Analisis Konflik Artis Lucinta Luna dengan 5 Selebriti Instagram (Selebgram) (Keanu, Darah Arafah, The Connel Twin, Lula Alahfah) Dengan Menggunakan prespektif Mead dan Blum.

Analisis Konflik Artis Lucinta Luna dengan 5 Selebriti Instagram (Selebgram) (Keanu, Darah Arafah, The Connel Twin, Lula Alahfah) Dengan Menggunakan prespektif Mead dan Blum.

Oleh: Imroatul Karimah

 

Pic by: tribunews.com


Manusia merupakan homokonflikus yang artinya manusia tidak akan terhindarkan dari apa yang disebut dengan konflik. Konflik sangat memiliki keterkaitan dalam ilmu sosiologi, dimana ada manusia yang saling berinteraksi, maka kemungkinan – kemungkinan terjadinya suatu konflik akan terjadi. Jika suatu konflik terjadi pada satu individu saja tanpa ada kaitan dengan individu lainnya, atau dengan kata lain ia berkonflik pada dirinya sendri (batin), maka hal tersebut bukan lagi termasuk dalam ranah keilmuan sosiologi. Jika konfik terjadi pada batin dari seorang individu maka konflik tersebut dapat diselesaikan di psikiater, artinya ranah tersebut adalah ranah dari kajian ilmu Psikologi

Dewasa ini banyak konflik yang disajikan oleh masyarakat Indonesia. Menurut berita (Rahma, 2019) dari laman Tempo.Co terdapat 26 konflik sosial yang dicatat oleh Mabes Polri dalam sepanjang waktu tahun 2019. Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Inspektur Jendral Agus Andrianto mengatakakan bahwa konflik tersebut terjadi baik konflik yang horizontal maupun vertikal. Adapun konflik tersebut terjadi lantaran pengaruh media sosial, sabotase informasi, dan ancaman terorisme. “Konflik sosial sendiri merupakan perluasan dari konflik individul, umumnya terwujud dalam bentuk fisik maupun lainnya, berupa perang dan kemungkinan lain” (Suparlan, 2006). Salah satu contoh bentuk dari konflik sosial tersebut ialah ketidak terimaan masyarakat Papua terhadap salah satu alat negara yang pada pembelaannya mengatakan bahwa alat ngara tersebut berlaku amoral terhadap Mahasiswa Papua. Konflik Ini kemudian menjadi konflik antar kelompok karena kemudian kelompok orang – orang Papua yang ada di jawa melakukan sebuah kekerasan dengan sasaran kelompok alat negara.

Konflik bisa pula terjadi bukan hanya pada antar kelompok yang besar. Konflik ini lebih banyak ditemukan pada lingkungan masyarakat sekitar kita. Seperti halnya konflik yang terjadi antara ayah dan ibu, ibu dan anak, ayah dan anak atau dengan kata lain yang biasa disebut dengan konflik antar individu. Sosial media merupakan salah satu alat yang sangat mudah untuk menggiring konflik pada era modernitas saat ini. Mirisnya jika yang berkonflik itu adalah pablik figur, maka konflik tersebut akan mudah direkam oleh digital dan cepat menyebar. Akan ada beberapa kemungkinan atas penyebaran digital konflik tersebut, pertama, keikut sertaan khalayak dalam konflik tersebut, sehingga memperparah keadaan. Kedua, dijadikan contoh oleh masyarakat dengan rentan usia remaja dan anak – anak. Hal tersebutut seakan menjadi keresahan tersendiri bagi struktur pranata yang ada di masyarakat, baik keluarga maupun Lembaga Pendidikan. Maka dalam karya kepenulisan ini fokus  yang akan dibahas ialah analisa konflik Lucinta Luna dengan 5 Selebriti Instagram (Selebgram) (Keanu, Darah Arafah, The Connel Twins dan Lula Alahfah) dengan menggunakan prespektif Mead dan Blumm.

Kasus yang menyeret artis Lucinta Luna dan 5 selebgram tersebut merupkan kasus yang terjadi pada awal tahun yakni januari 2020. Salah satu surat kabar online (Asih, 2020) Tribun News Wiki.com mengatakan bahwa perseteruan tersebut bermula pada saat Keanu melakukan  Question & Answer (Q&A / Tanya jawab) di Instagram miliknya. Pada saat melakukan Q & A tersebut salah satu penggemar dari Keanu menanyakan tentang Lucinta Luna kepada Keanu, seperti yang dikutip surat kabar online tersebut yakni “Bang Ken setuju gak Lucinta dari lahir wanita seutuhnya?” kemudian dijawab oleh Keanu “Lu percaya gak? Jujur! Enggak kan?, Lalu Lucinta dinobatkan sebagai boneka Barbie Indonesia? Boneka santet gua setuju”. Berasal dari jawaban tersebutlah yang kemudian memancing kemarahan dari Lucinta Luna, hingga dikatakan oleh Lucinta Luna bahwa Keanu hanya panjat sosial (memanfaatkan kepopularitasan salah satu pihak). Kemarahan tersebut kemudian diunggah oleh Lucinta Luna di akun Instagram miliknya. Tak lama kemudian Keanu mencoba menghubungi Lucinta Luna melalui pesan dalam Instagram, Lucinta membalas pesan tersebut dengan tulisan kesal dan menyebarkan pesan tersebut ke cerita Instagram sehingga dapat diketahui oleh khalayak ramai. Unggahan tersebut kian mendapatkan banyak komentar dari masyarakat, tak ketinggalan pula teman selebgram dari Keanu, yakni The Connel Twins, Dara Arafah dan Lula Alahfah. Buntut dari perselisihan tersebut ialah saling mengejek satu sama lain melalui media online baik Instagram, Twitter maupun Televisi.

Dari uraian kasus tersebut maka penulis mencoba menganalisa bentuk konflik yang dilakukan dengan prespektif Mead dan Blum. Mead meerupakan salah satu tokoh sosiologis yang dikenal dengan interaksionis simboliknya. “Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa individu - individu melalui aksi dan interaksinya yang komunikatiif, dengan memanfaatkan simbol – simbol bahasa serta isyarat lainnya yang akan mengkonstruk masyarakat (Ahmadi, 2008). Artinya, jika kita ingin mengkaitkan dengan sebuah fenomena konflik, maka simbol dalam artian  sebuah bahasa dan isyarat menjadi sumber utama dalam kajian ini. Setiap manusia pasti memiliki simbol untuk membantunya dalam bertahan hidup, apa yang akan manusia butuhkan pastilah harus dapat disampaikan terlebih dahulu, terkecuai jika ia hidup seorang diri, namun sekali lagi kajian yang dibahas dalam tulisan ini merupakan runtutan ilmu sosiologi. Misalnya seseorang ingin melakukan regenerasi kehidupan, maka pertama kali yang harus dilakukan adalah menawarkan pernikahan kepada lawan jenis dan sebagainya. Kalaupun ia tidak bisa berbicara maka ia dapat menggunakan tulisan, Gerakan tangan dan bentuk lainnya. Hal ini tentu dapat pula dikaitkan dengan kajian konflik, jika seseorang menyampaikan simbol tersbut kemudian tidak dapat diterima oleh individu lainnya, maka yang akan terjadi bisa kesalah pahaman, kemarahan dan banyak kemungkinan lain yang lebih rasis. Dalam hal ini Keanu memiliki simbol berupa tulisan yang ia sampaikan kepada penggemar yang telah menanyakan terkait Lucinta Luna Dalam Instagram milik Keanu. Simbol tersebut kemudian ditangkap oleh penggemar sebagai gurauan semata, namun akibat dari penyampaan simbol yang dianggap Lucinta Luna kurang pantas sehingga menyulut kemarahan dari Lucinta Luna. Lucintaa Luna kemudian membuat simbol berupa tulisan pula untuk menyindir Keanu. Namun simbol tersebut kemudian mengundang selebgram atau inividu kerabat dari Keanu tidak terima dengan simbol yang disampaikan Lucinta Luna. Akibatnya dari konflik antar individu tersebut menyebabkan konflik lebih luas yakni antara individu dan kelompok.

Blum dalam asumsinya terkait interaksi simbolik mengatakan bahwa Tindakan manusia adalah Tindakan interpretasi yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Artinya segala bentuk Tindakan memiliki pemaknaan yang berbeda – beda pada tiap individu. Hal ini sesuai dengan premis yang dikemukakan oleh Blum (Ahmadi, 2008), (1) manusia bertindak berdasarkan makna – makna yang ada pada sesuatu bagi mereka, (2) makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain, (3) makna – makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Dalam kaitanya dengan konflik yang terjadi antara Lucinta Luna dengan Keanu yang kemudian merambat pada kerabat sesame selebgram merupakan bentuk dari pemaknaan – pemaknaan yang telah dijelaskan oleh Blum. Pada bagian pertama manusia bertindak atas makna yang mereka miliki. Dalam analisis kasus ini, maka antara penggemar Keanu dan Lucinta Luna sendiri memliki pemaknaan simbol yang berbeda. Pemaknaan yang ditangkap oleh penggemar Keanu lebih kepada gurauan semata yang kebanyakan masyarakat melegitimasi bahwa Lucinta Luna adalah seorang yang biasanya dianggap lucu, pelawak,kontroversi dan tidak mudah tersinggung. Namun dalam pemaknaan simbol yang diberikan Keanu kepada penggemar tersebut merupakan sesuatu yang mengintimidasi, menjelekkan pihak Lucinta Luna yang kemudian terwujudlah poin kedua oleh Blum yakni makna tersebut diperoleh dari interaksi sosial, yakni tanggapan dari Lucinta Luna yang emosi. Alur ini kemudian berulang terus menerus karena ada pihak kedua, tiga, empat dan lima yang memaknai simbol Lucinta Luna sebagai sesuatu yang berlebihan. Kemudian interaksi tersebut dimaknai oleh Lucinta Luna lagi sebagai Panjat sosial (memanfaatkan kepopularitasan salah satu pihak) dan sebagainya, sehingga konflik ini akan terjadi terus menerus dan berulang. Lalu kapan konflik tersebut akan meredam?, konflik tersebut akan meredam jika salah satu pihak memberikan produk simbol yang positif berupa permintaan maaf. Namun hal ini pun belum tentu dapat menyelesaikan persoalan, jika pihak lawan tidak memberikan simbol yang positif pula. Akan menjadi persoalan yang terselesaikan jika salah satu pihak ada yang belum memberikan simbol positif, dengan keyakinan bahwa pihak A sudah memberikan simbol positif, diterima atau tidak diterima itu Kembali pada pihak lawan, tapi pihak A merasa bahwa persoalan ini telah selesai.

Dari apa yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa konflik dalam ranah kajian ilmu sosiologi merupakan erat kaitanya dengan permasalahan yang ada dalam masyarakat. Konflik ini tidak akan tercapai jika individu hanya sendiri, artinya perlu ada minimal dua individu didalamnya. Konflik bukan hanya terjadi pada antar kelompok, namun sangat memungkinkan terjadi antara individu dan individu, maupun individu dan kelompok. Dalam kasus ini misalnya konflik tersebut bermula dari konflik yang terjadi antara individu dengan individu, namun kemudian berubah menjadi individu dan kelompok. Dalam prespektif Mead dan Blum konflik dapat terjadi melalui simbol dan isyarat yang kemudian dalam sebuah interpretasi akan menemukan sebuah perbedaan antara setiap satu kepala individu dengan kepala individu – individu lainnya, yang artinya aka nada suatu pemaknaan yang berbeda atas simbol yang telah diberikan. Simbol merupakan inti dari terjadinya suatu konflik yang teranalisis dengan menggunakan konsep Mead dan Blum, simbol ini terdiri dari bahasa dan isyarat, baik itu tulisan, lisan. Pada kasus ini, kita tidak akan menemukan pihak ketiga sebagai mediator, karena teori yang digunakan dalam menganalisis kasus tersebut bukan milik symel. Namun alternative yang dapat diakukan adalah simbol yang  diberikan berupa produk bahasa atau isyarat yang positif baik antar keduanya, maupun salah satu pihak.

 

Rrefrensi

Ahmadi, D. (2008). Interaksi Simbolik. Mediator, 9, 301 - 316.

Asih, R. W. (2020). Trending di Twitter, Lucinta Luna dan Keanu Terlibat Pertikaian Panas: Lucinta Luna Beri Perngatan. Batam: TribunNewsWiki.com. Retrieved Maret Kamis, 2020, from https://www.tribunnewswiki.com/amp/2020/01/09/trending-di--twiitter-situasi-antara-lucinta-luna-dan-keanu-memanas--lucinta-luna-beri-peringatan?page=3

Rahma, A. (2019). Mabes Polri Catat Ada 26 Konflik Sosial Sepanjang 2019. Jakarta: TEMPO.CO. Retrieved Maret Kamis, 2020, from https://www.google.com/amp/s/nasional.tempo.co/amp/1285460/mabes-polri-catat-ada-26-konflik-sosial-sepanjang-2019

Suparlan, P. (2006). Konflik Sosial dan Alternatif Pemecahannya. Antropologi Indonesia, 30, 138-150.

 

Belum ada Komentar untuk "Analisis Konflik Artis Lucinta Luna dengan 5 Selebriti Instagram (Selebgram) (Keanu, Darah Arafah, The Connel Twin, Lula Alahfah) Dengan Menggunakan prespektif Mead dan Blum."

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel