ARTI KEPAHLAWANAN DALAM ISLAM - SELAMAT HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2017

Islam adalah yang agama yang flekibel, dinamis, santun dan penuh dengan nilai-nilai moralitas. Secara historis, Islam lahir sebagai penyatu, penengah yang memadukan berbagai perbedaan, baik etnitas, budaya, dan kearifan lokal. Ukuran yang dipakai oleh Islam dalam memandang kedudukan manusia, bukan berdasarkan kekayaan, jabatan, atau keturunan, namun ketakwaan dan akhlak khamirah yang menjadi timbangan. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13,  “Sesungguhnya yang paling dekat di sisi Allah adalah mereka yang paling bertakwa di antara kalian.”

Pahlawan, sebuah kata yang populer dan memiliki makna yang dalam. Dalam kamus bahasa Indonesia, pahlawan berarti seseorang yang berjuang dengan segenap pengorbanan, baik materi, tenaga, bahkan nyawa demi membela tanah air bangsa.

Dari pengertian tersebut, nampak sesungguhnya seorang pahlawan adalah sosok yang memiliki integritas tinggi, loyalitas tanpa batas, dan pengabdian tidak terbatas bagi bangsa dan Negara. Mereka adalah pribadi-pribadi yang pantang menyerah, senantiasa melihat ke depan, berdedikasi tinggi, dan selalu optimis dalam segala hal.

Islam sebagai sebuah agama yang menghargai prestasi, pengorbanan dan pengabdian memandang, bahwa siapapun yang  bermanfaat dan berkontribusi kepada sesamanya, maka pribadi tersebut pantas disebut sebagai pahlawan atau sebaik-baiknya manusia, Nabi Muhammad bersabda, “ sebaik-baiknya manusia di antara kalian adalah yang bermanfaat bagi manusia” (HR. Bukhori dan Muslim)

Seorang pahlawan ialah mereka yang mampu menempatkan diri pada tempatnya, tidak menzalimi orang lain, bersikap adil dalam segala tindakannya, dan mampu untuk objektif melihat sesuatu, serta bisa menahan gejolak emosi, karena orang kuat adalah pribadi yang kuat membendung kemarahanya ketika ia marah. Nabi berrsabda, “orang yang kuat bukanlah seorang yang menang dalam pergulatan, tetapi manusia yang kuat adalah siapa yang mampu mengendalikan dirinya ketika dia marah.” (HR. Bukhari)

Jika berkaca kepada sejarah kepahlawanan dalam Islam, kita akan menemukan figur-figur luar biasa yang memang pantas disebut sebagai pahlawan sejati. Nabi Muhammad adalah sosok utama yang layak menyandang predikat tersebut, maka tidak berlebihan jika salah seorang sejarawan barat M. Heart memilih Muhammad sebagai orang paling berpengaruh di dunia. Terlepas dari itu semua, Muhammad  merupakan pribadi sempurnya dengan kepribadian yang elok, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 21

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S. Al-Ahzab: 21)

Allah Swt sangat menghargai mereka yang rela berkorban dengan harta dan nyawa meraka, untuk kepentingan Negara dengan agama, sehingga Allah menjanjikan surga sebagai balasan dari pengorbanan mereka, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Q.S. At-Taubah: 41

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (Q.S. At-Taubah: 41)

Perlu diketahui, sesungguhnya kepahlawanan tidak hanya identik dengan mereka yang mempertaruhkan jiwanya dalam medan perang, tetapi ia lebih luas dari itu, bahkan kita mendengar sebuah istilah yang cukup masyur yaitu, “guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”. Ungkapan tersebut adalah benar adanya, terlebih lagi dalam perspektif Islam yang memandang kepahlawanan sebagai sebuah nilai pengorbanan dan keteguhan jiwa demi kepentingan orang lain.

Untuk menjadi pahlawan sejati sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah, kita membutuhkan apa yang dinamakan dengan kesabaran, sebab tanpanya mustahil manusia mampu meraih hakekat kepahlawanan. Berkenaan dengan hal ini Allah berfirman dalam Q.S. Al-Anfal ayat 65

“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”.(Q.S. Al-Anfal: 65)

Sabar adalah penentu kemenangan bagi seorang pahlawan, ia bagaikan segelas jamu yang terasa pahit, tetapi justru dengan kepahitan itu akan menghsilkan kesembuhan yang rasanya lebih manis daripada madu. Kesabaran ibarat wanita yang melahirkan banyak sifat lainnya. Dari kesabaranlah lahir sifat santun. Dari kesabaran pula lahir kelembutan. Bukan hanya itu, kemampuan menjaga rahasia juga lahir dari lahir kesabaran. Demikianlah pula berturut-turut lahir kesungguhan, kesinambungan dalam bekerja, dan yang mungkin sangat penting adalah ketenangan.

Akan tetapi, kesabaran itu pahit, semua kita tahu begitulah rasanya kesabaran itu. Dan begitulah suatu saat Rasulullah saw mengatakan kepada seorang wanita yang sedang menangisi kematian anaknya, “Sesungguhnya kesabaran itu hanya pada benturan pertama”.(HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, pahitnya dari kesabaran itu hanya permulaannya. Sebab, kesabaran pada benturan pertama menciptakan kekebalan pada benturan selanjutnya. “Mereka memanahku bertubi-tubi, sampai-sampai panah itu hanya menembus panah,” kata penyair Arab nomor wahid sepanjang sejarah, Al-Mutanabbi.

Mereka yang memiliki naluri kepahlawanan dan keberanian harus mengambil saham terbesar dari kesabaran. Mereka harus sabar dalam segala hal; ketaatan, meninggalkan maksiat, atau menghadapi cobaan, dan dengan kesabaran tertinggi.

Kesimpulan dari itu semua, bahwa kepahlawanan dalam Islam tidak didasarkan hanya kepada keberanian seseorang untuk berperang, namun lebih dari itu, pahlawan adalah mereka yang bersungguh-sungguh berbuat dan bertindak demi kemaslahatan manusia, agama dan Negara, sesuatu yang sederhana dikerjakan tetapi dapat dirasakan manfaatnya oleh orang banyak, maka hal tersebut layak disebut sebagai perbuatan seorang pahlawan. Dan yang terakhir, kepahlawanan harus diikuti dengan moralitas dan kesabaran yang tinggi.

Belum ada Komentar untuk "ARTI KEPAHLAWANAN DALAM ISLAM - SELAMAT HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2017"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel