MAKALAH AQIDAH AKHLAK KELAS 11 : MENGHINDARI AKHLAK TERCELA BAGIAN 2 : ISRAF, TABDZIR, BAKHIL

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Perbuatan tercela adalah perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah. Siapa yang melakukan perbuatan tercela berarti mereka telah menganiaya diri mereka sendiri.Manusia perlu memperhatikan perangainya dari waktu ke waktu yang dalam perjalanan itu kehidupan manusia mengalami banyak perubahan. Kemajuan peradaban menimbulkan pergeseran banyak perilaku yang mempengaruhi perangai perorangan maupun kelompok.
Iman Ibnul Qayyim berkata, "Akhlak yang tercela adalah bermula dari kesombongan dan rendah diri. Dari kesombongan muncul sikap bangga, sok tinggi, hebat, ujub, hasad, keras kepala, zhalim, gila pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji padahal tidak berbuat sesuatu dan sebagainya.
Maka dari itu makalah ini kami susun dengan harapan setiap pembaca menyadari sikap mereka masing-masing, mengetahui dampak dari setiap perilakunya sehingga dapat merubah diri mereka menjadi lebih baik.
B.            Rumusan Masalah
1.           Apa yang dimaksud perilaku tercela?
2.           Apa saja perilaku yang tergolong ke dalam perilaku tercela?
3.           Bagaimana cara menghindari perilaku tercela?
C.           Tujuan
1.           Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perilaku tercela
2.           Untuk mengetahui perilaku yang tergolong ke dalam perilaku tercela
3.           Untuk mengetahui cara menghindari perilaku tercela



BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Perilaku Tercela
Perilaku Tercela adalah perbuatan yang tidak Diridhoi oleh Allah.

B.            Macam-macam perilaku tercela
1.           Israf
a)      Pengertian Israf
Israf berasal dari bahasa arab yang artinya melampaui batas. Orang yang berbuat isrof disebut musrif. Bentuk jamaknya adalah musrifin atau musrifun. Yang dimaksud dengan israf di sini ialah mempergunakan sesuatu yang melewati batas-batas yang patut menurut ajaran Allah SWT Israf termasuk perbuatan tercela, yang mendatangkan kerugian dan tidak disenangi oleh Allah.
b)      Dalil perilaku Israf
1)      AL-AN’AM  ayat 141
Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di had memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
2)      AL-A’RAF ayat 31
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al-A’raf : 31)
c)        Contoh Perbuatan Israf
1)             Berlebihan dalam Makan dan minum
Makan dan minnum adalah kebutuhan dan naluri manusia sebagai makhluk biologis, dengan makan dan minum yang seimbang (halalah toyiban) kita mendapat asupan energi baru untuk meningkatkan kualitas hidup dan beraktifitas serta menjalankan rutinitas kodratnya sebagai makhluk Allah. Allah swt menciptakan alam semesta ini dengan desain yang sangat sempurna semuanya diperuntukkan bagi kebutuhan hidup manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai hamba Allah. Alam akan selalu menyediakan kebutuhan makan dan minum manusia asal manusia tidak berbuat aniaya (zalim) dengan cara melampaui batas.
Islam mensyaratkan 2 hal kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan makan dan minumnya, yaitu :
1)             Halalan, maksudnya makanan tersebut harus sesuai dengan rekomendasi syara’
2)             Toyiban, maksudnya makanan tersebut memenuhi standar kebutuhan gizi yang seimbang bagi kehidupan biologis manusia, bukan sekedar memenuhi nafsu dan tidak  mengeksploitasi alam secara membabi buta Seseorang dianggap berlebihan dalam makan dan minum apabila melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan melampaui batas makanan dan minuman yang dihalalkan serta didapat dengan cara yang tidak diridloi oleh Allah. Berlebihan dalam makan dan minum termasuk perilaku tercela dan dapat mendatangkan kerugian pada pelakunya dan orang lain. Kerugian itu misalnya, malas bekerja, malas belajar, terjangkit suatu penyakit dan mudah membuang-buang waktu serta dapat merusak sumber-sumber bahan makanan dan alam yang merugikan orang lain.
2)             Berlebihan dalam berpakaian
Apabila melampaui batas-batas yang dihalalkan syara'. Misalnya berpakaian serba mewah tatkala berkumpul dengan orang-orang miskin sehingga menimbulkan rasa sombong bagi pemakainya dan menimbulkan rasa iri bagi yang memandangnya, berpakaian melampaui batas kewajaran dan kesopanan dengan membuka aurat atau mempertontonkan keindahan tubuh bagi wanita, pergi ke masjid dengan pakaian warna-warni dan bergambar yang indah sehingga orang tidak khusyu beribadah ketika memandangnya. Namun ketika memakai pakaian yang bagus ke masjid bahkan dianjurkan namun tetap tidak berlebihan seperti pada ayat Al-A'raf 31. 2.   Membelanjakan harta Israf dalam
3)             Membelanjakan harta
maksudnya sikap menghambur-hamburkan harta benda (boros) untuk hal-hal yang tidak diridhai Allah dan tidak bermanfaat serta membelanjakan melebihi kebutuhan dan penghasilannya atau berfoya-foya dalam hidup. Israf dalam membelanjakan harta seperti itu dilarang karena akan  mendatangkan  kerugian.
2.      Tabzir
a)      Pengertian Tabzir
Yang dimaksud dengan tabzir ialah menggunakan/ membelanjakan harta kepada hal yang tidak perlu, atau disebut juga boros. Allah SWT. menganggap orang tersebut sebagai temannya syetan.
b)      Dalil
1)      QS Al Isra’ : 26-27
Artinya:” Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al Isra’ : 26-27)
2)      QS Al Furqan :67
artinya : dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS Al Furqan :67)
c)      Cara menjauhi sifat tabzir
1)      Hemat dan tepat dalam menggunakan harta (efektif dan efisien)
2)      Menabung untuk masa depan.
3)      Bersedekah dan menunaikan zakat bila sudah sampai nisabnya.
4)      Memberikan bantuan kepada musafir (orang yang dalam perjalanan) untuk tujuan yang diridai Allah, yaitu berupa bantuan dan pertolongan agar tujuannya tercapai.
5)      Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang, bersikap sopan, dan membantu meringankan penderitaan kaum duafa.
6)      Mengadakan kegiatan amal saleh seperti membiayai anak asuh, lanjut usia, dan prasejahtera.
d)       Hikmah menjauhi sifat tabzir
1)        Terhindar dari sifat-sifat buruk,seperti rakus, iri hati, kikir, dan sombong.
2)        Bersikap konomis dan membiasakan diri menabung demi kepentingan yang lebih besar dan bermanfaat di masa depan.
3)        Terhindar dari kemiskinan karena pola hidup sederhana dapat menghindari kekurangan dan terbiasa merasa cukup sehingga bisa berbagi dengan orang lain atau kaum duafa.
4)        Disukai banyak orang karena ia tidak akan menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain dengan gaya dan sikap hidupnya.
3.             Gibah
a)        Pengertian gibah
Pengertian ghibah adalah mengumpat atau menggunjing. Yakni, suatu perbuatan atau tindakan yang membicarakan aib seseorang di hadapan orang lain.
b)        Dalil
1)              QS. Al Hujurat : 12
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. ”
2)              QS Al-Qalam: 10 – 11
Artinya : Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,      Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (QS Al-Qalam ; 10 – 11)
c)        Cara menjauhi sifat tabzir
1)             Menyelenggarakan kegiatan sosil agar terhindar dri permusuhan.
2)             Memupuk kerjasama atas dasar kebajikan dan taqwa sehingga  dapat tercipta ketahanan sosial.
3)              Memelihara hubungan persaudaraan, persatuan, dan kesatuan sesame umat dan bangsa.
4.           Fitnah
a)             Pengertian Fitnah
Fitnah Dalam bahasa sehari-hari kata ‘fitnah’ diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan.
b)            Dalil
1)        QS Al Baqarah : 190-193
Artinya :  Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah mereka. Demikianlah Balasan bagi orang-orang kafir.Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.
c)             Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya fitnah
1)        Penyakit hati seperti syirik, angkuh, dengki, dan kikir.
2)        Ucapan yang salah atau menyimpang dari yang sebenarnya.
3)        Kebodohan, sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw
d)            Cara menjauhi sifat fitnah
1)        Gemar untuk mengadakan aksi sosial (beramal saleh) secara terus-menerus.
2)        Jangan kikir (pelit), artinya harus memiliki hati pemurah (dermawan) dengan merealisasikannya dengan memberi sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu, dan lain-lain.
3)        Memupuk silaturahmi atau membina persaudaraan. Ikut aktif melaksanakan amar makruf nahi munkar, yaitu mengjak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.
4)        Amanah (terpercaya), artinya segala perkataan dan prbuatannya sangat dipercaya mengandung kebenran, tidak berbohong dan memegang teguh amanah yang dipercayakan kepadanya.
    5. Bakhil

Bakhil memiliki makna yg hampir sama dengan kikir. Bakhil adalah menahan sesuatu yg wajib sedangkan kikir yaitu menahan sesuatu yg wajib dan tamak atau rakus terhadap apa yg menjadi milik orang lain. Jadi, kikir lebih buruk daripada bakhil.
.
Bakhil atau pelit sebagai sifat tercela yg ditimbulkan dari rasa egois yg tinggi. Orang ini mempunyai hati yg keras, dan tidak mempunyai rasa belas kasihan juga tidak berperikemanusiaan. Penyakit ini dapat menumbuhkan rasa dengki dan iri hati dalam jiwa orang2 fakir miskin terhadap orang kaya yg bakhil. Akibatnya, orang miskin itu akan mencari kesempatan untuk melampiaskan rasa dengkinya terhadap orang kaya yg bakhil dan mencari jalan untuk menghancurkan harta kekayaan mereka.
.
Dalam Islam harta yg berada dalam pangkuan manusia adalah milik Allah subhanahu wa ta'ala yg dianugerahkan olehNya kepada mereka. Harta adalah titipan agar dibelanjakan untuk kepentingan pribadi sesuai kebutuhan dan untuk orang2 yg berhak menerimanya.
.
Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala:
"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan bumi. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (Q.S Ali Imran[3]:180)
.
Disini kita dilarang bakhil dalam hal harta. Jangalah bersikap bahkhil maupun kikir. Sedekah itu tidak menunggu kaya. Infaqkanlah sebagian hartamu dan janganlah ditumpuk.
“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan
menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.” [HR. Bukhari dan Muslim]
.
Selain harta, sama halnya jangan sampai kita bakhil dalam hal ilmu pengetahuan. Sebab dalam realitas hidup, manusia memiliki kemampuan otak yg tidak sama. Oleh karena itu alangkah lebih baik jika kita berbuat baik dengan cara mau berbagi yg mana kebaikan itu untuk kepentingan diri kita sendiri. Sebagaimana sikap bakhil justru akan mencelakakan diri sendiri.
.
Untuk menghindari sikap bakhil hendaknya kita mengetahui kejelekan2 yg akan ditimbulkan dari sikap tersebut diantaranya:
1. Sulit mendapatkan kebahagiaan dalam seluruh aspek hidup;
2. Akan merasakan kehinaan di hadapan orang lain, seolah2 harta yg menentukan harga dirinya;
3.Tersiksa jiwa, karena selalu memikirkan bagaimana cara agar hartanya bertambah;
4. Harta yg ada menjadi tidak bermanfaat karena hanya ditumpuk;
5. Pada hari kiamat, harta yg ditumpuk akan dikalungkan di lehernya sebagai balasan atas kebakhilannya;
6. Harta yg ditumpuk sama sekali tidak bermanfaat di hadapan Allah, melainkan hanyalah mendatangkan kerugian baginya.


BAB IV
PENUTUP

     A. SIMPULAN
Perilaku tercela bisa terdapat pada diri siapapun sehingga sangat dibutuhkan iman dan taqwa yang kuat untuk bisa menghindarinya

B.   SARAN
1.      Sebaiknya jangan selalu mengikuti peradaban modern sekarang yang akan membuatmu lebih cenderung kepada trend didunia daripada mengikuti perintah-Nya
2.      Tingkatkan keimanan kepada-Nya sehingga syetan sulit untuk membisikkan sesuatu yang negative pada dirimu
3.      Sering-seringlah berbuat amal kebaikan disamping menambah pahala juga untuk mendapat RidhaNya

4.      Bersosialisasilah dengan baik dengan tetangga, kerabat, keluarga, teman serta orang-orang yang ada disekitarmu aga terhindar dari fitnah dan gibah.

Belum ada Komentar untuk "MAKALAH AQIDAH AKHLAK KELAS 11 : MENGHINDARI AKHLAK TERCELA BAGIAN 2 : ISRAF, TABDZIR, BAKHIL"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel