MAKALAH BAHASA INDONESIA PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA MASA KINI


MAKALAH
BAHASA INDONESIA
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA MASA KINI
DOSEN PENDAMPING : Dwi Masdi Widada, SS., M. Pd
Kelompok 4
Khofifah Evaralda A               18170007
Diah Mahardika                      18170009
Aninda Husna Mufida            18170011
Erna Wati                                18170041
Nadhifatul Islamiyah              18170043
Bella Selvia Febrianti             18170053
 Lafidatun Nasuha Aprilia       18170067
Shabrina Ratu Alam S            18170083


FAKULTAS ILMU TARBIYYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
Tahun Akademik 2018/2019

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan merupakan kata yang sering kita dengar. Perkembangan terjadi pada setiap makhluk hidup yang merupakan ciri-ciri makhluk hidup. Tetapi berkembang tidak akan ada tanpa pertumbuhan terlebih dahulu. Begitu juga dengan bahasa, terutama bahasa Indonesia, tidak akan ada perkembangan bahasa Indonesia tanpa adanya asal dari bahasa Indonesia. Lalu, apakah Anda mengetahui dari manakah bahasa Indonesia berasal? Apakah bahasa Indonesia sudah ada dari nenek moyang kita? Kapan bahasa Indonesia dipergunakan sebagai sarana komunikasi ?
Di masa modern ini kedudukan bahasa indonesia semakin terkikis. Mengapa demikian? karena dapat kita lihat bagaimana penggunaan bahasa oleh muda-mudi saat ini, sering kita dengar orang berdalih bahwa berbahasa itu yang terpenting adalah lawan berbicara dapat memahami informasi yang kita sampaikan, bukan hanya remaja, namun melibatkan peran anak-anak dan para orang tua kini menggunakan bahasa tersebut dan tidak harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagaimana yang diatur dalam kamus besar bahasa Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah perkembangan terbentuknya bahasa Indonesia?
2.      Apa peristiwa-peristiwa yang menyangkut perkembangan bahasa Indonesia?
3.      Bagaimana perkembangan bahasa Indonesia pada zaman sekarang atau pada zaman modern?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk memberikan informasi tentang sejarah perkembangan terbentuknya bahasa Indonesia.
2.       Untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang menyangkut perkembangan bahasa Indonesia.
3.      Untuk mengetahui perkembangan bahasa Indonesia pada zaman sekarang atau pada zaman modern.

BAB II
ISI
2.1. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
            Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu termasuk rumpun bahasa Austronesia yang telah digunakan sebagai lingua franca di Nusantara sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu pasar.  Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya. (Alek A. & H. Achmad H.P. bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. 2010. Hal. 8)                                                                      Kesepakatan menerima bahasa Melayu (bahasa Indonesia) menjadi bahasa nasional secara resmi (de yure) tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Dalam pasal itu selengkapnya berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”. Sungguhpun bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa nasional, pemerintah tetap memelihara keberadaan bahasa-bahasa daerah sebagai bagian kekayaan budaya nasional.                      Konsekuensi dari ketetapan itu, kedudukan bahasa Indonesia baik sebagai bahasa nasional maupun bahasa negara, pelestarian, pembinaan dan pengembangannya menjadi kewajiban bagi setiap warga negara yang merasa dirinya sebagai bangsa Indonesia. Tidak hanya itu, pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus dilaksanakan dengan mewajibkan penggunaannya secara baik dan benar.                                                             Untuk mengakomodasi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, khususnya sebagai bahasa resmi di dalam kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern, pemerintah telah berupaya mengembangkan melalui lembaga-lembaga pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.[1]                   Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikas antara perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Pemuda Indonesia yang bergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).[2]
2.2. Peristiwa-Peristiwa yang Menyangkut Perkembangan Bahasa Indonesia
1.       Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuysen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2.      Pada tahun 1908 pemerintah Commissie voor deVolkslectuur ( Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917diubah menjadi Balai Pustaka. Balai Pustaka menerbitkan buku-buku novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntunan bercocok tanam, penuntunan pemeliharaan kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas. Kehadiran dua novel itu di masa kini, di toko buku menjadi bukti bahwa bahasa Indonesia sudah ada dan dipakai sebelum tahun 1928.
3.      Pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia, karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para pemuda pilihan mulai merancang tonggak yang kokoh untuk  perjalanan bahasa Indonesia atau hari yang merupakan tolak ukur dari perkembangan bahasa Indonesia.
4.      Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan kawan-kawan.
5.      Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Yang menghasilkan putusan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan kita saat itu.
6.      Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
7.      Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan Van Ophuysen yang berlaku sebelumnya.
8.      Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1954 memutuskan bahwa bangsa Indonesia bertekad untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
9.      Pada tanggal 16 Agustus 1972. Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan dengan Keputusan Presiden No.57 tahun 1972.
10.  Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Indonesia.
11.  Tanggal 28 Oktober sampai 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
12.  Tanggal 21 sampai 26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara yang mewajibkan kepada semua warga negaraIndonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
13.  Tanggal 28 Oktober sampai 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari Negara sahabat seperti Brunei Darussalam , Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman,  dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia danTata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
14.  Tanggal 28 Oktober sampai 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
15.  Tanggal 26 sampai 30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.[3]
16.  Kongres Bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di Jakarta pada 14 – 17 Oktober 2003.
17. Kongres IX Bahasa Indonesia. Kongres ini akan membahas tiga persoalan utama: 1) bahsa Indonesia; 2) bahasa daerah: dan 3) penggunaan bahasa asing. Tempat kongres di Jakarta, pada 28 Oktober – 1 November 2008 di Hotel Bumi Karsa, Kompleks Bidakara, Jalan M.T. Haryono, Jakarta Selatan. Secara umum, Kongres IX Bahsa Indonesia ini bertujuan meningkatkan peran bahasa dan sastra Indonesia dalam mewujudkan insan Indonesia cerdas kompetitif menuju Indonesia yang bermartabat, berkepribadian, dan berperadaban unggul.[4] 
2.3. Perkembangan Bahasa Indonesia Pada Zaman Sekarang atau Pada Zaman Modern
Banyak orang tidak terlalu memperhatikan bahasa, karena bahasa itu sendiri memang telah melekat pada diri kita sejak kita lahir, sama halnya ketika kita tidak memperhatikan saat kita bernafas. “Para linguis struktural menganggap bahwa bahasa sebagai sekedar bunyi yang bersistem.Tapi kini orang memandang bahwa bahasa itu bukan sekedar bunyi, melainkan sebagai fungsinya yaitu alat komunikasi” (Sumarsono,2011:18).
Bahasa Indonesia adalah  bahasa yang terpenting di negara kita, peranan dari bahasa indonesia itu sendiri bersumber dari ikrar  Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang berbunyi “Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan,bahasa Indonesia.” Dan pada undang-undang dasar 1945 tercantum pasal yang menyatakan bahwa “bahasa negara adalah bahasa indonesia”(Alwi,H dkk,2003:1.                                   Tetapi sayangnya bahasa Indonesia sekarang mulai menyimpang  dari tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena telah terkontaminasi oleh bahasa asing, sehingga terbentuk suatu bahasa baru, biasanya dalam kalangan anak muda disebut sebagai bahasa “gaul” ,bahasa ini mulai dikenal dan digunakan sekitar tahun 1970.
             Awalnya bahasa ini dikenal sebagai “bahasanya anak jalanan / bahasa preman” karena biasanya digunakan oleh para Prokem (sebutan untuk para preman) sebagai kata sandi yang hanya dimengerti oleh kelompok smereka sendiri. Belakangan bahasa ini menjadi populer dan banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari..Memang “masa remaja ditinjau dari perkembangannya merupakan masa kehidupan manusia yang paling menarik dan mengesankan.                                                                                                              Ciri ini tercermin dari bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif membuat mereka menciptakan bahasa rahasia yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka saja”( Sumarsono,2011:150). Seperti contohnya adalah ayah dan ibu yang mereka sebut dengan “BONYOK” yang merupakan singkatan dari “Bokap dan Nyokap”. Yang sebenarnya bahasa tersebut berasal dari kalangan pencopet, bandit dan sejenisnya. Selain bahasa gaul, muncul juga bahasa SMS (Short Message Service), sesuai dengan artinya maka penulisannya pun akan disingkat, contohnya adalah ia (iya), OTW (On The Way) dan masih banyak yang lainnya.     Atau bahasa alay (anak layangan) yang bisa diartikan dengan “anak kampung”. Contohnya adalah “cemunguth (semangat), mu’uph (maaf)”,  tetapi meskipun mereka menyebutnya kampungan, mulai dari kalangan anak-anak,remaja, dewasa bahkan ada juga orang tua yang menggunakannya. Tumbuh persepsi pada diri mereka bahwa jika tidak menggunakan bahasa tersebut merupakan orang yang “norak” atau ketinggalan jaman.                                                                                                       Memang perkembangan bahasa Indonesia sulit untuk dicegah karena memang bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah untuk berkembang. Dan sebenarnya bahasa gaul juga merupakan efek dari perkembangan Bahasa Indonesia itu sendiri. Sesuai dengan pendapat Abdul dan Leonie (2004:11) ” Terjadinya perubahan bahasa tidak dapat diamati, sebab perubahan itu sudah menjadi sifat hakiki bahasa, berlangsung dalam masa yang relatif lama”. Seperti halnya kita tidak dapat melihat adanya perbedaan bahasa sebelum diselenggarakannya ikrar Sumpah Pemuda dengan sehari setelah terjadinya kongres, Perubahan itu baru bisa dilihat jauh setelah terjadinya kongres tersebut.[5]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas bahasa Indonesia berasal dari bahasa Austronesia yang memiliki subkelompok bahasa yang salah satunya bahasa Melayu-Polinesia yang merupakan cikal bakal bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan sumber dari bahasa Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928 resmilah bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, tetapi penggunaan secara resmi setelah tanggal 18 Agustus1945 ketika konstitusi Indonesia diresmikan, yaitu UUD 1945. Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia karena bahasa Melayu merupakan bahasa perantara (lingua franca) dan mudah dipelajari karena sistem bahasanya yang sederhana.
Era modern membuat bahasa Indonesia terkontaminasi dengan bahasa asing sehingga menciptakan suatu tatanan bahasa di kalangan anak muda yang umum disebut sebagai bahasa ‘gaul’. Dimana penempatan bahasa ini cukup populer dan menjadi bagian dari keseharian . Bukan hanya remaja , namun melibatkan peran anak-anak dan para orang tua kini menggunakan bahasa tersebut. Ini adalah suatu contoh perkembangan bahasa seperti yang dikatakan oleh Abdul dan Leonie (2004:11) bahwa terjadinya perubahan bahasa tidak dapat diamati, sebab perubahan itu sudah menjadi sifat hakiki bahasa , berlangsung dalam masa yang relatif lama. Misalnya : loe (Kamu), gue ( aku), Cemungut (Semangat) dll. bahasa di zaman modern ini merupakan wadah aspirasi sosial kegiatan masyarakat.                    Bahasa bisa dianggap sebagai cerminan zamannya. Artinya, bahasa itu dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam masyarakat . Oleh karena itu jika kita tidak ingin kehilangan identitas dan jati diri bangsa kita, hendaknya kita mulai menjaganya dari sekarang, tentunya dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar yang telah ditetapkan . 






DAFTAR PUSTAKA
A, Alek & H.P., Achmad. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.




[2] (Alek A. & H. achmad H.P. bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. 2010. Hal. 12)

[4] (Alek A. & H. achmad H.P. bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. 2010. Hal. 16)


Belum ada Komentar untuk "MAKALAH BAHASA INDONESIA PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA MASA KINI"

Posting Komentar

Tinggalkan komentar terbaik Anda...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel