MATERI AQIDAH AKHLAK KELAS 12 : NILAI-NILAI MULIA ASMAUL HUSNA

1.                  AL – GHAFFAR
Al-Ghaffar berasal dari fi’il madhi “ghafara”, yang berarti menutupi. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa kata itu terambil dari kata “alghafaru” yang berarti sejenis tumbuhan yang digunakan untuk mengobati luka.Jika kita mengambil makna yang pertama, maka Al-Ghaffar berarti Allah menutupi dosa hamba-hamba-Nya karena kemurahan dan keluasan ampunan-Nya. Dialah yang meniupkan rasa penyesalan pada diri manusia, sehingga hati manusia cenderung meminta maaf ketika berbuat dosa. Dia pula yang memberi ampunan sebesar apapun kepada hamba-hamba-Nya yang menyesal dan bertaubat kepada-Nya.
Luar biasa akhlak Allah yang senantiasa menampakkan kebaikan untuk menutupi keburukan. Perhatikanlah, Dia menutupi sisi dalam jasmani manusia dengan penampakan luar yang sedap dipandang mata. Bagian dalam yang kotor dan menjijikkan ditutupi dengan tampilan lahir yang menawan.
Al-Ghaffar bahkan tetap menutupi sekian banyak salah dan dosa yang telah dilakukan manusia, baik yang dilakukan secara tidak sengaja maupun yang disengaja. Segala aib tetap ditutupi oleh Allah. Itulah sebabnya Dia sangat marah kepada orang yang malam harinya berbuat dosa, sementara di siang harinya ia sebarkan perbuatan dosanya kepada orang lain. Andaikata ia segera menyesal dan bertaubat, pintu ampuan-Nya segera dibuka. Siksa-Nya tidak meliputi orang-orang yang bertaubat.
Al-Ghaffar senantiasa menyambut hamba-Nya yang tulus meminta ampunan, sebesar apapun dosa yang disandangnya. Dia berfirman:






Sampaikan kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri: “Janganlah berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa, Dialah Yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Ketiga nama menunjuk pada pengampunan Allah. Nama al-Ghāfir berarti Pengampun, sementara nama-nama al-Ghafur dan Al-Ghaffar lebih tegas, menunjukkan bahwa Allah adalah yang paling pemaaf, Maha Pengampun. Secara keseluruhan, tiga nama terjadi pada Qur’an sembilan puluh delapan (98) kali. Allah berfirman:
.. Umumkan (hai Muhammad) untuk budak saya bahwa sesungguhnya saya seorang Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS al-Hijr: 49]
Saya Mengampuni kepada mereka yang bertobat dan beriman dan berbuat baik, dan setelah itu mengikuti bimbingan yang benar.” [QS Thaha: 82]
Dalam satu contoh, Al Qur’an mengacu kepada Allah sebagai “yang terbaik dari mereka yang memaafkan” ketika berhubungan di mana Musa menawarkan doa berikut:
Engkau adalah Pelindung kami: sehingga mengampuni kita dan memberi kita rahmat, karena kamu adalah yang terbaikdari mereka yang memaafkan ” [QS al-A` raf: 155]
Allah menyebutkan keberatan orang Kristen yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah adalah satu dari tiga.” Dalam ayat berikutnya, Allah berfirman:
Apakah mereka tidak berpaling kepada Allah dan meminta pengampunan-Nya? Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [al-Mâ'idah: 74]
Allah berbicara tentang mereka yang menganiaya orang percaya dari masa lalu, mengatakan:








Sesungguhnya (sebagai untuk) mereka yang menganiaya percaya pria dan wanita, maka tidak bertobat, mereka akan mendapat ganjaran yang mendatangkan neraka, dan mereka akan mendapat ganjaran yang mendatangkan terbakar” [Surah al-Burūj: 10]
Adapun mereka yang berpaling kepada Allah dalam pertobatan yang tulus, Allah akan kembali kepada mereka dalam pengampunan. Allah memanggil semua orang musyrik, orang berdosa, dan melampaui batas untuk mencari pengampunan-Nya dan menyatakan kepada mereka bahwa pintu rahmat-Nya terbuka lebar:
saya hamba yang telah melanggar jiwa mereka Jangan putus asa dari rahmat Allah, karena Allah mengampuni! . semua dosa Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS al-Zumar: 53]
Ayat ini menegaskan bagi kita bahwa Allah mengampuni semua dosa, tanpa kecuali. Allah mau mengampuni bahkan kemusyrikan dan kekafiran, selama pelaku renounces kebohongan seperti itu dan dengan tulus bertobat.Allah mengampuni siapa yang Dia kehendaki. Allah menjelaskan bahwa pengampunan-Nya ditentukan oleh kehendak-Nya.
Allah tidak mengampuni bahwa mitra dikaitkan dengan-Nya, tetapi Dia mengampuni selain itu bagi siapapun yang dia inginkan.” [QS al-Nisa ': 48]
Hal ini sehubungan dengan mereka yang beriman kepada Allah dan mematuhi petunjuk-Nya. Jika mereka memperbuat ion dosa atau melanggar, baik besar atau kecil, Allah telah menetapkan bahwa Dia dapat mengampuni dosa bahwa jika Dia kehendaki atau menghukum pelaku sebagai Dia kehendaki. Hal ini ditegaskan dalam sunnah bahwa Allah memanggil balik selama sepertiga terakhir malam, mengatakan:
Apakah ada orang yg meminta saya, sehingga saya bisa memberikan? Apakah setiap mencari pengampunan saya, jadi saya bisa memaafkan mereka? Apakah ada orang bertobat bagi saya untuk mengampuni? Apakah ada yang menelepon untuk saya sehingga saya bisa menjawab?” [Sahih al-Bukhari (1145) dan Sahih Muslim (758)]
Ini adalah contoh dari kemurahan Allah dan nikmat yang tak terbatas. Nabi Muhammad (saw) menceritakan bahwa Allah berfirman:



Wahai anak Adam!Namun banyak Anda menasihatkan Aku dan menempatkan harapan di dalam Aku, Aku akan mengampuni Anda tanpa syarat apapun.”
O anak Adam! Jika Anda memiliki dosa menumpuk ke awan dan kemudian meminta pengampunan-Ku, Aku akan mengampuni kamu tanpa syarat apapun.
O anak Adam! Jika Anda datang ke saya dengan kesalahan yang cukup untuk mengisi bumi, dan bertemu Me tanpa menyekutukan apapun sebagai mitra dengan Aku, Aku akan datang kepadamu dengan pengampunan cukup untuk mengisi bumi” [Shahih Muslim (2687)]
Allah menyebut diri-Nya sebagai Yang Maha Pengampun karena Dia menciptakan kita mengetahui bahwa kodrat kita akan membuat kita rentan terhadap dosa, dan bahwa kita akan mencari pengampunan-Nya dan Dia akan mengampuni kita.
Adapun ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Al Ghaffar .
QS. Thaha ayat 82

Artinya :
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
(Q.S. Thaha:82)
[QS. 38] Sad – Surah SHAAD
Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (66)
[QS. 39] Az-Zumar – Surah ROMBONGAN-ROMBONGAN
Dia menciptakan langit dan bumi dengan [tujuan] yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (5)



[QS. 40] Ghafir – Surah ORANG YANG BERIMAN
[Kenapa] kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan -Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu [beriman] kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun? (42)
[QS. 71] Nuh – Surah NABI NUH
maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, (10)

2.                  AL – HADI
AL-Hadi artinya Maha Pemberi Petunjuk. Allah SWT yang dapat memberi petunjuk atau hidayah kepada hamba-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Petunjuk yang paling berharga berupa agama sehingga seorang selamat dalam kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Hidayah tersebut akan dapat diperoleh dengan cara berupaya mengamalkan segala perintah-Nya dan mengharapkan hidayah tersebut.

              Sikap yang dapat ditampilkan dari sifat ini dapat ditunjukkan dengan gemar membantu orang lain dan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang membutuhkan.Dialah yang memberi petunjuk bagi hamba-Nya yang dikehendaki.

Petunjuk Allah kebenarannya mutlak. Allah mengetahui siapa yang pantas diberi petunjuk dan siapa yang tidak. Sebaliknya, petunjuk manusia relatife sifatnya, apalagi kebenarannya. Oleh karena itu, sebaik-baik petunjuk yang diberikan Allah, yaitu Al-Quran. Al-Quran adalah keterangan dari Allah yang menjadi petunjuk bagi manusia.
Dalil Naqli       : Q.S. Al-Qasas: 56








56. “Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima  petunjuk.

Al Hadi (Hidayah) mempunyai arti petunjuk, maksudnya adalah menunjukkan disertai kelembutan. Petunjuk Allah yang diberikan kepada manusia terbagi dalam empat macam.
Pertama, petunjuk yang menjangkau mukallaf -dengan berbagai jenisnya- yang berupa akal, kecerdasan dan pengetahuan dharuri (yaitu ilmu yang didapat tanpa berpikir panjang) dan yang paling luas.
Kedua, hidayah yang diberikan kepada manusia melalui lisan para Nabi, Al-Quran, dan sarana lain yang sejenis dengan itu.

Ketiga, pemberian taufiq (pertolongan) yang khusus diberikan kepada orang yang mengharapkanpetunjuk.
Keempat, petunjuk di akhirat kepada surga.
Manusia mampu memberikan petunjuk kepada seseorang dengan melalui dakwah (seruan) dan memperkenalkan cara-cara untuk mencapai berbagai jenis hidayah-Nya.

3.                  AL KHALIQ
Al-Khaliq artinya Yang Maha MenciptakanKata Al-Khaliq, terambil dari akar kata “khalq” yang berarti mengukur atau memperhalus. Maknanya kemudian meluas menjadimenciptakan dari tiada, menciptakan tanpa contoh terlebih dahulu, mengatur, membuat dan sebagainya. Dialah yang menciptakan segalanya, Dialah yang Maha Menciptakan segala sesuatu tanpa bantuan dan pertolongan siapapun. Manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna tidak mampu menciptakan sesuatu seperti yang Allah ciptakan.
Manusia mampu membuat berbagai benda dengan tangannya, merakit peralatan canggih, membangun rumah, menggambar dalam lukisan, dan sebagainya. Namun semua itu dikarenakan Allah telah menciptakan mereka dengan dibekali akal yang membuat mereka mampu melakukannya





Dalil Naqli       : Q.S. Al-Hasyr: 24


24. “Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”


4.                  Al Malik
Al Malik maknanya adalah Dzat yang tidak membutuhkan, baik dalam Dzat maupun Sifat-Nya, sebaliknya segala sesuatu yang ada di jagat raya ini lah yang membutuhkan-Nya. Dia Maharaja Mutlak yang sebenarnya. Dialah yang mengendalikan segala urusan makhluk-Nya dengan saksama tanpa membutuhkan bantuan sedikitpun dari makhluk-Nya.Tidaklah terbayangkan oleh hamba-Nya, bahwa ia memiliki kerajaan secara mutlak, sebab semua yang dimilikinya itu hakikatnya adalah milik Allah SWT.
Jika seseorang membayangkan kehidupan yang fana ini, betapapun kerajaan yang dimilikinya, tentu akan lenyap disebabkan oleh dua perkara: pertama, karena kematian dan berpindahnya kerajaan itu kepada orang lain, padahal Allah SWT adalah Penguasa kehidupan, kematian dan kebangkitan; kedua, gugurnya pengakuan kekuasaan bagi selain Allah, yaitu sesudah ditiupkan sangkakala pertama, yakni ketika Allah SWT menyerukan pada QS. Al Mu’min: 16
“Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?”
Ketika tidak ada yang menyahut, maka Allah SWT sendirilah yang menjawabnya:
“Hanya kepunyaan Allah Yang Mahaesa lagi Maha Mengalahkan.”

Kalau begitu, tidak ada kerajaan selain dari kerajaan Allah SWT.




Sesuai dengan Al Quran Surah Al-Mu’minun ayat 116

116: Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.

5.                  Al Hasib

Al Hasib sama dengan Al-Kafiy, artinya Yang Mencukupi; berasal dari kata ahsabani atau kafaniDia adalah Dzat yang meng-hisab makhluk di hari kiamat kelak.Ada pendapat yang mengatakan bahwa semua makhluk itu di-hisab pada waktu yang sama; Mahasuci Allah yang memiliki kekuasaan atas hal itu. Dia berfirman:
“… Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat.” (QS. Al-An’am: 62)
Berakhlak dengan ism ini mengharuskan agar Anda takut kepada Allah SWT, serta mengharapkan dan menggagungkan-Nya.





Allah SWT bernama Al-Hasib artinya maha menjamin, memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Disini Al Hasib juga dapat diartikan Maha Memperhitungkan. Segala amal manusia yang ada didunia akan dihitung dengan seteliti-telitinya dan seadil-adilnya, karena dalam pengadilan Allah pasti keadilan pasti ditegakkan.









DALIL NAQLI: An-Najm, 53: 39-40

39: dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. 40: Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
DALIL AQLI : disini Allah SWT sebagai yang menciptakan pasti akan menjamin kebutuhan makhluknya, tapi terkadang terjadi kesalahpahaman, bahwa Allah tidak adil karena kebutuhannya tidak terjamin, disini sesungguhnya Allah telah menjamin hanya saja makhluknya saja yang tidak mau berusaha dalam memperolehnya.
6.                  Al Hakim
Allah SWT bernama Al-Hakim yang artinya Maha Bijaksana karena tidak munkin ada yang bias melebihi kebijaksanaan-Nya. Buktinya Allah menciptakan Manusia, tumbuhan, hewan pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar.
DALIL NAQLI : Al-Mu’min
un ayat 115

115: Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
DALIL AQLI : Allah SWT pasti memiliki sifat ini karena jika Allah tidak bersifat Maha Bijaksana maka itu hal yang mustahil, karena itu merupakan sifat yang kurang tidak mungkin Allah bersifat kurang.





7.                  Ar Razak
Adapun yang dapat disimpulkan di sini Sifat  Ar Razzaq ini bagi seorang yang beriman ialah dengan mengakui dan meyakini bahwa hanya Allah SWT bersifat Maha Pemberi. Dan sesungguhnya bagi semua manusia baik itu muslim maupun kafir dan mahluk ciptaan Allah SWT lainnya sudah ditetapkan rezekinya sesuai sengan porsinya atau yang dibutuhkannya.Adz- Dzariyat: 58

58: Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
Hadits riwayat HR. Muslim:
Hai manusia, jika dari generasi pertama sampai terakhir, baik jin dan manusia berkumpul dalam satu tempat untuk meminta kepadaKu, lalu masing-masing orang meminta untuk dipenuhi kebutuhannya, niscaya hal tersebut tidak mengurangi sedikit pun dari kekuasaanKu, kecuali hanya seperti jarum yang dicelupkan di laut. (HR.Muslim)




















Kesimpulan

Iman kepada Allah SWT berarti mempercayai atau meyakini bahwa Allah SWT itu Tuhan yang Maha Esa, yang menciptakan alam semesta, yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan serta jauh dari segala sifat kekurangan. Kepercayaan kita terhadap Asmaul Husna harus diyakini dengan hati dan di buktikan dengan amal shalih.
Dalam Asmaul Husna terdapat sifat-sifat Allah yang wajib dipercayai kebenarannya dan dijadikan petunjuk jalan bagi orang yang beriman dalam bersikap dan berperilaku.
Orang yang beriman akan menjadikan 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna sebagai pedoman hidupnya tentu dia akan berperilaku adil, pemaaf, bijasana, dsb. Serta berupaya menjadi orang yang terpercaya dan member rasa aman terhadap orang lain.

Belum ada Komentar untuk "MATERI AQIDAH AKHLAK KELAS 12 : NILAI-NILAI MULIA ASMAUL HUSNA"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel