsi-fungsi organisme dengan lingkungannya, tidak hanya sekedar
memahami bentuk hidup dari tumbuhan dan hewannya.
b.
Sistem terbuka dan sistem
tertutup
Ada dua bentuk dasar dari sistem, yaitu
sistem tertutup yang ditandai dengan tidak adanya energi atau materi yang
menyeberang perbatasan luar dari sistem, dan sistem terbuka dimana energi dan
materi menyeberang sistem perbatasan (baik ma-sukmaupun keluar sistem)
1.
Ekosistem Tertutup
AB
|
BC
|
C
|
=
komponen
2.
Ekosistem Terbuka
Trought - Put
|
AB
|
BC
|
CI
|
In-PutO
|
Out-Put
|
-
Energi dan materi yang diterima oleh sistem terbuka disebut masukan
(IN-PUT)
-
Kehilangan energi dan atau materi dari sistem terbuka disebut keluaran
(OUT-PUT)
-
Pertukaran energi dan materi di antara komponen dalam sistem dikenal
sebagai “THROUGH-PUT”
Dengan pengecualian sistem alam secara keseluruhan
termasuk ekosistem terbuka.
c.
kOMPONEN PEMBENTUK
EKOSISTEM
Pada setiap ekosistem memiliki
suatu tingkatan struktur tropik (trophic
structu-re), yang terjadi melalui proses hubungan makan-memakan. Berdasarkan atas fung-sinya, komponen
dalam ekosistem dibagi dua kelompok utama yaitu :
a.
Komponen autotrofik (autos = sendiri ; trophikos
= menyediakan makanan) me-rupakan organisme yang mampu mensintesis makanannya
(bahan organik) dari bahan anorganik melalui proses fotosintesa ataupun
kemosintesa menjadi bahan organik, contohnya tumbuhan makroalgae dan mikroalgae
dan beberapa spesi-es bakteri.
b.
Komponen heterotrofik (hetero =
berbeda, lain) : organisme yang tidak mam-pu mensitesis bahan anorganik menjadi organik,
sehingga bahan makanannya bergantung dari bahan organik yang disintesis oleh
organisme lain. Contohnya organisme heterotrofik adalah hewan, ja-mur, cendawan dan manusia.
Para ahli
ekologi membagi spesies dalam suatu komunitas atau ekosistem ke dalam
tingkat-tingkat tropik berdasarkan nutriennya. Secara mendasar setiap ting-katan
tropik akan mendukung tingkatan lainnya dalam suatu ekosistem, yang terdiri
dari :
1.
Produsen primer (primary
producer), merupakan organisme
autotrofik yang se-bagian besar adalah organisme fotosintetik, berupa tumbuhan
berklorofil, fito-plankton dan beberapa jenis bakteri, yang memanfaatkan energi
sinar matahari untuk mensintesis gula dan senyawa organik lainnya. Yang
kemudian digunakan oleh produsen primer sebagai bahan bakar untuk respirasi
selluler sebagai ba-han pembangun untuk pertumbuhan.
2.
Konsumen, merupakan organisme heteroptofik,
yang memanfaatkan bahan or-ganik yang dihasilkan oleh produsen primer sebagai
bahan makanannya atau sumber energinya.
Konsumen dapat dibagi atas 2 berdasarkan ukurannya, yaitu
:
a.
Makro-konsumen (fagotrof), adalah organisme heterotrofik
yang mencerna-kan organisme-oranisme lain
atau bahan organik.
-
Konsumen primer
(herbivor) : organisme yang memanfaatkan
bahan orga-nik secara langsung dari produsen primer
-
Konsumen sekunder
(karnivora = tingkat 1) :
organisme yang memanfaatkan bahan organik yang berasal dari konsumen primer
(herbivora).
-
Konsumen tersier
(karnivora tingkat 2 ) :
organisme yang memanfaatkan ba-han organik yang berasal dari konsumen sekunder.
-
Konsumen kuartener
(karnivora tingkat 3) : organisme
yang memanfaatkan bahan organik yang berasal dari konsumen tersier, sebagai
bahan sumber energi dan untuk pertumbuhannya.
-
Konsumen segala
(omnivora) : kelompok organisme yang dapat
menem-pati semua tingkatan konsumen.
b.
Mikro-konsumen (saprotof) : organisme heterotrofik terutama bakteri dan jamur, yang merombak senyawa
organik kompleks dari organisme lainnya dan menghasilkan bahan anorganik yang
dapat digunakan oleh produsen. Jenis konsumen yang memanfaatkan senyawa
kompleks berupa deritus dise-but sebagai detritivora
atau dekomposer (pengurai ).
D. PROSES-PROSES dasar
dalam ekosistem
Di alam setiap organisme akan selalu berinteraksi
dengan lingkungannya yang tak terpisahkan dan saling pengaruh mempengaruhi satu
sama lain yang mem-bentuk suatu sistem. Di dalam sistem tersebut terdapat dua
aspek penting dan men-dasar yang menyebabkan terjadinya interaksi yaitu aliran
energi dan siklus materi, yang terjadi dalam proses rantai makanan dan
jaring-jaring makanan.
1.
Aliran Energi dan Siklus Materi
Energi diartikan
sebagai kemampuan untuk melakukan usaha / kerja, energi ini sangat
penting artinya bagi setiap organisme dalam melakukan aktivitas, dengan kata
lain tanpa energi organisme tidak dapat melakukan kerja, karena itu untuk dapat
hidup kita harus mendapatkan energi terus menerus. Energi tidak dapat dilihat,
yang dapat dilihat adalah efek yang ditimbulkan energi tersebut, misalnya kita
mengang-kat suatu benda, maka energi yang terpakai tidak nampak tetapi yang
nampak ada-lah telah berpindahnya benda tersebut.
Energi yang
memasuki permukaan bumi sebagai sinar diimbangi oleh energi yang meninggalkan
permukaan bumi sebagai radiasi panas yang tidak nampak. In-tisari kehidupan
merupakan suatu perpindahan, penimbunan, perubahan energi dan materi melalui
proses misalnya partumbuhan, reproduksi, sintesis dan hubungan yang kompleks
antar komponen-komponen dalam ekosistem. Tanpa pemindahan materi dan energi
yang menyertai semua perubahan tersebut, tak akan mungkin ada kehidupan dan
tidak dikenal pula adanya sistem-sistem ekologi. Sehingga pemeliha-raan dan
pengembangan ekosistem dan segenap komponen-komponennya mutlak harus adanya
energi.
Perilaku energi di alam bebas mengikuti hukum
termodinamika, yaitu :
-
Hukum Termodinamika I :
Energi dapat diubah dari suatu bentuk energi
menjadi bentuk energi lain, tetapi energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan (Kekekalan energi).
Asas 1.
Semua energi yang memasuki
organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi
tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk
yang lain, tetapi tidak dapat dihancurkan atau diciptakan
|
-
Hukum Termodinamika II :
Setiap
terjadi perubahan bentuk energi, pasti terjadi degradasi energi dari bentuk
energi yang terpusat menjadi bentuk energi yang terpencar (Entropi).
Asas
2.
Tidak
ada sistem pengubahan energi di bumi yang betul-betul efisien
|
Setiap
organisme hidup melakukan kegitan yang mengakibatkan pelepasan energi. Oleh
karena itu setiap tingkat konsumen mendapat bagian yang lebih kecil dari energi
semula yang ditangkap produsen. Energi penggerak sistem kehidupan pada hampir
seluruh mahluk hidup berasal dari matahari,
sedangkan materi sebagai unsur hara bagi organisme berasal dari bumi.
2.
Rantai Makanan
Konsep rantai
makanan sangat praktis untuk membahas aliran energi dan siklus materi dalam
ekosistem, melalui hubungan saling makan yang lebih kompleks dan kalau hubungan
saling makan ini disusun secara lengkap, akan didapatkan jaring-ja-ring makanan
(Food web). Rantai makanan merupakan
proses peralihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan, melalui sederetan
organisme yang makan dan yang dimakan. Dalam setiap pengalihan materi dan
energi, sebagian energi terpencar sebagai panas, sehingga tidak ada proses
aliran energi yang betul efisien 100%.
Semakin dekat
jarak antar organisme (produsen) dengan organisme konsumen dalam ujung rantai
makanan, maka semakin pendek rantai makanan dan semakin besar pula energi yang
dapat disimpan dalam tubuhnya. Para ilmiawan ekologi me-ngenalkan tiga macam
rantai makanan utama, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit dan rantai
saprofit .
3. Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring
makanan tidak lain adalah rantai makanan yang melibatkan tidak hanya beberapa
kelompok species organisme tetapi melibatkan banyak kelompok yang saling
terkait satu sama lainnya yang sangat rumit. Energi dan materi merupa-kan
landasan dunia jasad hidup, tidak ada satu organisme di alam ini yang dapat hi-dup
sendiri. Suatu organisme, baru berarti jika ada organisme lainnya.
4. Siklus biogeokimia dalam ekosistem
Secara umum proses perpindahan
dan perubahan materi di alam dari satu bentuk ke bentuk lain yang terjadi
secara bersiklus, dan melibatkan unsur abiotik dan biotik disebut Siklus
Materi atau Siklus Biogeokimia (melibatkan proses biologi, geologi
dan kimia. Mata rantai mahluk hidup dalam siklus biogeokimia merupakan
jaring-jaring kehidupan, yang tak terpisahkan dari unsur anorganik dalam
lingkung-an. Aliran ini terjadi diantara tingkat trofik serta komponen biotik
dan abiotik yang menggabungkan ekosistem dalam suatu unit fungsional.
Unsur-unsur kimia, terma-suk unsur-unsur utama protoplasma cenderung untuk
bersirkulasi dalam biosfir dengan pola tertentu, dari lingkungan ke organisme
dan kembali lagi ke lingkungan. Kalau pola ini digambarkan maka kurang lebih
akan berbentuk lingkaran, sehingga dikenal sebagai daur atau siklus. Ketika
energi dilepaskan melaui proses respirasi, maka senyawa-senyawa yang terlibat
akan mengalami degradasi, kemudian dile-paskan ke habitat, untuk digunakan
kembali. Pergerakan unsur dan senyawa anor-ganik yang penting bagi kehidupan
dikenal sebagai daur hara. Berdasarkan sum-bernya di alam, daur biogeokimia
dapat dibagi ke dalam dua tipe, yaitu :
þ Tipe gas, sumber utamanya adalah atmosfir dan
lautan (hidrosfir), tipe ini relatif lebih sempurna disebabkan adanya
pengendalian umpan balik negatif alam.
þ Tipe sedimen, sumber utamanya adalah batuan bumi,
tipe ini cenderung tidak sempurna karena lebih mudah terganggu, akibat bagian
terbesar dari bahan ini dari sumber yang relatif kurang aktif dan tidak
bergerak.
Secara umum di alam ini, dikenal ada empat siklus materi / unsur-yang sangat
penting, yaitu siklus air (hidrologi), karbon, nitrogen, fosfor dan sulfur.
A.
Siklus Hidrologi
B.
Siklus Karbon
C.
Siklus Nitrogen
D.
Siklus Fosfor
E.
Siklus Sulfur
E.
KONSEP-KONSEP DASAR EKOSISTEM
1.
Ekosistem adalah unik utama dalam ekologi, yang terdiri dari komponen-kom-ponen
abiotik dan biotik, melalui komponen-komponen inilah terjadinya siklus materi
dan aliran energi.
2.
Dalam menunjang siklus dan aliran ini harus diperhitungkan sejumlah
struktur yang memperlihatkan hubungan antara tanah, air, nutrisi, produsen,
konsumen, dan pengurai.
3.
Fungsi dari ekosistem adalah berkaitan dengan aliran energi dan siklus
materi melalui struktur komponen-komponennya.
4.
Jumlah energi yang mengalir melalui sistem alam tergantung pada jumlah ener-gi yang
terfiksasi oleh tumbuhan sebagai produsen. Energi akan ditransforma-sikan
dari tingkat tropfik satu ke tingkat tropik lainnya, akibatnya sebagaian energi
akan hilang (keluar dari sistem) selama transformasi. Kejadian inilah yang
membatasi jumlah dan massa organisme yang dapat dikelola pada setiap tingkat
tropik.
5.
Ekosistem berkecenderungan untuk menjadi matang, dalam hal ini da-ri yang kurang
kompleks menjadi lebih kompleks, perubahan ini disebut SUKSESI. Ta-hapan awal dikarakterisasi oleh kelebihannya energi
potensial dan aliran energi yang relatif cepat untuk setiap unit biomassa.
Dalam ekosistem yang matang akan sedikit limbah dan akumulasi energi karena
energi mengalir melalui sa-luran-saluran yang bercabang-cabang.
6.
Bila ekosistem dieksploitasi dan dikelola, maka kematangannya akan menurun.
7.
Unit fungsional utama ekosistem
adalah populasi, yang menempati suatu relung tertentu yang erat
kaitannya dengan peranan populasi tsb, dalam aliran energi dan siklus materi.
8.
Hubungan di antara populasi akan menghasilkan relung baru, sehingga terjadi
akumulasi jenis dalam suatu ekosistem dan pengingkatan kematangan berkem-bang ke
proses-proses kemandirian.
9.
Relung fungsional dalam ekosistem tertentu tidak dapat secara simultan dan
di-kuasai
secara tidak terbatas oleh lebih dari satu poluasi jenis yang mandiri
10.
Lingkungan dan jumlah energi terfiksasi dalam suatu ekosistem adalah
terbatas. Bila populasi mencapai limitnya maka jumlah akan stabil atau menurun
sebagi akibat dari penyakit, kelaparan, produksi yang rendah, dsb.
11.
Perubahan atau fluktuasi lingkungan akibat eksploitasi dan kompetisi
sesamanya menghadirkan tekanan selektif yang harus dipikul oleh populasi,
organisme yang tidak mampu mengatasinya akan hilang, atau mungkin menurun
popula-sinya
untuk waktu tertentu.
12.
Ekosistem mempunyai aspek sejarah; masa sekarang berhubungan erat dengan
masa lalu, dan masa yang akan datang berhubungan erat dengan masa seka-rang
F. Kelentingan EKOSISTEM (Reselience)
Suatu sistem
dalam ekosistem akan memberikan tanggapan terhadap suatu gangguan, baik
gangguan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggapan ekosistem
tersebut sesuai dengan keadaan kelentingan yang dimilikinya. Kelenting-an
merupakan sifat dari suatu sistem yang memungkinkannya kembali pulih seperti
keadaan semula (stabilitas), bahkan untuk menyerap dan memanfaatkan gangguan
yang menimbulkan dinamika atau perubahan kecil.
Gangguan kecil
terhadap suatu sistem dapat diserap secara berangsur-ang-sur, terutama apabila
tidak ada tanda-tanda akan munculnya suatu batas-batas baha-ya. Dalam suatu
sistem dengan kelentingan yang besar penyerapan gangguan itu akan mengubah
stabilitas sistem ini. Sebaliknya sistem yang mempunyai kelentingan kecil,
dapat berubah menjadi sistem baru.
G. Daya Dukung (Carrying Capacity)
Batasan daya
dukung yang berhubungan dengan populasi adalah jumlah individu atau populasi
yang dapat didukung oleh satuan luas sumber daya dan ling-kungan yang dapat
memberikan sumber daya dan lingkungan dalam keadaan se-jahtera.
Ekosistem yang
kuat mempunyai daya dukung yang tinggi misalnya di lokasi yang landai dengan
ketinggian yang rendah dari permukaan laut, suhu yang tinggi, tanah yang subur.
Sebaliknya pada daerah daratan tinggi dengan suhu yang rendah, terjal dan tanah
tidak subur, ekosistem tersebut daya dukungnya lebih rendah, rapuh dan mudah
terganggu.
Daya dukung
lingkungan merupakan batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi, di batas
mana jumlah populasi itu tidak lagi dapat didukung oleh sarana, sumberdaya dan
lingkungan yang ada. Ada organisme yang mempunyai strategi hidup sangat
memperhatikan daya dukung lingkungan, organisme tersebut mampu menekan jumlah
individu populasinya apabila jumlahnya sudah mendekati batas da-ya dukung
lingkungannya dimana mereka hidup. Namun juga ada organisme yang tidak peduli
dengan batas daya dukung lingkungannya dan mereka akan berkem-bang biak menurut
nalurinya saja.
Dalam
pengelolaan margasatwa, konsep daya dukung dalam hal ini merupa-kan jumlah
individu yang dapat di dukung oleh suatu habitat. Sedangkan dalam pe-ngelolaan
peternakan adalah jumlah individu hewan ternak yang dapat didukung oleh habitat
dalam keadaan sehat dan kuat.
H.
Homeostasis Ekosistem
Ekosistem merupakan tingkatan
organisasi di alam yang lebih tinggi dari ko-munitas, atau merupakan kesatuan
dari komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi hubungan keteraturan.
Keteraturan ini terjadi oleh adanya arus siklus materi dan aliran energi yang
terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem itu, dimana
setiap komponen mempunyai fungsi. Keseimbangan itu tidak bersifat statis,
melainkan dapat berubah-ubah (dinamis), perubahan ini dapat terjadi secara
alamiah, maupun sebagai akibat perbuatan manusia. Keseimbangan dinamis tercapai akibat adanya proses pengaturan diri erhadap
setiap perubahan dari energi dan materi yang masuk atau beredar dalam sistem
Dalam ekosistem terdapat suatu mekanisme
keseimbangan yang dikenal de-ngan istilah HOMEOSTATIS (STEADY STATE), yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam
sistem secara ke-seluruhan. Keseimbangan ini diatur oleh berbagai faktor yang rumit dan
didalamnya termasuk mekanisme yang mengatur penyimpanan bahan-bahan, pelepasan
hara makanan, pertumbuhan or-ganisme, produksi, dan dekomposisi bahan organik.
Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar sekali terhadap
perubahan, tetapi biasanya batas mekanisme homeostatis tersebut dengan mudah
dapat diterobos oleh kegiatan ma-nusia. Sebagai contoh sungai yang menerima
limbah dan sampah yang tidak terlalu banyak, maka sungai dapat menjernihkan
kembali airnya secara alami, sehingga air sungai dianggap tidak tercemar.
Tetapi bila limbah dan sampah yang masuk itu ba-nyak dan kontinyu, apalagi
mengandung bahan beracun, maka batas homeostasis alami sungai akan terlampaui,
sehingga mungkin saja sistem sungai tersebut tidak memiliki lagi sistem
homeostasis alami dan secara permanen airnya berubah atau rusak sama sekali.
Ekosistem memberikan informasi yang sangat
bermanfaat bagi manusia un-tuk dipelajari dalam mengelola dan pelestarian
lingkungan. Informasi dalam hal ini dapat dirumuskan sebagai suatu simbol atau
sebagai indikator tentang sesuatu yang terjadi atau yang ada di masa lalu,
maupun di masa akan datang pada komponen ekosistem, baik secara individu maupun
secara keseluruhan pada sistem itu. Sebagai contoh dari gejala alam yang
memberikan informasi adalah :
-
Fosil yang terkandung dalam tanah dan batuan, memberikan informasi
tentang masa lalu dari sistem tersebut.
-
Jejak telapak kaki dan kotoran gajah, memberikan informasi keberadaan
gajah di ekosistem tersebut.
-
Adanya sinar merah pada saat matahari akan terbenam memberikan informasi
pada manusia bahwa besok hari udara akan baik dan cerah.
-
Keberadaan organisme tertentu dalam ekosistem dapat dijadikan petunjuk, mi-salnya
adanya kunang-kunang di suatu daerah menunjukkan adanya ekosistem tersebut
padang rumput ataupun hutan mangrove.
-
Warna yang beraneka ragam pada hewan, misalnya kuning belang pada hari-mau,
warna ular kuning berbintik hitam dll. Warna yang beraneka ragam mem-punyai
maksud, dan memberi informasi kepada jenisnya maupun jenis lainnya, yang dapat
menolong kedua belah pihak. Informasi tersebut ada yang maksud-nya untuk tidak
mudah terlihat oleh musuhnya, agar mudah dikenal pasangan-nya, memberi
peringatan harus dijauhi dan hati-hati. Warna ini juga memberikan informasi identitas
dari spesies tertentu.
Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang telah ba-nyak digali dan
ditemukan informasi yang berguna bagi manusia, misalnya dalam usaha
pendeteksian menggunakan sistem radar, yang mencontoh dari sistem navi-gasi
kelelawar dll.
I.
UMPAN-BALIK
Umpan balik akan selalu didapatkan atau terjadi pada
setiap sistem, sebagai suatu mekanisme dalam mencapai steady states. Apabila terjadi perubahan pada salah satu komponen
sistem, maka akan diprakarsai untuk terjadinya serangkaian perubahan-perubahan terhadap
komponen-komponen lainnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi komponen yang
pertama-tama berubah tadi.Terjadinya stea-dy state
(keseimbangan) dalam ekosistem tidak terlepas dari adanya mekanisme umpan balik
dalam ekosistem, yang dikenal ada dua mekanisme, yaitu :
a.
Umpan Balik Negatif
Umpan balik negatif sangat umum terjadi dan merupakan mekanisme
dasar yang terkait dalam usaha untuk pencapaian dan pengelolaan keseimbangan
dinamis suatu ekosistem. Umpan balik negatif ini mengakibatkan menurunnya percepatan
perubahan, dan memprakarsai untuk terjadinya keseimbangan dinamis (steady state). Contoh : pada ekosistem padang rumput, akibat terjadinya migrasi
hewan perumput dari daerah tetangga, maka populasi populasi hewan-hewan
perumput berubah, dan apabila jumlahnya meningkat drastis akan mengakibatkan
luapan perumputan atau “OVERGRASSING” dan kemungkinan besar untuk terjadinya
erosi akibat penginjakan. Terjadinya erosi lahan ini berarti ada perubahan pada
komponen rumput. Rumput tidak bisa hidup dengan baik sehingga populasinya
menurun. Penurunan populasi rumput berarti menurunnya sejumlah sumber pa-kan, dan
hal ini berarti merupakan faktor pembatas bagi peningkatan populasi hewan-hewan
perumput. Sebagai akibatnya akan terjadi penurunan atau pengu-rangan percepatan
pertumbuhan populasi hewan perumput tadi, maka terjadilah umpan balik negatip.
b. Umpan Balik Positif
Umpan balik positip jarang sekali
terjadi, perubahan salah satu komponen dalam sistem akan menyebabkan
serangkaian perubahan-perubahan dari komponen-komponen lainnya, dan perubahan
ini mengarah pada peningkatan derajat per-ubahannya atau percepatan perubahan
meningkat sehingga menjauhi sistem ke-seimbangan semula bahkan mungkin menghasilkan
kehancuran sistem keseim-bangan.Contoh
: suatu ekosistem danau dimana terjadi pencemaran, zat pence-mar dapat
mematikan atau membunuh ikan-ikan tertentu, sehingga terjadi penu-runan
populasi ikan. Pembususkan dari ikan yang mati akan meningkatkan pe-ngaruh
dari derajat pencemaran dan akan memberikan kemungkinan untuk ke-matian
ikan lainnya. Dengan demikian percepatan kematian ikan-ikan menjadi naik,
kejadian semacam ini menunjukkan terjadinya umpan balik positif.
Belum ada Komentar untuk "MATERI BIOLOGI KELAS 10 : EKOSISTEM"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...