MAKALAH BIOLOGI KELAS 11 : SISTEM KOORDINASI / REGULASI
Senin, Oktober 30, 2017
Tambah Komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna agar kita mengetahui tentang diri kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi tentang diri kita yang harus kita ketahui yaitu sistem koordinasi atau sistem pengatur tubuh makhluk hidup. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf, sistem hormon dan sistem indera. Sebagai makhluk hidup, kita harus mengetahui tentang hal itu. Dan pada kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui tentang sistem koordinasi. Oleh karena itulah makalah tentang sistem saraf dan sistem hormon ini penyusun tulis.
Bayangkan dirimu berjalan di lorong gelap. Semua indramu bersiaga. Matamu terpicing mencoba mencari secercah cahaya. Telingamu berusaha mendengar sehalus apapun suara. Hidungmu mengendus sesamar apapun bau. Tanganmu berusaha meraba dinding disebelahmu. Kemudian kau menabrak sesuatu. Dirimu refleks melompat sambil mungkin sedikit menjerit. Kau merasakan aliran adrenalin dalam dirimu. Denyut jantungmu meningkat, hingga akhirnya kau memutusan untuk lari. Hal ini adalah sedikit fungsi yang dilakukan oleh sistem koordinsi.yang mencakup sistem saraf, sistem hormon dan sistem indra.
Tubuh manusia dilengkapi berbagai sistem untuk mengatur segala gerak-gerik setiap harinya, Saat kita jatuh akan terasa sakit karena indra kita menangkap setiap rangsangan, rangsangan tersebut akan disalurkan ke otak.
Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh yang terdiri dari saraf, endokrin (hormon), dan pengindraan. Sistem saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan sistem dilakukan oleh benang – benang saraf. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormon bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormon dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indera merupakanreseptor rangsang dari luar.
Komponen sistem regulasi pada manusia, yaitu :
1. RESEPTOR : bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan, yaitu indra.
2. KONDUKTOR : bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan, yaitu sel-sel saraf (neuron).
3. EFEKTOR : Bagian tubuh yang berfungsi menanggapi. Yaitu otot dan kelenjar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem koordinasi?
2. Klasifikasi dari sistem koordinasi?
3. Pengaruh Psikotropika pada sistem regulasi?
4. Gangguan dan kelainan pada sistem regulasi ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memahami tentang sistem koordinasi, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem koordinasi.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari sistem koordinasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh psikotropika pada sistem regulasi.
4. Untuk mengetahui gangguan dan kelainan pada sistem regulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM KOORDINASI
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.
B. KLASIFIKASI DALAM SISTEM KOORDINASI
Klasifikasi dalam sistem koordinasi yaitu:
· Sistem Saraf
· Sistem Indera
· Sistem hormon
1. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel – sel saraf yang memiliki bentuk bervariasi.Sel saraf ini disebut neuron. Sistem ini melakukan kontrol terhadap kegiatan yang dilakukan di seluruh tubuh agar mencapai kondisi Homeostatis ( seimbang- balancing).
Fungsi sistem saraf
· Memelihara fungsi tubuh.
· Mengatur kegiatan di dalam tubuh.
· Menerima rangsangan eksternal dan internal.
· Mengolah rangsangan yang diterima.
· Merespon rangsangan yang diterima.
Dalam menerima, mengolah, dan merespon rangsangan diperlukan 3 komponen :
· Reseptor
· Sistem Saraf
· Efektor
Berdasarkan fungsinya, sistem saraf dibagi menjadi 2 :
1. Somatik : berperan untuk mengatur koordinasi struktur otot, tulang dan kulit
2. Otonom : berperan untuk mengatur koorinasi otot polos, jantung dan kelenjar tubuh.
Sel saraf terdiri atas 3 macam sel yang memiliki struktur dan fungsi berbeda :
a. Neuron
b. Neuroglia
c. Akson
Struktur Neuron :
1. Badan Sel
2. Dendrit
3. Akson
4. Sinapsis
Berdasarkan fungsinya neuron dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Neuron Sensorik :
- Badan sel bergerombol membentuk ganglia
- Akson pendek
- Dendrit panjang
- Berhubungan dengan alat indera, sehingga disebut neuron indera (reseptor).
- Berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari alat indera menuju otak atau sumsum tulang belakang
2. Neuron Motorik :
- Dendrit pendek
- Akson panjang
- Dendrit berhubungan dengan neuron lain, akson berhubungan dengan efektor.
- Berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke efektor.
- Disebut sebagai neuron penggerak.
3. Neuron Konektor (interneuron) :
- Merupakan neuron multipolar.
- Dendrit banyak dan pendek.
- Akson dapat berbentuk panjang atau pendek.
- Ujung dendrit dan akson yang berhubungan membentuk sinapsis.
- Banyak ditemui di sumsum tulang belakang dan otak .
- Berfungsi meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.
- Konektor di tubuh terdapat di sumsum tulang belakang dan otak
Impuls Saraf
· Permukaan luar neuron bermuatan positif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan negatif.
· Hal ini menimbulkan terjadinya perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam neuron yang disebut polarisasi.
· Bila neuron mengalami rangsangan,akan terjadi penurunan beda potensial atau perubahan muatan, di mana bagian luar akan bermuatan negatif,
· Sedangkan bagian dalamnya akan bermuatan positif.
· Hal ini disebut dengan depolarisasi.
· Peristiwa perubahan dari keadaan polarisasi ke keadaan depolarisasi disebut dengan potensialaksisaraf atau impulssaraf.
· Semua impuls saraf bentuknya sama.
· Yang membuat respon terhadap impuls berbeda adalah reseptor dan efektor yang menerima dan menanggapi respon.
Sistem Gerak
a. Gerak Sadar.
