MALAM LAILATUL QADR

Malam-malam bertanggal ganjil dalam hitungan bulan Ramadan seperti malam 21 hingga 29 dianggap merupakan malam-malam dimana Allah memberikan karunianya bagi mereka yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar, yang berkah dan pahalanya senilai dengan 1000 bulan (83 tahun tambah 4 bulan)


Datangnya Lailatul Qadar sesuai dengan Hadits dari Aisyah yang mengatakan " Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)
Hal lain disebut malam ketetapan dalam Bahasa Arab Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar ( لَيْلَةِالْقَدْرِ ) adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur'an. Seperti dijelaskan dalam Surat ke 97,Surat Al-Qadar, ayat 1 hingga 5.
1.Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. 2.Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 3.Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 4.Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.5.Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Menurut Quraish Shihab, kata Qadar (قﺩﺭ) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur'an dapat memiliki tiga arti yakni :
  1. Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surat Ad-Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami
  2. Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai pada surat Al-An'am (6) ayat 91 yang berbicara tentang kaum musyrik: Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat
  3. Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai pada surat Ar-Ra'd ayat 26: Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)
Banyak keterangan menyangkut malam yang penuh berkah ini yang kalau dikaji secara ilmu pengetahuan ternyata "ada bukti fisik dan empiriknya". Terlepas apakah bukti itu otentik ada atau masih kabur, bagi yang mengimani Islam sebagai agama tidaklah perlu ragu untuk mempercayainya seperti hal-hal yang dianggap gaib dan akhirnya terbukti secara ilmu pengetahuan seperti peristiwa Isra Mi'raj.
Menurut Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Qur'an dan Sunnah di Mesir, Dr.Abdul Basith As-Sayyid, mengatakan sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qadar adalah “baljah” (tingkat suhunya sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke (atmosfer) bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa radiasi cahaya.”
Sayyid menegaskan telah terbukti secara ilmiah bahwa setiap hari (hari-hari biasa) ada 10 bintang dan 20 ribu meteor yang jatuh ke atmosfer bumi, kecuali malam Lailatul Qadar dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun. Hal ini sudah pernah ditemukan Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) 10 tahun lalu. Namun NASA enggan mempublikasikannya (tidak jelas mengapa NASA tidak mau mempublikasikannya).Statemen ini mengutip ucapan seorang pakar di NASA bernama Carner, seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir.
Ini bukan pertama kalinya, NASA mendapatkan kritikan dari pakar Islam. Pakar geologi Islam Zaglol Najjar pernah menegaskan, NASA pernah memindahkan satu halaman di situs resminya yang pernah dipublikasikan selama 21 hari. Halaman itu tentang hasil ilmiah yakni cahaya aneh yang tidak terbatas dari Ka’bah di Baitullah ke Baitul Makmur di langit. Sayyid menegaskan, “jendela” yang berada di langit itu mirip yang disebutkan dalam Al-Quran, Surat Al Hijr ayat 14 dan 15 :
Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya. tentulah mereka berkata: “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir”. 

Belum ada Komentar untuk "MALAM LAILATUL QADR"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel