MAKALAH BAHASA INDONESIA PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA MASA KINI
Sabtu, November 10, 2018
Tambah Komentar
MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA MASA KINI
DOSEN PENDAMPING : Dwi Masdi Widada, SS., M. Pd
Kelompok 4
Khofifah Evaralda A 18170007
Diah Mahardika 18170009
Aninda Husna Mufida 18170011
Erna Wati 18170041
Nadhifatul Islamiyah 18170043
Bella Selvia Febrianti 18170053
Lafidatun
Nasuha Aprilia 18170067
Shabrina Ratu Alam S 18170083
FAKULTAS ILMU TARBIYYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
Tahun Akademik
2018/2019
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan merupakan kata yang sering
kita dengar. Perkembangan terjadi pada setiap makhluk hidup yang merupakan
ciri-ciri makhluk hidup. Tetapi berkembang tidak akan ada tanpa pertumbuhan
terlebih dahulu. Begitu juga dengan bahasa, terutama bahasa Indonesia, tidak
akan ada perkembangan bahasa Indonesia tanpa adanya asal dari bahasa Indonesia.
Lalu, apakah Anda mengetahui dari manakah bahasa Indonesia berasal? Apakah
bahasa Indonesia sudah ada dari nenek moyang kita? Kapan bahasa Indonesia dipergunakan
sebagai sarana komunikasi ?
Di masa modern ini
kedudukan bahasa indonesia semakin terkikis. Mengapa demikian? karena dapat
kita lihat bagaimana penggunaan bahasa oleh muda-mudi saat ini, sering kita
dengar orang berdalih bahwa berbahasa itu yang terpenting adalah lawan
berbicara dapat memahami informasi yang kita sampaikan, bukan
hanya remaja, namun melibatkan peran anak-anak dan para orang tua kini
menggunakan bahasa tersebut dan
tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang diatur
dalam kamus besar bahasa Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan terbentuknya bahasa
Indonesia?
2. Apa peristiwa-peristiwa yang menyangkut
perkembangan bahasa Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan bahasa Indonesia
pada zaman sekarang atau pada zaman modern?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
memberikan informasi tentang sejarah perkembangan terbentuknya bahasa
Indonesia.
2. Untuk
mengetahui peristiwa-peristiwa yang menyangkut perkembangan bahasa Indonesia.
3. Untuk
mengetahui perkembangan bahasa Indonesia pada zaman sekarang atau pada zaman
modern.
BAB II
ISI
2.1. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu termasuk rumpun bahasa Austronesia yang telah digunakan sebagai lingua franca di Nusantara sejak abad-abad
awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa
sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah
dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah
menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para
penggunanya. (Alek A. & H. Achmad H.P. bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. 2010. Hal. 8) Kesepakatan menerima bahasa Melayu
(bahasa Indonesia) menjadi bahasa nasional secara resmi (de yure)
tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Dalam pasal itu
selengkapnya berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”. Sungguhpun
bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa nasional, pemerintah tetap memelihara
keberadaan bahasa-bahasa daerah sebagai bagian kekayaan budaya nasional. Konsekuensi dari ketetapan
itu, kedudukan bahasa Indonesia baik sebagai bahasa nasional maupun bahasa
negara, pelestarian, pembinaan dan pengembangannya menjadi kewajiban bagi
setiap warga negara yang merasa dirinya sebagai bangsa Indonesia. Tidak hanya
itu, pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus dilaksanakan dengan
mewajibkan penggunaannya secara baik dan benar. Untuk
mengakomodasi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, khususnya
sebagai bahasa resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi modern, pemerintah telah berupaya mengembangkan melalui
lembaga-lembaga pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan
tinggi.[1] Perkembangan bahasa Melayu di
wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan
persatuan bangsa Indonesia. Komunikas antara perkumpulan yang bangkit pada masa
itu menggunakan bahasa Melayu. Pemuda Indonesia yang bergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).[2]
2.2. Peristiwa-Peristiwa
yang Menyangkut Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi
bahasa Melayu oleh Van Ophuysen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2. Pada
tahun 1908 pemerintah Commissie voor deVolkslectuur ( Taman Bacaan Rakyat),
yang kemudian pada tahun 1917diubah menjadi Balai Pustaka. Balai Pustaka
menerbitkan buku-buku novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku
penuntunan bercocok tanam, penuntunan pemeliharaan kesehatan, yang tidak
sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Kehadiran dua novel itu di masa kini, di toko buku menjadi bukti bahwa bahasa
Indonesia sudah ada dan dipakai sebelum tahun 1928.
3. Pada
tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam
perkembangan bahasa Indonesia, karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para
pemuda pilihan mulai merancang tonggak yang kokoh untuk perjalanan bahasa
Indonesia atau hari yang merupakan tolak ukur dari perkembangan bahasa
Indonesia.
4. Pada
tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan
dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan
kawan-kawan.
5. Pada
tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Yang
menghasilkan putusan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah
dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan kita saat itu.
6. Pada
tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah
satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
7. Pada
tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti Ejaan Van Ophuysen yang berlaku sebelumnya.
8. Kongres
Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1954
memutuskan bahwa bangsa Indonesia bertekad untuk terus-menerus menyempurnakan
bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan ditetapkan sebagai
bahasa negara.
9. Pada
tanggal 16 Agustus 1972. Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di
depan sidang DPR yang dikuatkan dengan Keputusan Presiden No.57 tahun 1972.
10. Pada
tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.
11. Tanggal
28 Oktober sampai 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III
di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang
ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa
Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia.
12. Tanggal
21 sampai 26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di
Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah
Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yang mewajibkan kepada semua warga
negaraIndonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat
tercapai semaksimal mungkin.
13. Tanggal
28 Oktober sampai 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di
Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia
dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari Negara sahabat seperti Brunei
Darussalam , Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres
itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar
Bahasa Indonesia danTata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
14. Tanggal
28 Oktober sampai 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI
di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta
tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong,
India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan
statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang
Bahasa Indonesia.
15. Tanggal
26 sampai 30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel
Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan
Bahasa.[3]
16. Kongres
Bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di Jakarta pada 14 – 17 Oktober 2003.
17. Kongres
IX Bahasa Indonesia. Kongres ini akan membahas tiga persoalan utama: 1) bahsa
Indonesia; 2) bahasa daerah: dan 3) penggunaan bahasa asing. Tempat kongres di
Jakarta, pada 28 Oktober – 1 November 2008 di Hotel Bumi Karsa, Kompleks
Bidakara, Jalan M.T. Haryono, Jakarta Selatan. Secara umum, Kongres IX Bahsa
Indonesia ini bertujuan meningkatkan peran bahasa dan sastra Indonesia dalam
mewujudkan insan Indonesia cerdas kompetitif menuju Indonesia yang bermartabat,
berkepribadian, dan berperadaban unggul.[4]
2.3. Perkembangan
Bahasa Indonesia Pada Zaman Sekarang atau Pada Zaman Modern
Banyak orang tidak terlalu memperhatikan
bahasa, karena bahasa itu sendiri memang telah melekat pada diri kita sejak
kita lahir, sama halnya ketika kita tidak memperhatikan saat kita bernafas.
“Para linguis struktural menganggap bahwa bahasa sebagai sekedar bunyi yang
bersistem.Tapi kini orang memandang bahwa bahasa itu bukan sekedar bunyi,
melainkan sebagai fungsinya
yaitu alat komunikasi” (Sumarsono,2011:18).
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara kita, peranan dari bahasa indonesia itu sendiri bersumber dari ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang berbunyi “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan,bahasa Indonesia.” Dan pada undang-undang dasar 1945 tercantum pasal yang menyatakan bahwa “bahasa negara adalah bahasa indonesia”(Alwi,H dkk,2003:1. Tetapi sayangnya bahasa Indonesia sekarang mulai menyimpang dari tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena telah terkontaminasi oleh bahasa asing, sehingga terbentuk suatu bahasa baru, biasanya dalam kalangan anak muda disebut sebagai bahasa “gaul” ,bahasa ini mulai dikenal dan digunakan sekitar tahun 1970. Awalnya bahasa ini dikenal sebagai “bahasanya anak jalanan / bahasa preman” karena biasanya digunakan oleh para Prokem (sebutan untuk para preman) sebagai kata sandi yang hanya dimengerti oleh kelompok smereka sendiri. Belakangan bahasa ini menjadi populer dan banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari..Memang “masa remaja ditinjau dari perkembangannya merupakan masa kehidupan manusia yang paling menarik dan mengesankan. Ciri ini tercermin dari bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif membuat mereka menciptakan bahasa rahasia yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka saja”( Sumarsono,2011:150). Seperti contohnya adalah ayah dan ibu yang mereka sebut dengan “BONYOK” yang merupakan singkatan dari “Bokap dan Nyokap”. Yang sebenarnya bahasa tersebut berasal dari kalangan pencopet, bandit dan sejenisnya. Selain bahasa gaul, muncul juga bahasa SMS (Short Message Service), sesuai dengan artinya maka penulisannya pun akan disingkat, contohnya adalah ia (iya), OTW (On The Way) dan masih banyak yang lainnya. Atau bahasa alay (anak layangan) yang bisa diartikan dengan “anak kampung”. Contohnya adalah “cemunguth (semangat), mu’uph (maaf)”, tetapi meskipun mereka menyebutnya kampungan, mulai dari kalangan anak-anak,remaja, dewasa bahkan ada juga orang tua yang menggunakannya. Tumbuh persepsi pada diri mereka bahwa jika tidak menggunakan bahasa tersebut merupakan orang yang “norak” atau ketinggalan jaman. Memang perkembangan bahasa Indonesia sulit untuk dicegah karena memang bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah untuk berkembang. Dan sebenarnya bahasa gaul juga merupakan efek dari perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri. Sesuai dengan pendapat Abdul dan Leonie (2004:11) ” Terjadinya perubahan bahasa tidak dapat diamati, sebab perubahan itu sudah menjadi sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam masa yang relatif lama”. Seperti halnya kita tidak dapat melihat adanya perbedaan bahasa sebelum diselenggarakannya ikrar Sumpah Pemuda dengan sehari setelah terjadinya kongres, Perubahan itu baru bisa dilihat jauh setelah terjadinya kongres tersebut.[5]
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting di negara kita, peranan dari bahasa indonesia itu sendiri bersumber dari ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang berbunyi “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan,bahasa Indonesia.” Dan pada undang-undang dasar 1945 tercantum pasal yang menyatakan bahwa “bahasa negara adalah bahasa indonesia”(Alwi,H dkk,2003:1. Tetapi sayangnya bahasa Indonesia sekarang mulai menyimpang dari tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena telah terkontaminasi oleh bahasa asing, sehingga terbentuk suatu bahasa baru, biasanya dalam kalangan anak muda disebut sebagai bahasa “gaul” ,bahasa ini mulai dikenal dan digunakan sekitar tahun 1970. Awalnya bahasa ini dikenal sebagai “bahasanya anak jalanan / bahasa preman” karena biasanya digunakan oleh para Prokem (sebutan untuk para preman) sebagai kata sandi yang hanya dimengerti oleh kelompok smereka sendiri. Belakangan bahasa ini menjadi populer dan banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari..Memang “masa remaja ditinjau dari perkembangannya merupakan masa kehidupan manusia yang paling menarik dan mengesankan. Ciri ini tercermin dari bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif membuat mereka menciptakan bahasa rahasia yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka saja”( Sumarsono,2011:150). Seperti contohnya adalah ayah dan ibu yang mereka sebut dengan “BONYOK” yang merupakan singkatan dari “Bokap dan Nyokap”. Yang sebenarnya bahasa tersebut berasal dari kalangan pencopet, bandit dan sejenisnya. Selain bahasa gaul, muncul juga bahasa SMS (Short Message Service), sesuai dengan artinya maka penulisannya pun akan disingkat, contohnya adalah ia (iya), OTW (On The Way) dan masih banyak yang lainnya. Atau bahasa alay (anak layangan) yang bisa diartikan dengan “anak kampung”. Contohnya adalah “cemunguth (semangat), mu’uph (maaf)”, tetapi meskipun mereka menyebutnya kampungan, mulai dari kalangan anak-anak,remaja, dewasa bahkan ada juga orang tua yang menggunakannya. Tumbuh persepsi pada diri mereka bahwa jika tidak menggunakan bahasa tersebut merupakan orang yang “norak” atau ketinggalan jaman. Memang perkembangan bahasa Indonesia sulit untuk dicegah karena memang bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah untuk berkembang. Dan sebenarnya bahasa gaul juga merupakan efek dari perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri. Sesuai dengan pendapat Abdul dan Leonie (2004:11) ” Terjadinya perubahan bahasa tidak dapat diamati, sebab perubahan itu sudah menjadi sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam masa yang relatif lama”. Seperti halnya kita tidak dapat melihat adanya perbedaan bahasa sebelum diselenggarakannya ikrar Sumpah Pemuda dengan sehari setelah terjadinya kongres, Perubahan itu baru bisa dilihat jauh setelah terjadinya kongres tersebut.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas bahasa Indonesia berasal dari bahasa Austronesia yang memiliki
subkelompok bahasa yang salah satunya bahasa Melayu-Polinesia yang merupakan
cikal bakal bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan sumber dari bahasa
Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928 resmilah bahasa Melayu diangkat menjadi
bahasa Indonesia, tetapi penggunaan secara resmi setelah tanggal 18 Agustus1945
ketika konstitusi Indonesia diresmikan, yaitu UUD 1945. Bahasa Melayu diangkat
menjadi bahasa Indonesia karena bahasa Melayu merupakan bahasa perantara
(lingua franca) dan mudah dipelajari karena sistem bahasanya yang sederhana.
Era
modern membuat bahasa Indonesia terkontaminasi dengan bahasa asing sehingga
menciptakan suatu tatanan bahasa di kalangan anak muda yang umum disebut
sebagai bahasa ‘gaul’. Dimana penempatan bahasa ini cukup populer dan menjadi
bagian dari keseharian . Bukan hanya remaja , namun melibatkan peran anak-anak
dan para orang tua kini menggunakan bahasa tersebut. Ini adalah suatu contoh
perkembangan bahasa seperti yang dikatakan oleh Abdul dan Leonie (2004:11) bahwa
terjadinya perubahan bahasa tidak dapat diamati, sebab perubahan itu sudah
menjadi sifat hakiki bahasa , berlangsung dalam masa yang relatif lama.
Misalnya : loe (Kamu), gue ( aku), Cemungut (Semangat) dll. bahasa di zaman
modern ini merupakan wadah aspirasi sosial kegiatan masyarakat. Bahasa
bisa dianggap sebagai cerminan zamannya. Artinya, bahasa itu dalam suatu masa
tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam masyarakat . Oleh karena itu jika kita
tidak ingin kehilangan identitas dan jati diri bangsa kita, hendaknya kita
mulai menjaganya dari sekarang, tentunya dengan menggunakan kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar yang telah ditetapkan .
DAFTAR
PUSTAKA
A,
Alek & H.P., Achmad. Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
[1] (http://remuszs-inspiring.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia-pada-masa_19.html.
09/04/2018. 23:15 WIB)
[3] (http://remuszs-inspiring.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia-pada-masa_19.html.
09/04/2018. 23:15 WIB)
[5] (http://abdulrochmancr7.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia-pada-masa.html . 04/09/2018. 11:40 WIB)
Belum ada Komentar untuk "MAKALAH BAHASA INDONESIA PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA MASA KINI"
Posting Komentar
Tinggalkan komentar terbaik Anda...