· Gerak ini merupakan gerak yang dilakukan dengan sadar.
· Gerakan ini dapat terjadi melalui serangkaian impuls panjang dan diolah oleh pusat saraf.
· Contoh gerak sadar adalah berlari dan makan.
b. Gerak Refleks.
· Gerak ini merupakan gerak yang dilakukan secara tidak sadar dan kecepatannya lebih cepat dari gerak sadar.
· Gerakan ini terjadi melalui rangkaian impuls pendek tanpa diolah ke pusat saraf.
Sistem Saraf Manusia
a. Sistem Saraf Pusat
Saraf pusat merupakan pengendali seluruh kegiatan tubuh. Saraf pusat terdiri atas :
1. Otak berfungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh.
2. Sumsum tulang belakang berfungsi menghubungkan impuls dari dan ke otak, serta memberi alternatif jalan terpendek pada gerak refleks.
Otak dibagi menjadi 5 bagian besar :
· Otak besar (cerebrum) berfungsi sebagai pusat saraf utama, karena mengatur sebagian besar kegiatan tubuh.
· Otak tengah (mesenchepalon) berfungsi penghubung antara serebrum dan medula oblongata.
· Otak kecil (cerebellum) berfungsi mengatur gerakan otot dan keseimbangan tubuh, serta menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh
· Sumsum lanjutan (Medula oblongata) berfungsi menghantar impuls dari medula spinalis menuju ke otak, mengontrol kerja jantung, mengatur gerak refleks, dan memengaruhi reflek fisiologi (detak jantung, kecepatan bernafas ( Vasokonstriksi Pusat pernafasan , Mengontrol kegiatan refleks)
· Jembatan Varol berfungsi menghubungkan antara sisi kanan dan sisi kiri otak kecil.
Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)
· Merupakan lanjutan dari medula oblongata sampai dengan ruas kedua tulang pinggang.
· Terdapat sumsum punggung dan cairan cerebrospinal.
· Bagian luarnya tersusun dari bahan putih yang disebut substansi alba, sedangkan bagian dalam tersusun dari bahan abu-abu disebut substansi grissea.
b. Sistem Saraf Tepi
Merupakan lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls dari dan menuju ke sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi atau saraf perifer mempunyai 2 subdivisi fungsional utama yaitu sistem somatik dan otonom. Eferen somatik dipengaruhi oleh kesadaran yang mengatur fungsi-fungsi seperti kontraksi otot untuk memindahkan suatu benda,sedangkan sistem otonom tidak dipengaruhi oleh kesadaran dalam mengatur kebutuhan tubuh sehari-hari. Sistem saraf otonom terutama terdiri atas saraf motorik visera (eferen) yang menginversi otot polos organ visera,otot jantung,pembuluh darah dan kelenjar eksokrin . Sistem saraf tepi dibagi menjadi 2, yaitu :
1.Sistem saraf aferen : sistem saraf tepi yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat.
2.Sistem saraf eferen : sistem saraf tepi yang membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat menuju ke efektor.
Sistem saraf tepi pada manusia terdiri atas
· 12 pasang saraf serabut otak ( saraf kranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf sensorik, 5 pasang saraf motorik dan 4 pasang saraf gabungan.
· 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri dari 8 pasang saraf leher,12 pasang saraf punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan 1 pasang saraf ekor.
Berdasarkan fungsinya, saraf tepi dikelompokkan menjadi 2 :
1.Saraf somatik. Saraf ini mengatur gerakan yang disadari.
2.Saraf autonom. Saraf ini mengatur gerakan yang tidak disadari.
Berdasarkan fungsinya, saraf autonom ini dibagi menjadi 2 :
Saraf Simpatik
· Ganglion terletak di sepanjang tulang punggung, menempel pada sumsum tulang belakang.
· Serabut praganglion pendek
· Serabut pascaganglion panjang
· Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medula spinalis,memiliki neurotransmiter norefinefrin atau Adrenalin shg disebut juga saraf adrenergik,fungsinya mempertahankan derajat keaktifan(menjaga tonus vaskuler),memberi respon pada situasi stres seperti. trauma, ketakutan, hipoglikemi, kediginanan, latihan.
Fungsi sistem saraf simpatik :
1. mempercepat denyut jantung
2. memperlebar pupil
3. memperlambar proses pencernaan
4. memperkecil bronkus
5. memperkecil diameter pembuluh
6. mengembangkan kantung kemih.
Saraf Parasimpatik
· Susunan sistem saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
· Serabut praganglion panjang
· Serabut pascaganglion pendek
· Memiliki fungsi yang berkebalikan dengan saraf simpatik.
· Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada medula spinalis,neurotransmiternya yaitu asetilkolin shg disebut jg saraf kolinergik,fungsinya menjaga fungsi tubuh esensial seperti proses dan pengurangan zat-zat sisa.
2. Sistem Indera
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam reseptor untuk mengetahui rangsangan-rangsangan dari luar atau disebut juga eksteroseptor. Eksteroseptor sering disebut sebagai alat indera. Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia, yaitu indera penglihat, indera pendengar, indera peraba dan perasa, indera pencium, dan indera pengecap.
a. Indera Penglihat ( Mata )
· Mata merupakan indera penglihatan yang mendeteksi cahaya.
· Hal paling sederhana yang dilakukan mata adalah mendeteksi terang dan gelap.
· Kegiatan mata yang kompleks adalah memberikan pengertian secara visual.
Mata tersusun atas :
Alat tambahan mata, terdiri atas :
· Alis mata, berfungsi untuk melindungi mata dari keringat dan debu.
· Kelopak mata, berfungsi sebagai alat pelindung dan penutup bola mata sehingga aman dari kotoran.
· Bulu mata, berfungsi untuk melindungi mata dari debu dan kotoran.
· Aparatus lakrimalis, berfungsi untuk mengeluarkan air mata.
· Otot bola mata, berfungsi untuk menggerakkan bola mata.
· Bola mata, merupakan bola berukuran 2.5 cm yang terdiri atas 3 lapisan
Lapisan bola mata tersusun 3 lapisan yaitu:
1.Tunika fibrosa
2.Tunika vaskulosa
3.Tunika nervosa (retina)
Tunika fibrosa tersusun atas
· Sklera, berwarna putih, tidak tembus cahaya.
· Kornea, lapisan tembus cahaya yang tidak mengandung pembuluh darah, mengandung banyak saraf. Berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina.
Tunika vaskulosa tersusun atas
· Koroid, merupakan lapisan jaringan tipis dan mengandung banyak pembuluh darah. Warnanya cokelat karena mengandung pigmen. Berfungsi untuk memberi makan pada retina.
· Iris, merupakan selaput yang terletak menggantung di antara lensa dan kornea. Mengandung banyak pembuluh darah dan pigmen.
· Pupil, merupakan lubang di tengah iris yang berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam retina.
· Dari retina, cahaya akan diteruskan ke saraf optik.
Tunika nervosa (retina), merupakan bagian mata yang paling peka terhadap cahaya,tersusun atas dua jenis yaitu
1. Sel kerucut
2. Sel batang
Sistem kerja mata :
· Mata menangkap cahaya.
· Cahaya difokuskan menuju retina oleh kornea, dan diatur jumlahnya oleh pupil.
· Cahaya ditangkap oleh sel batang (untuk bayangan) dan sel kerucut (untuk warna) yang terletak di retina.
· Impuls dari sel dijalarkan ke neuron bipolar, lalu ke neuron ganglion. Akson neuron ganglion akan membentuk saraf otak II, lalu impuls disampaikan ke pusat saraf.
b. Indera Pendengar ( Telinga )
Telinga merupakan indera manusia yang berfungsi untuk menerima rangsangan berupa bunyi. Selain itu, telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan manusia.
Struktur telinga :
Telinga luar
1. Daun telinga, berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga
2. Saluran telinga luar, berfungsi sebagai saluran yang menyampaikan suara dari luar menuju ke gendang telinga.
3. Membran timpani (gendang telinga), berfungsi untuk meneruskan suara ke telinga tengah.
Telinga tengah
1. Tulang martil, berfungsi untuk meneruskan getaran suara.
2. Tulang landasan, berfungsi untuk meneruskan getaran suara.
3. Tulang sanggurdi, berfungsi untuk meneruskan getaran ke koklea.
4. Saluran eustachius, berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan telinga luar dengan telinga dalam.
Telinga dalam
1. Labirin osea, merupakan rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum berisi cairan perilimfe.
2. Kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran), mengandung reseptor keseimbangan tubuh.
3. Vestibula, mengandung reseptor keseimbangan tubuh.
4. Koklea (rumah siput), mengandung reseptor pendengaran yang berfungsi untuk meneruskan rangsang bunyi ke pusat saraf.
5. Labirin membranasea, bentuknya menyerupai labirin osea, namun letaknya lebih ke dalam dan dilapisi sel epitel serta berisi cairan endolimfe.
c. Indera Peraba dan Perasa ( Kulit )
1. Kulit merupakan indera peraba manusia.
2. Kulit terdiri atas epidermis dan dermis.
3. Selain sebagai indera peraba, kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagi organ – organ manusia dan alat ekskresi karena memiliki kelenjar keringat.
4. Epidermis merupakan bagian kulit yang tersusun atas sel – sel rapat.
5. Dermis merupakan lapisan yang terletak di bawah epidermis. Sel – selnya tersusun tidak terlalu rapat.
Fungsi kulit :
· Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
· Sebagai alat peraba.
· Sebagai pelindung organ dibawahnya.
· Tempat dibuatnya Vitamin D dengan bantuan sinar matahari.
· Pengatur suhu tubuh.
· Tempat menimbun lemak
d. Indera Pembau ( Hidung )
1. Hidung merupakan indera manusia yang berfungsi untuk menerima rangsangan berupa bau.
2. Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal
3. Berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara
4. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung
Rongga hidung terdiri atas :
· Rongga atas yang diisi oleh cabang saraf cranial, yaitu saraf olfaktori.
· Saraf ini menembus tulang tapis, masuk ke otak dan bersinaps dengan neuron traktus olfaktrius pada bulbus olfaktrius.
· Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi.
· Bagian rongga dalam mengandung sel-sel epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi lendir dan rambut-rambut pembau.
· Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis.
· Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior kebagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring.
Fungsi hidung :
· Merupakan jalur masuk keluar udara dari dan menuju ke paru – paru.
· Tempat menyaring udara yang dihisap.
· Media untuk menerima rangsang bau.
· Berhubungan dengan pembentukkan suara suara phonetik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.
Cara kerja hidung dalam membau :
· Bau diterima saat proses inspirasi.
· Zat bau larut dalam lendir pada selaput lendir hidung.
· Terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit.
· Timbul impuls untuk diprses oleh otak.
e. Indera Pengecap ( Lidah )
1. Lidah merupakan kumpulan otot yang digunakan untuk membantu dalam pencernaan makanan, yaitu proses pelumatan/mengunyah, alat bantu dalam berbicara, dan sebagai indera perasa.
2. Lidah terdiri atas kuncup – kuncup perasa yang masing – masingnya hanya mampu menganalisa satu rasa secara maksimal.
Struktur lidah :
· Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.
· Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
· Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:
· Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus
· Papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah
· Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
· Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan pengerat.
· Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap.
· Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.
Letak tunas pengecap berbagai macam rasa di lidah :
· Rasa pahit terletak di dekat pangkal lidah.
· Rasa asin terletak di samping tengah lidah.
· Rasa asam terletak di samping depan lidah.
· Rasa manis terletak di bagian lidah yang paling depan.
Selain di lidah, beberapa tunas pengecap juga terletak pada langit – langit rongga mulut dan tenggorokan.
3. Sistem Hormon
· Hormon adalah zat kimia berbentuk senyawa organik yang dihasikan oleh senyawa organik.
· Hormon mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, seperti homeostasis (pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan), metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan.
· Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, atau disebut juga kelenjar buntu, karena hormon tidak dialirkan melalui saluran, namun langsung masuk ke pembuluh darah.
Ciri – ciri hormon adalah sebagai berikut :
· Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sedikit.
· Diangkut ke sel atau jaringan tujuan oleh darah.
· Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang berada di sel target.
· Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
· Dapat memengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
· Hormon bekerja atas perintah dari saraf.
· Sistem yang mengatur kerjasama antara sistem saraf dan sistem hormn terletak di daerah hipotalamus, atau disebut juga kendali saraf endokrin.
· Karena hormon memengaruhi kerja organ yang sifatnya spesifik, maka kelainan yang timbul akan mudah ditelusuri.
· Pengaruh kerja hormon tidak secepat pengaruh saraf.
Ada 7 kelenjar endokrin yang dimiliki manusia :
1. Kelenjar hipofisis
· Terletak pada dasar otak besar.
· Berukuran kecil dan bulat dengan diameter 1,3 cm.
· Mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur bermacam – macam kegiatan yang berlangsung dalam tubuh.
· Disebut kelenjar pengendali atau mastergland.
· Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu hipofisis lobus anterior dan hipofisis lobus posterior, dan dihubungkan dengan hipotalamus.
· Di antara kedua lobus terdapat daerah yang tidak ada pembuluh darahnya, disebut Hipofisis pars intermedia.
HIPOFISIS DIBAGI MENJADI 3 LOBUS
Hipofisis Lobus anterior menghasilkan hormon :
· Somatotropin (STH) : merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak, merangsang pertumbuhan tulang dan otot.
· Tirotropin (TSH) : mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok, merangsang sekresi tiroksin.
· Prolaktin (PRL) : memelihara korpus luteum untuk memproduksi prgesteron dan ASI.
· Adrenocorticotrpic Hormon (ACTH) : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal pada bagian korteks.
· Hormon gonadotropin Hormon gonadotropin pada wanita : LH : memengaruhi pematangan folikel dalam ovarium, menghasilkan hormon progesteron. FSH : merangsang pematangan folikel dalam ovarium, menghasilkan hormon estrogen Hormon gonadotropin pada pria FSH : merangsang terjadinya spermatogenesis. ICSH : merangsang sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan androgen.
Hipofisis lobus posterior menghasilkan hormon :
· Oksitosin : merangsang otot polos yang terdapat di uterus dan sel yang menyelubungi saluran yang terdapat pada kelenjar susu.
· Vasopresin : memengaruhi proses rearbsorpsi urin dan urea, meningkatkan tekanan darah.
Hipofisis Pars Intermedia :
· Menghasilkan MSH untuk meningkatkan pigmentasi kulit.
2. Kelenjar Tiroid
· Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
· Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triyodotironin.
· Hormon tiroksin dan triyodotironin berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
3. Kelenjar Paratiroid
· Terletak di belakang kelenjar tiroid.
· Menghasilkan parathormon yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion Ca dan P dalam cairan ekstraseluler.
4. Kelenjar adrenal (anak ginjal)
· Terletak di atas ginjal.
· Terbagi atas 2 bagian, yaitu korteks dan medula.
· Bagian korteks menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari mineralokrtikoid (membantu metabolisme garam Na dan K) dan glukokortikoid (membantu metabolisme karbohidrat).
· Bagian medula menghasilkan hormon adrenalin, yang berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung, kecepatan pernafasan dan tekanan darah, dan noradrenalin, yang fungsinya terbalik dengan adrenalin.
5. Kelenjar kelamin
o Ovarium
· Menghasilkan ovum
· Menghasilkan hormon estrogen
· Menghasilkan hormon progesteron.
o Hormon Estrogen : berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
o Hormon. Progesteron: berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
o Testis
· Testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron.
· Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
o Kelenjar pankreas
· Menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
· Insulin berfungsi untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen saat kadar glukosa dalam darah tinggi.
· Glukagon berfungsi untuk mengubah glikogen menjadi glukosa saat kadar glukosa dalam darah rendah.
6. Plasenta
Merupakan jaringan yang menghubungkan ibu dengan bayi di dalam rahim. Menghasilkan Hormon :
§ Gonadotropin korion meningkatkan pertumbuhan korpus luteum serta sekresi estrogen dan progesteron.
§ Estrogen : meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin.
§ Progesteron:meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin.
§ Somatotropin: meningkatkan pertumbuhan jaringan janin, membantu perkembangan payudara ibu.
C. PENGARUH PSIKOTROPIKA PADA SISTEM REGULASI
Psikotropika merupakan suatu zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang dapat berpengaruh pada pikiran dan sistem saraf penggunanya. Psikotropika dapat menurunkan kinerja otak atau merangsang susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kelainan perilaku yang disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan menyebabkan ketergantungan. Penggunaan psikotropika secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan penggunanya yang pada akhirnya dapat berujung kepada kematian.
Psikotropika digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu:
1. Psikotropika golongan I, adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
2. Psikotropika golongan II, adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : Amfetamin, metamfetamin, dan metakualon
3. Psikotropika golongan III, adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : Lumibal, buprenorsina, phenobarbital dan fleenitrazepam.
4. Psikotropika golongan IV, adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : Nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.
Psikotropika apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf manusia, maka dikelompokkan sebagai berikut :
1. Stimulan Jenis psikotropika yang termasuk obat stimulant dapat memberikan rangsangan kepada saraf sehingga dapat mengaktifkan kerja susunan saraf pusat sehingga dapat menghasilkan sensasi kegirangan yang berlebihan. Banyak jenis psikotropika yang termasuk obat stimulan, misalnya kafein, kokain, dan amfetamin. Zat amfetamin biasanya terdapat pada pil ekstasi.
2. Depresan adalah obat penghambat fungsi neuron dalam sistem saraf pusat. Pada umumnya depresan membuat susunan saraf menjadi pasif. Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga menurunkan aktivitas pemakainya. Dalam bidang kedokteran obat tersebut berguna untuk meredakan ketegangan jiwa, membantu mengurangi rasa cemas dan gelisah, pengobatan darah tinggi dan epilepsi. misalnya sedatin atau pil BK, Magadon, Valium, dan Mandrak (MX), Cannabis dan Barbiturat.
3. Halusinogen merupakan obat yang dapat menimbulkan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Dalam dosis sedang, halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi penglihatan dan pendengaran subjek serta peningkatan respons emosional. Contoh : Dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline mariyua na, STP (mirip amfetamin), DMT, mesakolin, Licercik acid dan PCP (fenseklidin).
Narkotika adalah Zat/ obat yang berasal dari tanaman atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menurunkan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Penggunaan zat-zat tersebut secara berlebihan dapat menimbulkan adiksi fisiologis (ketergantungan secara fisik). Selain efek itu, ada beberapa efek dari penggunaan zat-zat tersebut terhadap sistem saraf, yakni gangguan pada sistem koordinasi tubuh dan gangguan pada saraf karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan dopamin . Dopamin adalah zat kimia yang berfungsi sebagai neurotransmitter di dalam otak.
Berikut adalah golongan narkotika berdasarkan akibatnya :
1. Sedatif Golongan obat yang mengakibatkan menurunnya aktivitas normal otak. penggunaan sedatif ini berefek sebagai obat penenang. Contoh : Valium.
2. Halusinogen Golongan obat yang mengakibatkan timbulnya penghayalan pada si pemakai. Contohnya : Ganja.
3. Stimulan Golongan obat yang mengakibatkan mempercepat kerja otak. Sehingga efek bagi penggunanya adalah perasaan tidak mengantuk dan tubuh dalam keadaan prima, sehingga disebut Pil semangat. Contoh : Kokain.
4. Painkiller Golongan obat yang menekan bagian otak yang bertanggung jawab sebagai rasa sakit. Contoh : Morfin dan Heroin.
Berikut beberapa pengaruh lain dari adanya obat- obatan di dalam tubuh manusia terhadap sistem saraf :
• Timbul rasa takut
• Kurang percaya diri jika tidak menggunakannya
• Gangguan memori
• Hilangnya Kendali Otot gerak dan Denyut jantung lemah
• Kerusakan pada alat respirasi
• Timbul keram perut dan tubuh gemetar
• Overdosis bisa menyebabkan kematian
Untuk menyembuhkan para pencandu diperlukan terapi yang tepat dengan mengurangi konsumsi obat-obatan sedikit demi sedikit di bawah pengawasan dokter dan diperlukan dukungan moral dari keluarga serta lingkungannya yang diiringi oleh tekad si pemakai untuk segera sembuh. Hal yang paling penting adalah ditumbuhkannya nilai agama dalam diri si pemakai.
D. GANGGUAN DAN KELAINAN SISTEM REGULASI
Gangguan pada sistem regulasi dapat terjadi pada sistem saraf, sistem hormon, dan sistem indra. Berikut ini beberapa gangguan yang umum dijumpai pada sistem regulasi.
1. Gangguan Sistem Saraf Pusat
a) Stroke
Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada otak yang dipicu oleh terhalangnya aliran darah atau hilangnya darah di pembuluh darah dalam otak.
Penderita stroke mempunyai masalah dengan reaksi motorik (gerakan pada bagian tubuh tertentu) sehingga menyebabkan kelumpuhan. Jika bagian otak tidak mendapat suplai nutrisi, akan terjadi kematian pada bagian sel sarafnya. Jika semua bagian otak tidak mendapatkan nutrisi dalam waktu lima menit saja, dapat mengakibatkan kematian. Stroke disebut juga sebagai kematian sebagian sel saraf di otak. Penyebab stroke yang paling umum adalah tekanan darah tinggi atau arterosklerosis atau kedua-duanya.
b) Maningitis
Penyakit sistem saraf ini disebabkan karena terjadinya peradangan pada meninges. Penyakit sistem saraf ini dapat menular, dan ditularkan melalui virus. Virus tersebut yang kemudian menginfeksi selaput saraf pada manusia.
c) Koma
Koma diartikan sebagai periode panjang seseorang pada kondisi tidak tersadarkan diri dan tidak dapat dirangsang bahkan dengan stimuli yang paling menyakitkan. Koma dapat diakibatkan oleh benturan pada otak
d) Tremor
Tremor adalah kondisi tubuh dan alat gerak yang tidak dapat menahan goncangan tubuh. Penderita lanjutannya adalah penyakit Parkinson, yaitu kelainan otak yang ditandai dengan gemetar dan kesulitan berjalan, bergerak, dan regulasi
e) Sklerosis Ganda
Sklerosis ganda adalah salah satu penyakit utama pada sistem saraf pusat. Orang dengan penyakit ini mengalami pengurangan mielin yang mengakibatkan gangguan pada kemampuan saraf untuk menghantarkan impuls elektrik dari dan ke otak. Beberapa gejalanya adalah lemas pada kaki dan lutut, hilangnya keseimbangan, penglihatan kabur, dan berkurangnya kemampuan berbicara.
f) Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit sistem saraf yang berupa kehilangan kemampuan untuk peduli kepada diri sendiri. Penderita penyakit sistem saraf ini kehilangan kemampuan dalam hal mengingat peristiwa yang baru terjadi. Penderita penyakit sistem saraf ini kemudian menjadi bingung, menjadi pelupa, sering mengulang-ulang pertanyaan yang sama, bahkan tersesat saat berada di tempat yang tak asing baginya atau sering dikunjungi.
g) Epilepsi
Epilepsi merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan karena adanya gangguan penghantar impuls listrik pada sel-sel saraf, penderita tumor otak, trauma pada kepala, pengguna obat-obat bius dan penderita cacat otak bawaan. Penderita epilepsi sering mengalami kejang-kejang sampai dari mulutnya mengeluarkan cairan seperti busa. Epilepsi dapat disembuhkan dengan berobat teratur.
h) Migrain
Penyakit sistem saraf ini mengakibatkan penderitanya merasakan sakit di sebagian kepalanya. Bagian sebelah kiri maupun kanan. Penyakit sistem saraf ini cenderung dianggap sepele. Namun bila dibiarkan, penyakit sistem saraf ini dapat merusak sel-sel saraf pada otak menjadi rusak.
i) Amnesia
Amnesia, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengingat atau mengenali kejadian yang terjadi dalam suatu periode di masa lampau. Biasanya kelainan ini akibat guncangan batin atau cidera otak.
j) Polio
Polio merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh infeksi virus pada sel-sel saraf motorik otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini menular dan jika sudah menyerang tidak dapat diobati. Penularannya dapat melalui makanan. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan vaksin antipolio yang diberikan pada bayi melalui imunisasi oral (diminumkan).
k) Parkinson
Parkinson merupakan penyakit akibat berkurangnya neurotransmiter dopamin pada basal ganglia (nukleus otak besar). gejala penyakit parkinson adalah tangan gemetar, sulit bergerak, dan kekakuan otot. Parkinson biasanya diderita pada orang yang berusia 40 tahun keatas.
l) Rabies
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Rabies ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies, seperti anjing, kucing, dan kera. Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron sentral, virus bergerak ke arah perifer dalam serabut saraf eferen, saraf volunter, maupun saraf otonom. Dengan demikian, virus tersebut menyerang hampir setiap organ dan jaringan di dalam tubuh, dan berkembang biak dalam jaringan-jaringan seperti kelenjar ludah dan ginjal.
m) Sakit Kepala
Epilepsi Penyakit sistem saraf ini sepertinya merupakan penyakit yang paling banyak dikeluhkan oleh manusia. Penyebabnya, sebagian besar berasal dari tingkat ketegangan pada sistem saraf manusia. Jika sudah begini, kepala akan terasa sangat berat dan biasanya sering diikuti oleh hilangnya keseimbangan tubuh.
n) Transeksi
Transeksi adalah kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu dari sumsum tulang belakang. Kerusakan tersebut dapat diakibatkan, misalnya terjatuh atau benturan keras. Apabila sumsum tulang belakang mengalami transeksi pada bagian di dekat kepala, dapat menimbulkan kematian. gangguan pada sumsum tulang belakang dibagian dekat kepala dapat mengganggu saraf-saraf pernapasan. Adapun transeksi pada sumsum tulang belakang bagian bawah, dapat menimbulkan kelumpuhan.
o) Vertigo
Vertigo mengakibatkan penderitanya menjadi pusing kepala, kehilangan keseimbangan, tetapi justru kepala terasa sangat ringan, melayang dan sering mengalami gangguan jika berada di ruangan.
2. Gangguan Sistem Hormon
a) Pubertas Dini
Perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas dapat timbul secara dini pada anak-anak jika hormon pituitari yang menstimulasi gonad meningkat secara dini. Pengobatan melalui suntikan dapat dilakukan untuk menekan sekresi hormon-hormon pituitari (gonadotropin) dan menahan kemajuan perkembangan seksual pada anak-anak sebelum waktunya.
b) Hipertiroid
Koma Hipertiroid merupakan kondisi kadar hormon tiroid dalam darah sangat tinggi. Gejala yang timbul berupa hilangnya berat badan, gugup, tremor, keringat berlebih, laju detak jantung dan tekanan darah tinggi, mata yang menonjol, dan hiperaktif. Penyakit ini dapat diobati dengan pengobatan, pembuangan atau penghancuran kelenjar tiroid dengan operasi atau terapi radiasi.
c) Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kebalikan dari hipertiroid, yaitu kadar hormon tiroid dalam darah sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan lambatnya proses-proses dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lemah, laju detak jantung rendah, keringnya kulit, dan penambahan berat badan. Karena kadar hormon tiroid dalam darah rendah, kelenjar tiroid berusaha memproduksinya. Hal tersebut berakibat pada membengkaknya kelenjar tiroid yang dikenal dengan penyakit gondok.
Untuk mencegah dan mengobatinya, pasien diberi zat yodium sehingga produksi hormon tiroidnya kembali normal. Selain itu, hipotiroid pada anak- anak dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan (kekerdilan) dan tertundanya pubertas. Kondisi ini disebut kretinisme. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan tidak adanya atau tidak sempurnanya kelenjar tiroid dapat mengidap hipotiroidisme. Kondisi tersebut dapat diobati dengan pemberian pengganti hormon tiroid secara oral.
d) Sindrom Cushing
Penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengobati suatu penyakit, ternyata dapat menyebabkan timbulnya penyakit baru. Sindrom cushing disebabkan oleh jumlah hormon glukokortikoid yang berlebih pada tubuh. Pada anak-anak, biasanya terjadi jika mereka mengonsumsi obat-obatan kortikosteroid sintetis (seperti prednisone) dalam dosis yang besar untuk menyembuhkan penyakit autoimun, seperti lupus. Gejala yang muncul dalam jangka waktu panjang adalah obesitas, kegagalan tumbuh, lemahnya otot-otot, kulit mudah teriritasi, jerawat, tekanan darah tinggi, dan perubahan psikologi. Terapi penyembuhan yang dapat dilakukan adalah dengan operasi, terapi radiasi, kemoterapi, atau obat-obatan yang menghalangi produksi hormon.
e) Sindrom Adrenogenital
Sindrom Adrenogenital merupakan kelainan pada sistem endokrin karena terjadinya kekurangan produksi glukokortikoid yang umumnya disebabkan oleh terjadinya kekurangan enzim pembentuk glukokortikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya hormon adrenotropin meningkat dan merangsang zona retikularis untuk menskresikan androgen sehingga mengakibatkan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pria pada seorang wanita, yang disebut virilisme.
f) Stroma
Struma merupakan pembengkakan kelenjar tiroid sehingga menimbulkan benjolan pada leher bagian depan. Penyebabnya antara lain karena adanya peradangan tumor atau kekurangan yodium.
g) Defisiensi Adrenal
Beberapa orang mempunyai permasalahan dengan produksi kelenjar adrenal sehingga tubuhnya lemah, mudah lelah, sakit pada daerah perut, mual-mual, dan dehidrasi. Kondisi tersebut disebabkan berkurangnya fungsi korteks adrenal yang menyebabkan berkurangnya produksi hormon adrenal kortikosteroid. Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pengganti hormon kortikosteroid.
h) Masalah Hormon Tumbuh
Kelenjar pituitari yang gagal memproduksi sejumlah hormon tumbuh yang diperlukan, membuat pertumbuhan seorang anak terganggu. Hormon tumbuh yang diproduksi secara berlebihan pada masa pertumbuhan akan membuat tulang dan bagian tubuh lain tumbuh secara berlebihan dan menyebabkan gigantisme. Hipoglikemi (kadar gula rendah) juga dapat timbul pada anak yang kekurangan hormon tumbuh, biasanya pada bayi dan anak kecil.
i) Diabetes
Terdapat dua jenis diabetes, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
1) Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 disebabkan pankreas gagal memproduksi cukup insulin. Gejalanya adalah terus-menerus haus, lapar, buang air kecil, dan hilangnya berat badan. Pada anak-anak dan remaja, kondisi tersebut biasanya disebabkan antibodi menyerang dan menghancurkan sel pankreas yang memproduksi insulin. Penyakit tersebut dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang, seperti masalah ginjal, kerusakan saraf, kebutaan, dan penyakit jantung koroner dini dan stroke. Untuk mengontrol kandungan gula dalam darah dan mengurangi risiko komplikasi diabetes, penderitanya memerlukan suntikan insulin secara teratur.
2) Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 disebabkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang normal. Anak-anak dan remaja yang mengidap penyakit ini akan kelebihan berat badan. Gejala dan komplikasi yang timbul serupa dengan diabetes tipe 1. Beberapa penderita dapat mengontrol kadar gula dalam darah dengan diet, berolahraga, dan mengonsumsi obat-obatan. Namun, banyak pula yang memerlukan suntikan insulin seperti penderita diabetes tipe 1.
3. Gangguan pada Sistem Indra
a) Indra Penglihatan
1. Astigmatis
Astigmatis (mata silindris) adalah kelainan pada mata yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Hal ini terjadi karena penderita tidak mampu melihat garis-garis horizontal dan vertikal secara bersama-sama. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata silindris.
2. Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat benda dekat. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu pendek dan bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cembung (positif).
3. Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat jauh. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu panjang dan bayangan benda jatuh di depan bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).
4. Presbiopi
Presbiopia (rabun dekat danjauh) adalah kelainan yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat dekat dan jauh. Hal itu terjadi karena daya akomodasi mata mulai berkurang. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa rangkap.
5. Rabun Senja
Penderita rabun senja (rabun ayam) tidak dapat melihat dengan baik pada senja dan malam hari ketika cahaya mulai rentang-remang. Gangguan penglihatan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Cara mencegah dan mengatasi gangguan ini ialah dengan mengonsumsi rnakanan yang banyak mensandung vitamin A.
b) Indra Pendengaran
1) Radang Telinga
Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian luar terjadi karena bakteri, jamur, atau virus yang masuk melalui berbagai cara. misalnya masuk bersama air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media) dapat terjadi karena bakteri atau virus, misalnya virus influenza.
2) Tuli Mendadak
Tuli mendadak merupakan keadaan emergensi di telinga, dimana telinga mengalami ketulian secara mendadak, kadang tanpa disertai keluhan, umumnya mengenai satu telinga.
3) Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis bisa terjadi akibat cedera, gigitan serangga dan pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, dan menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan.
c) Indra Peraba
1) Kusta
Kusta adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas.
2) Kutu air
Kutu air adalah sebuah infeksi jamur pada kulit, biasanya di antara jari kaki yang disebabkan oleh jamur parasit, penyakit ini menular.
3) Panu
Panu merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panu ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Jamur yang menyebabkan panau adalah Malassezia furfur.
4) Jerawat
Jerawat mudah menyerang kulit wajah, leher, punggung, dan dada. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon dan kulit yang kotor. Anak-anak yang memasuki masa remaja serta orang-orang yang memiiki jenis kulit berminyak sangat rentan terhadap jerawat.
d) Indra Pembau
1) Anosmia
Anosmia adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala, keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan.
2) Rhinitis Alergika
Rhinitis Alergika terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita bereaksi berlebihan terhadap partikel-partikel yang ada di udara yang kita hirup. Sistem kekebalan tubuh kita menyerang partikel-partikel itu, menyebabkan gejala-gejala seperti bersin-bersin dan hidung meler. Partikel-partikel itu disebut alergen yang artinya partikel-partikel itu dapat menyebabkan suatu reaksi alergi.
3) Sinusitis
Sinusitis, merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).
e) Indra Pengecap
1) Mati Rasa
Mati rasa dibedakan menjadi dua yaitu bersifat sementara dan bersifat permanen. Mati rasa sementara terjadi ketika kita memakan atau meminum sesuatu yang suhunya terlalu panas atau terlalu dingin. Sedangkan mati rasa permanen terjadi karena rusaknya jaringan saraf yang berhubungan dengan indra pengecap di otak karena si penderita mengalami trauma pada bagian tertentu di otak.
2) Glossopyrosis
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini lebih banyak disebabkan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
3) Kanker Lidah
Penyebab kanker lidah salah satunya rokok. Asap yang lama mengepul di rongga mulut dan terkena lidah bisa memicu kanker lidah. penyebab terbesar terjadinya kanker lidah karena merokok, terutama yang lebih dari 2 pak per hari. Risiko tersebut akan meningkat jika mengonsumsi alkohol. Pengobatan dapat dilakukan dengan operasi, radiasi, sinar-X dan kemoterapi.
E. TEKNOLOGI YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM REGULASI
Ada beberapa teknologi yang berhubungan dengan sisitem regulasi. Teknologi itu antara lain :
1. Somatosensory Evoked Potential (SSEP), adalah pemeriksaan yang dipergunakan untuk melihat atau mempelajari lesi-lesi yang letaknya lebih proksimal, sepanjang jaras somato-sensorik (dengan kata lain yang tidak terjangkau dengan EMG – jadi dapat yang bersifat Upper Neuron/UMN).
2. Personal Digital Assistant (PDA). Banyak orang yang menderita amnesia merasa terbantu dengan penggunaan personal digital assistant (PDA), seperti Palm Treo, BlackBerry atau iPhone. Dengan latihan dan praktek, orang dengan amnesia parah sekali pun bisa menggunakan organizer elektronik ini untuk membantu tugas-tugas mereka dari hari ke hari. Sebagai contoh, pasien bisa memprogram PDA untuk mengingatkan peristiwa atau acara-acara penting atau untuk minum obat
3. Elektroenchelpalograph/Elektro Enselo Grafi (EEG), merupakan alat yang mempelajari gambar dari rekaman aktifitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya. Neuron-neuron di korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang sangat kecil (mV), yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk dapat ditangkap oleh mata pembaca EEG sebagai gelombang alfa, beta, theta dan sebagainya. Tujuan : Kalangan kedokteran menggunakan sinyal EEG untuk diagnosa penyakit yang berhubungan dengan kelainan otak dan kejiwaan.
4. Anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Beberapa tipe anestesi adalah :
· Pembiusan total yaitu hilangnya kesadaran total.
· Pembiusan lokal yaitu hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh).
· Pembiusan regional yaitu hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan.
2. Klasifikasi dalam sistem koordinasi yaitu:
· Sistem Saraf
· Sistem Indera
· Sistem hormon
3. Psikotropika dapat menurunkan kinerja otak atau merangsang susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kelainan perilaku yang disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan menyebabkan ketergantungan. Penggunaan psikotropika secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan penggunanya yang pada akhirnya dapat berujung kepada kematian. Penggunaan zat-zat tersebut secara berlebihan dapat menimbulkan adiksi fisiologis (ketergantungan secara fisik). Selain efek itu, ada beberapa efek dari penggunaan zat-zat tersebut terhadap sistem saraf, yakni gangguan pada sistem koordinasi tubuh dan gangguan pada saraf karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan dopamin . Dopamin adalah zat kimia yang berfungsi sebagai neurotransmitter di dalam otak.
4. Gangguan dan kelainan pada sistem regulasi
a. Gangguan sistem saraf pusat
- Stroke - Polio - Transeksi
- Koma - Parkinson - Migraine
- Tremor - Rabies - Amnesia
- Alzhiemer - Sakit kepala - Vertigo
- Sclerosis ganda
b. Gangguan sistem hormon, yaitu Pubertas dini, Hipertiroid, Hipertiroidisme, Sindrom Cushing, Sindrom Adrenogenta, Stroma, Defisiensi Adrenal, Masalah hormon tumbuh, dan Diabetes.
c. Gangguan pada sistem indra
1. Penglihatan : Astigmatis, Hipermetropi, Miopi, Presbiopi, Rabun Senja.
2. Pendengaran : Radang Telinga, Tuli Mendadak, Perikondritis.
3. Peraba : Kusta, Kutu Air, Panu Dan Jerwat.
4. Pembau : Anosmia, Rhinitis Alergika, dan Sinusitis.
5. Pengecap : Mati rasa, Glossopyrosis, dan kanker lidah.
5. Teknologi yang berhubungan dengan sistem regulasi :
· Somatosensory Evoked Potential (SSEP)
· Personal Digital Assistant (PDA)
· Elektroenchelpalograph/Elektro Enselo Grafi (EEG)
· Anestesia
B. Saran
Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar dari berbagai macam penyakit pada sistem regulasi. Salah satunya yaitu Gaya hidup sehat yang dapat kita lakukan. Demikianlah makalah ini kami susun, kami sadar bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam penyusunan maupun penyampain dalam makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya.
Belum ada Komentar untuk "MAKALAH BIOLOGI KELAS 11 : SISTEM KOORDINASI / REGULASI "
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...